17 - Memulai Kesepakatan

3.6K 622 224
                                    

Jane menatap datar lembaran kertas yang disodorkan Nate di hadapannya.

"Aku sudah membuat surat perjanjian untuk kita. Kau bisa menandatanganinya di bagian paling bawah."

"Kau masih berniat memiliki anak dariku, ya?" ejek Jane saat membaca satu poin yang membuat bibirnya seketika mendengkus keras. "Jangan bermimpi terlalu tinggi. Kau tidak sehebat itu bisa membuatku hamil dalam satu bulan." Jane berujar santai sambil membubuhkan tanda tangannya di samping tanda tangan Nate.

Sekalipun tidak begitu suka dengan kalimat Jane tadi, Nate memilih hanya membalas ringan. "Tidak ada yang mustahil di dunia ini."

"Termasuk berpikir bahwa satu bulan bisa mengubahku kembali menjadi wanita konyol yang akan kau tipu habis-habisan lagi?" balas Jane melirik Nate singkat. Kemudian menyerahkan lembaran kertas itu kembali ke hadapan Nate. "Kita nikmati saja permainan satu bulan ini, Nate. Kuharap kau tidak menyesali penawaranmu padaku."

Sekeras mungkin Nate berusaha menyembunyikan raut wajahnya yang kaku. "Kau yakin sudah membaca semua syarat dariku, kan?" tanyanya—mengalihkan pembicaraan.

"Tentu saja," jawab Jane tanpa jeda. "Pertama, kita akan berperan selayaknya suami dan istri seperti biasa. Kedua, tidak ada kontrasepsi apa pun. Ketiga, jika ternyata aku hamil setelah sebulan perjanjian kita, maka aku akan kembali padamu sampai melahirkan. Dan jika anak itu laki-laki, maka kau akan mengabulkan permintaan ceraiku." Jane mengulang syarat yang dituangkan Nate di lembar perjanjian mereka tadi.

"Baguslah kau mengingatnya dengan sangat baik." Nate berujar tenang. "Setelah ini, aku akan membawamu ke dokter kandungan untuk memastikan kau memang tidak memasang kontrasepsi di tubuhmu."

"Ya, aku tahu kalau seorang penipu pasti sangat takut ditipu orang lain," sahut Jane ringan tanpa peduli dengan wajah Nate yang berubah kaku.

"Kita akan ke dokter kandungan kenalanku."

Kepala Jane mengangguk saja. "Sebaiknya, pilihlah dokter yang tak mungkin membohongimu, Nate."

Kalimat itu jelas membuat kernyitan di kening Nate. Tetapi Nate memilih mengabaikannya saja. "Tentu. Dia tak akan membohongiku."

Jane mengulas senyum miring sambil menatap Nate tanpa jeda. "Apa kekasihmu tahu rencanamu ini? Kau berniat menghamili rivalnya. Apa kau yakin dia tidak akan menggila setelah hukuman yang kau berikan padanya karena telah berselingkuh darimu?" pancing Jane dan ia seketika menyeringai dalam hati saat menemukan pias di wajah Nate.

"Itu bukan urusanmu."

Tawa kecil Jane terdengar geli. "Atau kau memang berniat memiliki kami berdua, Nate?" sambungnya lagi. "Mengikatku dengan seorang anak agar bisa mengambil seluruh hartaku dan memberikannya pada kekasihmu? Ah, benar-benar parasit sekali," ejeknya.

"Apa kau pikir aku semiskin itu?"

"Tentu saja tidak," sambar Jane cepat. "Tapi kau jelas sangat membutuhkanku untuk memenangkan ego kekasihmu yang bodoh itu karena tak bisa mengalahkanku dari sisi mana pun." Jane memajukan tubuhnya sampai membentur sisi meja dengan tumpuan kedua sikunya.

"Apa kau sedang cemburu karena sampai akhir tidak bisa memenangkan perasaanku?" balas Nate dengan nada tak kalah tenang. "Kupikir rasa cintamu tidak akan menghilang begitu saja, kan?"

Sejujurnya, Jane sempat terkejut saat mendapatkan balasan serangan dari Nate. Tetapi detik selanjutnya, Jane hanya mengulas senyum miring di depan Jane. "Apa kau pikir aku masih akan mencintaimu saat tahu apa yang kau lakukan dengan wanita itu di belakangku?" sambarnya. "Aku yakin bukan hanya mulut kalian yang saling bersentuhan, ah, aku bahkan jijik sekali membicarakannya," ucapnya sambil memperlihatkan raut jijik. "Tentu aku bukan kau yang bisa tetap menerima pasanganku yang sudah berkhianat. Bagiku, harga diri jauh lebih penting dari rasa cinta."

Turn Back [Completed] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang