Jane jelas sadar sikap Nate berbeda sejak beberapa hari yang lalu. Nate sering terlihat melamun entah memikirkan apa. Sebenarnya, itu tidak berpengaruh apa pun untuknya. Tetapi tetap saja Jane merasa terganggu karena ia berpikir tentang apalagi yang akan Nate rencanakan padanya.
Seperti malam ini, saat Nate mengajaknya untuk ikut makan malam bersama keluarga Harald. Ketika Jane sudah akan melakukan penolakan keras, Nate justru mengatakan satu kalimat yang berhasil membuatnya terdiam.
Bukankah kau bisa menggunakanku untuk membuat Ava merasa kalah?
Tentu saja hal itu membuat Jane bertanya-tanya sebenarnya permainan apalagi yang sedang dilakukan oleh Nate? Apa sekarang Nate akan menggunakannya untuk membalas sakit hati pada Ava yang sudah mengkhianati pria itu?
Jane mendengkus samar. Sepertinya Nate memang benar-benar menganggapnya remeh. Karena itu akan dibuktikannya malam ini bahwa ia bukan wanita yang terlalu mudah.
"Aku membiarkanmu menggunakanku untuk memenangkan egomu. Tapi bukan berarti kau bisa mengacaukan acara malam ini."
"Apa ini sebuah peringatan?" Jane justru menantang dengan senyum miring saat membalas tatapan Nate yang hanya menatap ke depan—setelah mobil yang dikendarai pria itu sampai di garasi luas rumah yang ditempati keluarga Harald.
Nate menoleh dengan raut datar. Sungguh, Nate sedang tidak berada dalam kondisi bagus untuk berkonfrontasi dengan Jane. "Terserah kau menganggapnya apa. Tapi yang pasti, aku tidak pernah main-main dengan kalimatku."
Jane mendengkus samar—masih dengan senyum remeh yang terkulum—lalu memajukan tubuhnya membalas kalimat Nate. "Secara hukum, rumah ini adalah milikku. Dan aku bebas melakukan apa pun di rumahku. Jadi, jangan mendikteku jika kau tak ingin melihat sikapku semakin membuatmu kesal," bisiknya. "Ayo turun. Bukankah kita harus menemui kekasihmu? Kau juga bisa menggunakanku untuk membuatnya cemburu setelah pengkhianatan yang dia lakukan. Ah, jangan terlalu terkejut begitu, Nate. Sudah kubilang, aku adalah wanita pintar yang tak akan mudah kau kalahkan," lanjutnya dengan memberi kerlingan singkat di akhir kalimatnya.
Sialnya, Nate masih terpaku saat Jane bahkan sudah turun dari mobilnya. Setelah membuang napas berat, barulah Nate akhirnya turun mengejar Jane yang melangkah dengan begitu anggun.
"Nate—"
Jane menahan seringaian di bibirnya ketika melihat panggilan riang Ava memanggil Nate terhenti saat menemukan keberadaannya di sebelah pria itu. Dengan gerakan anggun, Jane merangkul lengan Nate lalu memberi senyuman begitu manis. "Selamat malam, Ava. Terima kasih keluargamu sudah mengundang kami untuk makan malam di sini."
"K-kau..." Raut wajah Ava seketika berubah menahan kesal melihat Jane di sini. Ava segera menoleh kembali ke arah Nate dan sialnya ia tidak menemukan jawaban apa pun yang bisa diberikan pria itu padanya.
"Apa kau tidak akan mempersilakan kami segera ke ruang makan? Kupikir itu tujuan kami ada di sini, kan?" Jane bertanya dengan polosnya.
"Y-ya, ya. Mereka juga sudah menunggu kalian di sana."
Jane kembali tersenyum. "Ayo, Sayang," ajaknya lembut sambil mengusap mesra lengan Nate dengan tangannya yang bebas.
Sesampainya di ruang makan, Jane lagi-lagi berusaha menahan tawa kerasnya saat menemukan kelima wajah lain yang di sana begitu terkejut saat melihatnya. "Wah, sepertinya kalian memang sedang merayakan sesuatu, ya. Ayo duduk, Sayang. Kita tak boleh membuat mereka menunggu lebih lama." Jane mengajak Nate untuk duduk di sebelahnya tanpa mempedulikan tatapan penuh amarah dari tiap parasit di sana.
"Kau mengajak monster ini, Nate?"
"Jane istriku, Kakek. Tentu aku mengajaknya saat keluarga istriku mengajak kami makan malam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Turn Back [Completed] ✔️
Ficción GeneralSong Series #3 I wish I could turn back the time And let you know I never meant to hurt you [Sorry - Pamungkas] Pada akhirnya, Janice Harald yang kaku dan dingin berhasil membuka hatinya untuk Nathanael Axton karena kegigihan pria itu meluluhkannya...