#Part 9 [Terbakar Cemburu]

603 63 29
                                    

Bismillah...

Happy Readings!

"Lepas! Mau lo apasih Rey? Kenapa lo ngikutin gue, mana sok misterius segala lagi" tanya Sandrinna, seraya melipat kedua tangannya sembari sedikit menyenderkan tubuhnya di pintu

"Mau gue simple! Lo jadi pacar gue lagi" ucap Rey lalu mendekatkan wajahnya

"Jangan gila lo! Gue nggak mau lagi terjebak di lubang yang sama, untuk yang kedua kalinya" tolak Sandrinna, mentah-mentah

"Lo nolak gue, berarti lo harus bersiap-siap untuk mendapatkan surprise di sekolah nanti dan seterusnya" ucap Rey, semakin mendekatkan wajahnya

"Bodo! Gue nggak takut!" Ucap Sandrinna, santai

"Oke! Kalau begitu. Berarti jangan salahin gue, jika lo akan menangis nantinya!" Ucap Rey, lalu melangkah pergi, namun baru selangkah ia justru membalikkan badannya menghadap Sandrinna, kembali "Em, tapi jika elo berubah fikiran, lo bisa temuin gue. Gue akan selalu nunggu jawaban lo. Oke see Sayang!" Ucap Rey, tanpa dosa berbisik di telinga Sandrinna. Sandrinna, yang mendengar perkataan Rey, sontak menoleh menatap Rey

Cup!

Sandrinna, tak sengaja mencium bibir Rey. Dan hal itu membuat Rey, tersenyum lalu dengan cepat menarik tengkuk Sandrinna, dan sedikit melumat bibirnya

Plak!

"Lo gila hah? Lo mau bikin kita di penjara, gara-gara kelakuan nekad lo itu? Kalau ada orang yang lihat gimana? Gue nggak mau ya, kena masalah gara-gara lo," Bentak Sandrinna, murka sedangkan Rey, hanya tersenyum seolah tak terjadi apa-apa padanya meski sesekali ia mengusap pipinya yang sedikit memerah karena tamparan Sandrinna

"Dasar laki-laki gila!" Umpat Sandrinna, saat melihat respon Rey, yang ia marahi, lalu masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan Rey, begitu saja

"Manis!," ucap Rey, seraya tersenyum  melihat sikap Sandrinna, yang cuek "Aw, tapi lumayan sakit juga ya tamparannya" gumam Rey, seraya mengusap pipinya

=====
"Argh! Dasar Rey, kurang ajar!!," Pekik Sandrinna, seraya berguling-guling di kasurnya "bibir gue!," Gumam Sandrinna, seraya memegang bibirnya dan teringat kembali pada Rey, yang mencium bibirnya di jalanan "Arrghh!!"

Sedangkan di lain tempat

"Sandy, lagi ngapain ya? Apa dia lagi marah-marah nggak jelas dikamarnya?" Gumam Rey, seraya menatap langit-langit kamarnya dan sesekali tersenyum

"Yee.. nih bocah ditungguin dari tadi, tahunya malah lagi senyam-senyum nggak jelas dikamar" ucap Rassya, seraya masuk kedalam kamarnya

"Rey, lo nggak kesambet setan di belakang gudangkan?" Tanya Arie, polos seraya ikut menghampiri Rey, yang kimi sudah duduk di tepi kasur

"Paling juga dia kesambet setannya si Sandy" ucap Clay, santai

Bugh!

Rey, melemparkan bantal kesayangannya, ke arah Clay. Beruntung Clay, dengan sigap bisa menghindarinya.

"Lo berdua ganggu tahu nggak! Lo juga Clay, apaan ngatain Sandy, begitu?" Ucap Rey, tak terima

"Wah Rey, sejak kapan lo punya bantal kayak gini? Setahu gue lo nggak punya deh bantal begini," ucap Gema, yang baru saja masuk kedalam kamarnya dan mengambil bantal tersebut "tapi bantalnya wangi, ada inisialnya lagi. Buat gue aja ya Rey, sekalian jadi kenang-kenangan buat gue dari lo, pas ultah nanti" ucap Gema, tanpa dosa

Dia Milikku.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang