8. DIA YANG BERBEDA

20 5 3
                                    

Happy reading!!

"Aku bingung harus bertahan atau pergi. Bertahan sakit, pergi jauh lebih sakit"

Jangan lupa vote dan komen ya!

Gerhana membeli beberapa cemilan untuk ia berikan kepada Alana. Gerhana sekarang sedang menuju kerumah Alana, ia ingin meminta maaf kepada gadis itu.

Gerhana sangat berharap jika Alana memaafkan nya, dan berbaikan seperti beberapa minggu belakangan ini.

Saat sudah berada di halaman rumah Alana, Gerhana melihat ada motor sport berwarna putih. "Motor siapa?" Tanya Gerhana kepada dirinya sendiri.

Gerhana menghiraukan itu, ia langsung mengetok pintu. Tidak lama kemudian pintu terbuka dan terlihat sosok wanita paruh baya yang muka nya mirip dengan Alana, mungkin mama Alana.

"Siang tante," sapa Gerhana sopan kepada wanita paruh baya itu.

"Galaksi?" Ujar wanita paruh baya itu, membuat Gerhana tersenyum tipis. Hubungan Alana dan Gerhana ternyata sudah sejauh ini, sehingga mama Alana tau.

"Mau ketemu Alana ya? Ada dibelakang lagi sama Reza." Lanjut mama Alana, membuat senyum Gerhana pudar.

Gerhana merasakan sesak di dadanya, apakah ia cemburu?

"Nggak usah tante, lain waktu aja." Ujar Gerhana lalu menyalami tangan Riana.

Riana masuk kedalam rumah, lalu memberitahu Alana jika ada Gerhana. "Al, barusan ada Galaksi."

Alana yang mendengar penuturan dari mama nya langsung bungkam. "Galaksi udah meninggal mah, itu Gerhana!"

"Terus Galaksi nya mana?" Alana menanyakan keberadaan Gerhana kepada Riana.

"Udah pulang, habis liat kamu bareng Reza dia langsung pamit." Ujar Riana, lalu memberikan titipan dari Gerhana tadi.

Alana menerima bingkisan dari Mama nya, "dari Galaksi?" Tanya Alana yang dijawab anggukan kepala dari Riana.

****

Gerhana menepikan motor nya dipinggir jalan dekat danau yang tidak terlalu jauh dari rumah Alana. Ia turun lalu berjalan mendekati danau itu, lalu ia duduk seraya melamun.

"Sakit hati gini ya?" Tanya nya kepada diri sendiri.

Gerhana baru tau jika mencintai akan sesakit ini, padahal ia dengan Alana tidak ada hubungan apa-apa. Tetapi mengapa Gerhana kesal melihat Alana tertawa bersama Reza tadi.

Saat Gerhana sedang duduk seraya melamun, tiba-tiba ada suara teriakan wanita tetapi ia tidak melihat siapa-siapa disini. Gerhana mulai mencari sumber suara itu, ia sudah mengelilingi tempat ini tetapi tidak ada siapa-siapa.

Gerhana berjalan untuk ke motor nya, mungkin tadi ia hanya halu mendengar suara teriakan. Saat sudah dekat dengan motor nya, Gerhana melihat perempuan terbaring tak sadarkan diri diatas rumput.

Dengan segera Gerhana menghampiri wanita itu. Wanita cantik, putih, dengan rambut hitam yang panjang, ia mencoba membangunkan wanita itu tetapi ia tetap tidak sadarkan diri. Gerhana mengangkat tubuh wanita itu dan langsung mencari taksi untuk membawa wanita itu kerumah sakit.

Saat sudah sampai dirumah sakit, Gerhana langsung memanggil orang yang berada di sana untuk membantu nya.

Gerhana disuruh untuk menunggu diluar ruangan. Tidak lama kemudian, dokter keluar dari ruangan itu dan menghampiri Gerhana. "Gimana?" Tanya Gerhana singkat.

"Pasien tidak apa-apa, dia hanya shock saja." Ujar dokter itu yang dibalas anggukan oleh Gerhana.

"Apakah harus dirawat inap dok?" Tanya Gerhana lagi.

"Kita lihat kondisi nya nanti bagaimana," ujar dokter tadi, dan langsung izin untuk pergi.

Gerhana memasuki ruang bernuansa putih dan berbau obat tersebut. Ia melihat wanita itu terbaring lemah, Gerhana tidak tahu mengapa ia merasa kasian kepada wanita di hadapannya ini.

Gerhana duduk di kursi yang berada didalam ruangan itu seraya menunggu gadis itu sadar. Sekitar dua puluh menit lama nya, akhirnya wanita itu sadar. Gerhana langsung menghampiri wanita itu.

"Kamu siapa?" Tanya gadis itu kepada Gerhana.

"Nolongin lo." Jawab Gerhana singkat, membuat gadis itu mengangkat alis nya bingung.

"Gue yang nolongin lo tadi," ujar Gerhana lagi, karena ia melihat raut wajah gadis didepannya ini bingung.

Gadis itu tersenyum, "thanks!"

Gerhana hanya membalas dengan senyum tipis nya, pikirannya tetap kepada Alana walaupun sedang tidak bersama.

Mereka saling berbicara tentang mengapa gadis itu pingsan, ternyata dia dibuang oleh papa nya karena bisnis papa nya bangkrut. Jadi sekarang ia hanya seorang diri sekarang, Gerhana jadi merasa kasian.

"oh iya, kita belum kenalan." Ujar gadis itu seraya mengangkat tangan nya untuk kenalan. "Alema Putri Wibowo," ujar nya dengan senyum manis.

Gerhana membalas uluran tangan dari Alema, "Gerhana Januartha."

Alema kaget mendengar nama belakang Gerhana, lalu ia mencoba untuk biasa saja. "Sorry, gue kaget sama nama belakang lo." Ujar Alema.

Gerhana tidak merespon, ia hanya tersenyum sedikit. "Habis ini, lo mau tinggal dimana?" Tanya Gerhana.

Alema menundukkan kepala nya, "gue nggak tau".

Gerhana memikirkan sesuatu, "lo tinggal di tempet gue aja." Ujar Gerhana membuat Alema kaget. Ternyata ada orang sebaik ini.

"Beneran?" Tanya Alema tidak percaya, yang dibalas anggukan mantap dari Gerhana.

"Lo sekolah?" Tanya Gerhana lagi, yang dibalas anggukan oleh Alema. "Tapi sekarang udah nggak."

"Nggak punya biaya?" Tanya Gerhana to the point. Alema hanya mengangguk saja.

"Gue bayarin, lo lanjut sekolah!" Perintah Gerhana, membuat mata Alema berbinar. Alema sangat senang, ia pikir dia tidak bisa sekolah lagi, ternyata ada orang baik yang menyekolahkannya.

Gerhana hanya kasian kepada gadis didepan nya ini, tidak ada bermaksud apa-apa. Lagian tidak salah kan membantu orang lain, apalagi Alema ini anak piatu.

Urusan hati, Gerhana hanya tertarik kepada Alana. Alema ia hanya anggap sebagai adik nya saja, Gerhana sangat menginginkan adik perempuan. Bukan berarti tidak menginginkan Galaksi.

________________

Jangan lupa vote dibawah yaa, komen juga
Gratis bentar lagi, gak sampe 5 detik hehe
Tencuuu

DIA YANG BERBEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang