"Sama halnya dengan Mad 'aridh dimana tiap mad bertemu lin sukun aridh akan berhenti, seperti itulah pandanganku ketika melihatmu Gus."
- Ayna Azkayr -
.
.
.
Happy reading."Yaudah yuk makan."
Setelah makan malam selesai, Ayna ikut membantu Ummi Ruly membersihkan bekas makanan yang berada di atas meja. Ummi Ruly mengajak Ayna membuat roti brownies, baru setengah pembuatan kedatangan Gus Latif di dapur mengagetkan Ayna dan Ummi.
"Ayna...." Panggil Gus Latif, Gus Latif memandang dua wanita itu tersenyum.
"Iya Gus?"
"Udah malem pulang yuk, nanti Ummi nyariin."
"Latif ih, udah setengah jadi masak mau di tinggal." Ucap Ummi yang berharap agar pulang sebentar lagi, sampai kue yang di buat selesai tapi cegahan itu tidak membuahkan hasil.
"Ummi mengertilah, Ayna masih belajar di pesantren, bahkan kami di pandang belum mempunyai status apapun, Latif takut jika terjadi sesuatu yang tidak di inginkan Ummi."
"Iya Ummi, Gus Latif ada benarnya, mungkin lain waktu Ayna bisa main sama Ummi lagi." Jawab Ayna yang mencoba menenangkan Ummi Ruly.
"Yaudah, hati-hati di jalan. Tapi beneran nanti sering-sering main ke rumah Ummi."
"Iya Ummi, pasti." Ucap Gus Latif.
Di setengah perjalanan, mobil yang Ayna kendarai bersama Gus Latif kehabisan bahan bakar. Untungnya juga tidak terlalu jauh dari pom, tapi cukup membuat merinding, perasaan Ayna sudah tidak enak, apalagi di sini sepi.
"Ayna saya pergi cari bensin dulu ya, kamu di mobil aja, pindah di belakang kunci pintunya, tutup rapat-rapat gordennya."
"Tapi Gus, Ayna takut." Cicit Ayna.
"Jangan takut tidak ada apa-apa kok. Ini ada hp saya yang udah ngga kepakai, nanti kalau ada apa-apa kamu bisa hubungi saya, nama nomornya my husband."
"Tapi Gus, Ayna takut, Ayna ikut ya." Jawab Ayna dengan mata yang berkaca-kaca.
"Yaudah kalau gitu, kamu boleh ikut.
Di tengah perjalanan, Ayna dan Gus Latif di hadang oleh beberapa orang preman. Gus Latif langsung menyembunyikan badan Ayna di belakangnya.
"Ada apa ya pak? Kok jalan saya di halangi?" Tanya Gus Latif pelan-pelan.
"Gak papa, kamu boleh pergi, asal cewek itu kamu serahkan ke kami." Jawab preman itu sambil melirik ke arah dua temannya.
"Kalau itu saya gak bisa." jawab Gus Latif tersenyum. "Mau pakai cara kekerasan atau serahkan baik-baik?" tawar preman itu lagi.
"Maaf, kalau itu mau kalian, saya tidak bisa."
"Serahin nggak!" Gertak preman itu lagi.
"Dia Istri saya, kalian ga ada hak maksa-maksa saya!" Ucap Gus Latif tak kalah kasar. Ayna melongo di tempat, di situasi sekarang bisa-bisanya Ayna terbang ke angkasa mendengar pengakuan Gus Latif, meskipun Ayna sendiri tidak tau kebenarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untukmu Humairaku (END)
Fiksi Umumأجمل ما يمكن ان تعطيه لمن تحب هو وقتك، لأنك تعطيه ما لا يمكن استرجاعه "Hal terindah yg bisa engkau berikan kepada orang yang engkau cintai adalah waktumu. Sebab engkau memberikan sesuatu yang tidak mungkin di ambil kembali." ...... (Selesai) Zayn M...