Happy reading!!
"Aku hanya cemburu, karena tidak tau apa yang kamu lakukan dibelakang ku"
Jangan lupa vote dan komen ya!!
Helena dan Dinda sekarang sedang berada di salah satu tempat makan yang tidak jauh dari kampus. Mereka sudah mengajak Alana, tetapi Alana menolak.
Mereka sekarang sedang menikmati makanan nya, Dinda menoleh ke sebelah kiri ia mendengar suara lelaki yang tidak asing ditelinga nya.
"Galaksi!" Ujar Dinda pelan, sehingga Helena juga tidak dapat mendengar. Dinda menepuk tangan Helena kencang.
"Anjir lo ngapain sih mukul tangan gue!" Kesal Helena kepada Dinda, tetapi Dinda hanya fokus kepada satu titik. Helena pun mengikuti arah padangan Dinda, "What? Galaksi!"
Mereka melihat Galaksi yang sedang memarahi seorang perempuan dengan pakaian rapi seperti karyawan. Tetapi siapa perempuan itu? Mengapa Galaksi memarahi nya? Aneh sekali bukan.
Helena kembali melanjutkan makan nya, untuk apa juga melihat Galaksi memarahi perempuan itu, apa untung nya untuk Helena? Galaksi sekarang dengan yang dulu memang berbeda, Galaksi sekarang suka marah-marah dan ketus.
"Udah mending lo makan, biasa aja kali!" Ujar Helena kepada Dinda.
"Biasa gimana, dia udah punya karyawan?" Tanya Dinda polos.
"Lo bego apa gimana sih, lo lupa kalo Galaksi itu anak orang kaya?" Helena mengingatkan Dinda. Mungkin Dinda lupa akan hal itu.
Dinda mengetuk kepala nya sendiri, "bego!"
****
Alana mencari keberadaan Galaksi, tetapi Alana tidak menemukannya. Ia sudah mencari di kantin, toilet pria, hingga perpustakaan tempat favorit Gerhana. Tetapi tidak ada, kemana lelaki itu.
Alana hanya ingin memberi makanan ini kepada lelaki itu, karena sebulan terakhir lelaki itu sering melupakan makan siang nya. Jadi sebagai pacar yang baik Alana selalu mengingatkan atau bahkan membeli Galaksi makanan.
Sebelum-sebelum nya Galaksi tidak pernah seperti ini, tetapi Alana harus mengerti jika Galaksi yang sekarang bukan Galaksi yang dulu. Mereka berbeda sifat tetapi berwajah sama.
"Alana!" Panggil Dinda kencang, membuat Alana terkejut. Alana mengusap dada nya sabar, mempunyai teman seperti Dinda harus sabar. Belum lagi jika ia sudah berteriak, mengalahi suara clarinet Squidward.
"Bisa nggak sih, nggak usah teriak-teriak. Ini kampus buka hutan!" Bukan Alana yang menjawab tetapi Helena. Alana hanya tertawa melihat mereka berdua, hingga melupakan Galaksi.
"Buat Galaksi ya?" Tanya Dinda melihat satu kotak nasi yang dibawa oleh Alana. Helena dan Dinda sudah hafal, jika itu untuk Galaksi.
"Iya, tapi gue cariin dari tadi nggak nemu!" Adu Alana kesal.
Helena menatap Dinda seolah bertanya, apakah mereka harus memberi tahu Alana jika mereka melihat Galaksi tadi?
"Tadi kita liat Galaksi," ceplos Dinda, sengaja sih. Membuat Helena memutar bola matanya malas.
"Dimana?" Tanya Alana semangat.
Dinda menarik lengan Alana dan Helena untuk duduk dibawah pohon yang sudah disediakan kursi. "Tadi waktu kita lagi makan siang, tapi dia lagi marahin cewek Al." Dinda bercerita membuat Alana memikirkan, kenapa Galaksi memarahi cewek?
"Sekarang Galaksi nya mana?" Tanya Alana, Dinda dan Helena hanya menggeleng tidak tahu. Alana langsung berlari untuk mencari keberadaan Galaksi.
Alana kembali ke perpustakaan dan benar saja, di sana ada Galaksi yang sedang menatap ke arah laptop nya. Dari raut wajah nya keliatan jika Galaksi sedang menahan amarah, jadi Alana tidak boleh membuat mood Galaksi menjadi tambah buruk lagi.
"Hai Galak!" Sapa Alana dengan seimut mungkin. Gerhana melihat kearah Alana dengan tatapan tajam, seperti ingin menelan Alana hidup-hidup.
Alana tersenyum kaku, hendak meletakkan nasi diatas meja. "Ngapain?" Tanya Gerhana datar, membuat Alana mengambil kembali nasi tersebut.
"Aku mau ngasih kamu makan siang," ujar Alana pelan, jujur ia takut dengan tatapan Gerhana sekarang.
"Lain kali nggak usah lagi, gue bisa beli sendiri!" Ujar Gerhana ketus seraya mengambil nasi itu dari tangan Alana.
Alana tersenyum walaupun hati nya sakit, tanpa mengucapkan apa pun ia langsung meninggalkan Gerhana sendiri.
Gerhana melihat Alana pergi membuat nya memaki diri sendiri, ia sedang kesal karena bisnis nya menurun. Itu lah mengapa ia memarahi wanita yang dilihat oleh Helena dan Dinda tadi.
Gerhana segera menyusul Alana, ia mencari keberadaan Alana. Semua tempat sudah ia cari tetapi Alana tidak ada, hanya satu tempat yang belum ia cari, rooftop.
Saat Gerhana ke sana ternyata benar, Alana sedang duduk di sana dengan pandangan yang lurus kedepan. Gerhana menghampiri Alana, lalu duduk disebelah Alana.
"Maaf, gue nggak sengaja bilang kaya tadi." Gerhana berbicara selembut mungkin.
Alana menoleh lalu menatap mata Gerhana. Saat Gerhana balik menatap mata Alana, ia melihat jika sorotan mata Alana menunjukkan bahwa ia sangat rindu, tetapi Gerhana tidak tau Alana sedang merindukan siapa.
"Kenapa kamu nggak kaya dulu, aku kangen kamu yang dulu Galak!" Ujar Alana, membuat emosi Gerhana kembali memuncak.
Gerhana menatap Alana tajam seperti orang kesetanan, "gue bukan Galaksi!" Gerhana membentak Alana, ia tidak mau seperti ini terus, ia ingin Alana tahu bahwa ini Gerhana bukan Galaksi.
_______________________
Jangan lupa vote dibawah yaa, komen juga
Gratis bentar lagi, gak sampe 5 detik hehe
Tencuuu
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA YANG BERBEDA
Teen FictionSEBELUM MEMBACA JANGAN LUPA FOLLOW DULU YA Kehadirannya membuat seseorang lupa akan buruknya masa lalu, tetapi pergi nya membuat luka itu kembali berbekas. Lalu hadir kembali dengan versi yang berbeda, membuat luka yang lebih besar lagi. dan ternyat...