Happy reading!
"Jika kehadiranku hanya bisa mengganggumu saja, lebih baik aku pergi"
Jangan lupa vote dan komen ya!
Gerhana mengantar Alana pulang setelah ia selesai makan, sekarang mereka berada di halaman rumah Alana.
Alana sedari tadi hanya diam, ia bingung dengan lelaki dihadapannya ini. Galaksi melupakan alamat rumah nya, Galaksi juga melupakan tanggal jadian mereka. Sebenarnya dia ini siapa?
"Makasi Galak, mau masuk dulu nggak?" Tanya Alana kepada Gerhana yang sedari tadi menatap Alana.
"Nggak usah, gue langsung balik aja." Gerhana hendak menghidupkan motor nya tetapi ditahan oleh Alana.
"Ada yang mau aku tanyain, kita duduk disitu dulu ya." Alana mengajak Gerhana untuk duduk di halaman rumah nya, di bawah pohon.
Gerhana langsung turun dari motor, tanpa menjawab pertanyaan dari Alana. Jujur ia masih ingin berlama-lama dengan gadis ini, tetapi rasa gengsi mengalahkan semua nya.
Gerhana ingin berlama-lama dengan Alana? Gerhana merasa nyaman? Ntah lah hanya Gerhana yang tau.
Alana langsung menyusul Gerhana, mereka duduk dikursi yang sudah disediakan disana. Sejuk itu yang Gerhana rasakan, mungkin karena dibawah pohon.
"Kamu masih inget nggak kalo ini tempat favorit kamu?" Tanya Alana, seketika Gerhana menoleh kan kepalanya ke Alana lalu menggeleng.
"Cuma nanya itu?" Tanya Gerhana, Alana menggeleng kencang.
"Aku mau nanya, kamu masih sayang aku?" Tanya Alana pelan, jujur ia takut ditambah malu.
Gerhana tersenyum geli, ia tidak tau harus menjawab seperti apa. Yang ia rasakan sekarang hanya satu nyaman. Entah karena Alana atau karena suasana dibawah pohon yang sejuk.
"Gue gatau," Gerhana hanya menjawab seadanya, karena ia juga bingung dengan perasaan nya sendiri. Baru beberapa hari mengenal Alana tetapi ia sudah dibuat bingung oleh perasaan nya kepada Alana.
Alana menghembuskan nafas nya kasar. "Gue gatau untuk hari ni, dan gue juga gatau kedepannya bakal gimana." Ucap Gerhana asal.
Alana yang mendengar itu langsung bingung, apa maksud Galaksi?
"Jadi selama ini kamu nggak pernah sayang sama aku?" Air mata Alana mulai mengalir, membuat Gerhana memaki diri nya sendiri. Sudah dua kali ia membuat Alana menangis.
"Bukan gitu, gue cuma gak paham situasi sekarang." Gerhana mengatakan itu secara spontan, ia juga bingung harus mengatakan apa.
Alana adalah pacar dari adiknya sendiri, dan mereka baru bertemu tidak mungkin Gerhana bisa jatuh cinta dalam waktu yang secepat ini. Jujur saja Gerhana lebih suka dengan perempuan yang dewasa bukan manja dan cengeng seperti Alana.
"Yaudah kamu pulang aja, aku mau istirahat." Usir Alana, ia langsung masuk kedalam rumah tanpa melihat Gerhana lagi.
"Lo bodoh banget Gerhana!" Ia langsung menuju ke motor nya dan meninggalkan halaman rumah Alana.
****
Setelah selesai mengganti baju nya, Alana langsung menuju ke tempat tidur nya. Ia lelah bingung dengan Galaksi.
Tiba-tiba satu notifikasi masuk, dengan cepat Alana mengambil ponsel nya ia mengira jika itu Galaksi, ternyata ia salah ini pesan dari Reza lelaki yang menyatakan cinta secara terang-terangan kepada nya dulu.
Reza mengajak Alana keluar malam ini, Alana hanya mengiyakan saja. Galaksi saja sekarang tidak peduli kepada Alana, jadi tidak ada alasan untuk Alana menolak.
Lagi pula Alana ingin melupakan masalahnya dengan Gerhana saat mereka duduk dibawah pohon tadi. Jadi ia melampiaskan dengan keluar bersama Reza.
Tidak terasa sekarang sudah pukul 07.00 malam, Alana sudah siap untuk pergi bersama Reza. Jika ditanya Alana gugup? Tentu saja tidak, ia hanya menganggap Reza teman nya saja tidak lebih.
Ia keluar dari kamar, saat Reza sudah berada di halaman rumah nya. Alana tidak pamit kepada kedua orang tua nya, karena mereka sedang tidak ada dirumah.
Saat sampai didepan, Alana melihat Reza dengan mobil yang berwarna putih. Reza tambah tampan, Alana tidak ada niatan untuk menduakan Galaksi ia hanya mau jujur jika Reza memang tampan.
"Hai!" Reza menyapa Alana yang dibalas oleh Alana. Lalu Reza membuka pintu mobil untuk Alana, ia jadi teringat Galaksi. Alana hanya rindu jadi semua nya ia sangkut pautkan oleh Galaksi.
Reza mengendarai mobil dengan kecepatan sedang, saat ini mereka akan menuju ke tempat buku karena Reza ingin mencari buku untuk tugas nya.
Sekarang mereka sudah berada di parkiran toko buku yang dituju, mereka masuk beriringan. Reza menuju ke rak buku tentang pelajaran, sedangkan Alana ia menuju ke rak dimana novel-novel berada.
"Kamu mau?" Tanya Reza menghampiri Alana. Alana meletakkan novel itu di tempat semula, "ah nggak, aku cuma liat aja." Jawab Alana, padahal ia sangat menginginkan novel itu.
Reza tau Alana, dia pasti mau tapi malu. Reza mengambil novel itu dan membawa nya ke kasir bersama dengan buku yang ia cari untuk tugas nya.
"Reza itu novel nya kenapa dibawa, aku gamau!" Ujar Alana.
Reza tertawa, "aku kenal kamu udah lama Al, kamu mau tapi malu."
Alana tersenyum malu, ternyata Reza masih ingat akan hal itu. Setelah membayar buku-buku itu, mereka berniat untuk mengisi perut karena itu ajakan dari Alana, ia suka makan.
Saat mereka keluar dari toko buku tersebut, Alana melihat seseorang yang siang tadi membuat mood nya hancur, siapa lagi jika bukan Gerhana.
Mata Gerhana dan Alana bertemu, mereka saling tatap. Tetapi Alana melihat sorot mata Gerhana menunjukkan bahwa ia sedang kecewa, Alana tidak tau apa yang membuat Gerhana menatap nya kecewa. Atau karena Alana keluar dengan Reza? Bukan nya lelaki itu tadi mengatakan jika ia tidak tau tentang perasaannya sekarang?
______
Selamat menunaikan ibadah puasa bagi temen-temen yang melaksanakannya, tetep semangat ya!
Dan jangan lupa untuk vote dan komen, makasi banyak
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA YANG BERBEDA
Teen FictionSEBELUM MEMBACA JANGAN LUPA FOLLOW DULU YA Kehadirannya membuat seseorang lupa akan buruknya masa lalu, tetapi pergi nya membuat luka itu kembali berbekas. Lalu hadir kembali dengan versi yang berbeda, membuat luka yang lebih besar lagi. dan ternyat...