Bismillah, selamat datang di story terbaruku, dimana masih banyak typo didalamnya.
Happy Readings.
Story on
Kring!!! Suara bell, pertanda akan segera dimulainya jam pelajaran.
"Ya ampun! Aku telat!" Pekiknya pelan, sembari berlari menuju kelasnya.
"Sandy, kamu dari mana aja?" Tanya Ratu.
"Aku dari toilet tu, tapi anehnya pas aku mau keluar pintu malah nggak bisa dibuka, beruntung tadi ada bi Izah, penjaga kantin yang bantu bukain pintu toiletnya" jelas Sandy.
"Ya ampun, ini pasti ulah si geng SLAV, itu. Arrghh! Pengen gue jambak aja tuh mereka" ucap Ratu, kesal.
"Udah Tu, aku nggak papa kok. Makasih ya, udah perhatian sama aku" ucap Sandy, tersenyum.
"Ya Tuhan, Sandy. Lo diciptain dari apa sih, sampai hati lo sebaik itu" ucap Ratu, heran.
"Haha.. Ratu, kamu bisa aja deh! aku tuh diciptain Tuhan, sama aja seperti kamu" jelas Sandy.
"SLAV cs datang guys!" Pekik salah satu anak murid, memberitahu seisi kelas XIA.
Seketika kelas yang semula ramai mendadak, hening dan menunduk terkecuali Ratu, yang memang tidak pernah takut dengan SLAV Cs.
"Apa lo lihat-lihat?" Sentak Saskia.
"Gue punya mata, emang ada aturannya gitu kalau gue nggak boleh lihat sana sini, di kelas? Ada gitu?" Sentak balik Ratu.
"Sialan! Lo tuh ya, nggak ada takut-takutnya sama kita" sambung Laura.
"Kenapa gue harus takut? Sama-sama berpijak dibumi, apa yang harus gue takutin dari kalian berempat yang hanya bisa bersembunyi dibalik kekuasaan orang tua kalian" cibir Ratu.
"Ratu, udah yuk? Kita duduk aja. Nggak enak dilihatin yang lain" bujuk Sandy.
"Eh si cupu, udah keluar aja lo dari toilet. Gue fikir elo udah mokat di sana" ucap Aqeela, tanpa dosa.
Sandy, hanya diam menunduk tak berani menjawab atau bahkan sekedar untuk menatap Aqeela, sebentar.
"Eh, Aqeela. Jadi benarkan apa yang gue katakan tadi? bahwa kalianlah yang sudah ngunciin Sandy, di toilet. Kalian itu jahat banget sih, Salah Sandy, apaan coba sama kalian?" Ucap Ratu lagi.
"Karena dia itu nerd, dan kita nggak suka ada nerd disekolah ini, apalagi satu kelas sama kita, iuww nggak banget!" Sahut Flavio, menjawab Ratu, sembari mendorong bahu Sandy, kasar.
"Aw!" Rintih Sandy, saat merasakan perih di punggunya, yang terkena ujung kursi yang ternyata ada pakunya.
"Sandy, elo nggak papa?" Tanya Jefan, sembari membantu Sandy, berdiri.
"Ia, aku nggak papa kok Je, makasih ya!" Senyum Sandy, tulus.
"San, baju lo kok kayak ada bercak darahnya sih? Lo luka?" Tanya Ratu, saat melihat baju bagian bahu Sandy, yang sedikit bernoda darah. Ratu pun langsung mengedarkan pandangannya "Astaga, Sandy? Bahu lo kena paku San" kaget Ratu, khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Milikku.
Ficção AdolescenteBismillah, Assalamu'alaikum. Hy guys! selamat datang, kembali di cerita absurd terbaruku yaitu "DIA MILIKKU" Disini menceritakan tentang dua sejoli yang hidup kembali dengan sosok baru atau lebih tepatnya reingkarnasi. kehidupan dan kisah Cinta Fahr...