01-Pertemuan di Malam Hari

286 40 7
                                    

"Aah... kuharap aku bisa isekai..."

Gelap sesaat, aku tidak dapat merasakan apapun lagi sampai tiba-tiba aku merasakan kerasnya tanah dan udara dingin yang rasanya dapat membekukanku dalam sesaat. Aku mencoba bangkit dari duduk dan mengucek-ngucek mata kala melihat pemandangan yang luar biasa asing.

"Di mana nih? Apa aku diculik? Ah enggak ah... Kan aku bukan anak kolongmerat, gak ada untungnya nyulik aku."

Dengan susah payah, aku bangkit. Mengerjapkan mata kala menyadari kalau aku berada di tengah hutan entah di mana. Ini sudah malam, tapi kupaksakan diri untuk berjalan sampai aku tiba di sungai dan memandangi pantulan di permukaan sungai.

"Eh?"

Aku memandangi pantulan itu lekat-lekat. Rambut (h/c), ok sama... Kulit agak pucat, sama... Mata (e/c), sama... Tapi, kok, pakaianku jadi begini?! Perasaan tadi aku masih memakai seragam sekolahku, kenapa sekarang jadi yukata (f/c) begini?! Lalu, kok aku jadi boncel begini?!

Siapa yang mengganti pakaianku? Jangan-jangan orang mesum?!

Buru-buru aku menggeleng, mencoba melupakan pikiran absurd yang muncul tadi. Aku menghela nafas dan terus berjalan tanpa tentu arah. Langkahku pendek-pendek. Kenapa? Bukan karena kakiku pendek loh, ya! Cuma entah kenapa rasanya energiku lenyap, padahal sebelumnya aku yakin masih punya cukup energi untuk konser mini di kamar mandi.

"Tidak baik, loh, jalan-jalan di tengah malam begini."

Teguran itu membuatku terlonjak, terpeleset dari batu hingga aku pun tercebur ke dalam sungai. Melompat keluar dalam sedetik, mengigil karena air yang membekukan ditambah dengan udara malam yang dingin.

Dengan panik, aku memandang sekeliling. Melihat siapa yang menegurku tadi. Aku pun melihat sosok pria berumur sekitar 30 tahun tengah berdiri di antara pepohonan. Kakinya napak, jadi seharusnya bukan makhluk halus.

Pria itu bersedekap. Dia memakai yukata didobel dengan haori bermotif abstrak berwarna kusam. Dia memiliki katana di pinggangnya.

Kok ada katana? Macem anime saja...

"Kenapa anak perempuan sendirian di hutan malam-malam?" tanyanya, tanpa ada niatan mendekat. "Kalau sampai ketemu iblis gawat, loh."

Iblis? Kayaknya nih orang lagi nge-prank dah. Mana ada iblis yang keliaran dan kelihatan oleh manusia. Palingan adanya cuma di anime mukbang manusia itu, bukan yang titan... yang nama antagonisnya mirip kayak nama merek sirup khas lebaran. Apa judulnya? Ah... Kimetsu no Yaiba.

"Mana mungkin ada iblis..." gerutuku.

Pria itu mendengus. "Ada, loh. Itu di belakangmu ada satu."

Mendengarnya membuarku melompat dan menoleh dengan terburu-buru. Aku tidak melihat tempatku berpijak hingga akhirnya nyungsep dengan wajah mencium tanah. Uh... Romantis sekali...

Aku memandang makhluk... ok, bentuknya manusia. Tapi juga tidak tampak seperti manusia. Gak jelas? Memang. Pokoknya dia berbentuk seperti manusia, tapi tampak lebih menjijikan dari manusia normal.

"B-Beneran iblis?!"

"Beneran, lah... Untuk apa aku berbohong padamu?" Pria itu mengeluarkan katananya dan menyerang iblis tadi. Memenggal kepalanya dengan cepat dan mudah. "Untunglah tadi itu cuma iblis rendahan."

"I-Iblisnya lenyap..." gumamku. Kupelototi tempat di mana iblis tadi berada, lenyap tak bersisa.

"Lenyap? Oh... Itu karena katana ini, nichirin namanya." jelas pria itu sambil memperlihatkan katananya dengan bangga.

N-Nichirin. Bohong, kan? Ini prank-kan? Pasti ada kamera tersembunyi, kan? Tapi... Kalau prank, bagaimana caranya membuat ilusi iblis lenyap?

Enggak mungkin aku isekai, kan?

The Girl of SadnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang