Aku kembali ke Casita dan merebahkan diri pada kasur. Aku mengambil buku novel favorit ku yang baru saja ku beli di desa sebelumnya dan membaca beberapa halaman.
Tak lama, aku mendengar suara grasak-grusuk dari lantai, aku duduk dan melihat kebawah. Ternyata itu Casita yang membawakan secangkir teh untukku, "Aw, betapa perhatiannya." Aku mengambil cangkir itu lalu mengadahkan kepalaku untuk melihat atap, "Terimakasih."
Aku menyesap teh itu dan..
BRAAKK
"(Name)!! AKU MEMERLUKAN BANTUANMU!" Mirabel mendobrak pintu kamarku tiba-tiba dan itu membuatku menyemburkan tehku.
Kami diam ditempat beberapa saat sampai Mirabel angkat bicara, "Ow.. em.. Maafkan aku telah mengagetkanmu.. Tapi aku benar-benar memerlukan bantuan mu kali ini! Aku terlalu takut untuk pergi kesana sendirian." Mirabel menutup pintu dan berjalan mendekatiku secara perlahan.
"Kesana?" Aku mengulang ucapannya yang membuatku bingung.
"Menara Tío ku." -Mirabel
☆★☆
"Um, Mirabel. Apa ini akan baik-baik saja? Dan yah, kurasa kita melanggar peraturan keluargamu?" Kami berdua bersembunyi dibalik tangga, menunggu Abuela dan Isabela melewati kami.
Mirabel tak memedulikan perkataanku, ia terus celingak-celinguk mencari apakah ada orang yang akan lewat lagi.
"Semuanya akan baik-baik saja." -Mirabel
Aku hanya bisa menghela nafas panjang melihat kelakuannya.
Mirabel maju beberapa langkah lalu memberikan isyarat padaku untuk melangkah mengikuti dirinya. Aku menurutinya dan tak sampai 1 menit, kami telah berada di hadapan pintu ajaib bertuliskan Bruno.
Pintu itu tak menyala seperti pintu-pintu yang lain.
Mirabel menoleh kebelakang, waspada jika ada seseorang yang akan datang.
"Aku akan menjaga di belakang. Kau buka pintu itu dan aku akan masuk setelahmu." Aku berusaha membantu Mirabel agar fokusnya cukup pada pintu itu.
Mirabel mengangguk, ia mendorong pintu itu keras sampai pada akhirnya terbuka. Dia masuk ke dalam ruangan itu dan aku menyusul dibelakangnya
Yang pertama ku lihat adalah sebuah dinding berbentuk seperti jam pasir dengan pasir yang gugur dari atas bagaikan air terjun. Tapi ini pasir. Pasir terjun?
Aku memperhatikan sekitar, dan mendengar Mirabel mengatakan sesuatu pada Casita, "Casita, bisakah.. kau hentikan pasir?" Aku melihat keluar pintu, Casita memberikan isyarat dengan cara memainkan ubinnya.
Ku lirik Mirabel, "Kau tidak bisa?" Dia benar-benar bisa mengerti bahasa Casita..
Aku hanya bisa berdiam diri dibelakang pintu melihat mereka berdua berinteraksi.
"Aku harus melakukan ini. Untukmu. Untuk Abuela. Dan, mungkin sedikit untukku. Temukan penglihatan dan selamatkan." Mirabel membalikkan tubuhnya menghadap pasir itu lagi, maju beberapa langkah, dan tiba-tiba saja dia terjatuh kebawah.
"Ap-!? Mirabel! Hey tunggu!" Aku menutup pintunya agar tak seorang pun melihat kami berada di dalam Menara Bruno ini.
Setelah menutup pintunya rapat-rapat, aku segera menyusul Mirabel dan kehilangan pijakan lalu terjatuh kebawah. Aku segera bangkit dan melihat Mirabel yang sedang memandang ke atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My New Home【 Camilo X Reader 】
Fiksi Penggemar(Name) Algaritha, seorang pengelana muda berumur 14 tahun yang kabur dari rumah karna keluarganya membenci kekuatan spesial yang hadir dalam dirinya saat ia berumur 8 tahun. (Name) selalu mencari-cari tempat tinggal tetap yang bisa ia tinggali samp...