Rintikan hujan yang awalnya berupa gerimis seketika menjadi deras, dingin menyejukkan malam setelah hari panjang yang terasa panas. Setelah makan malam, sebuah keluarga tampak berkumpul didepan ruang tv dengan dua orang anak laki-laki yang sedang bermain dengan mainannya.
Melissa menghampiri suaminya dengan secangkir teh cammomile lalu duduk disisinya.
"thanks" ucap Samuel pada istrinya.
"oh iya ini!" celetuk pria itu lagi.
Samuel memperlihatkan sesuatu pada Melissa di layar laptopnya
"jadi buat ulang tahun Alan, aku udah pilih temanya. Gimana? kamu suka gak?" tanya Samuel pada Melissa. Wanita itu mengangguk.
"cantik sih temanya!" ujar Melissa.
Pada saat yang sama suara tangisan terdengar, membuat keduanya tersentak. Alan menangis karena ulah kakaknya Laska. Melissa beranjak dan menghampiri kedua putranya lalu menggendong Alan.
"Alan kenapa?" tanya Melissa pada anak berusia lima tahun itu.
"kak Laska lebut mainan Alan bunda...hiks...!!" adu Alan pada sang bunda.
sementara Laska terlihat tidak peduli.
"Laska... berbagi dong sama Alan!!" tegur Samuel lembut.
"Alan-nya yang gak mau berbagi ayah... jadi Laska rebut!" ujar Laska dengan memasang wajah puppy eyes.
Melissa menggeleng tak habis pikir. Ia kembali duduk disisi Samuel dengan Alan yang berada di gendongannya.
"Alan jangan nangis dong!" ucap Melissa lembut.
Mendengar itu malah membuat tangis Alan semakin keras. Melissa memeluknya untuk menenangkannya. entah untuk berapa lama hingga tangis Alan reda.
"oh iya ayah mau nanya, Alan mau apa buat hadiah ulang tahun?" tanya Samuel.
Anak kecil berusia lima tahun itu menatap ayahnya.
"Alan mau adik!" jawabnya spontan.
"Ha?" kaget Melissa.
Samuel terkekeh mendengar keinginan putranya, terlebih ekspresi terkejut sang istri. ia menatap Melissa yang berusaha menyembunyikan semburat merah dipipinya.
"kalo Alan mau adik harus nunggu sembilan bulan dari sekarang, gimana dong?" tanya Samuel lagi.
"kenapa gitu? kan ayah bisa ngasih semua ke kak Laska di hali ulang tahunnya kemalin, masa ngasik adik dihali ulang tahun Alan gak bisa? gak adil!!" sungutnya kesal.
Samuel tersenyum pada putranya.
"kan beda ceritanya kalo Alan minta adik. Hadiah lain aja gimana?" tawar pria itu.
Alan menggeleng
"pokoknya Alan mau adik, gak mau yang lain!" ujarnya lalu turun dari pangkuan Melissa dan melanjutkan kegiatan bermainnya yang sempat tertunda.
Samuel tersenyum miring lalu mendekat pada Melissa.
"gimana solusinya bunda? Alan minta adik tuh!" goda Samuel.
Melissa mendorong kepala sang suami jauh-jauh.
"mesum ih!" hujatnya.
Mendengar itu membuat Samuel tertawa.
"jadi gimana?" tanyanya lagi.
"tau ah! Alan mintanya yang aneh-aneh deh, emang ngasih adik itu kaya nyeduh mie instan? Aku pusing mikirnya!"
~~~
ponsel yang berada diatas nakas berdering, membuat Melissa terjaga dari tidurnya. benda itu bukan miliknya namun milik sang suami. Setelah menyadari jika ternyata Samuel tak berada disisinya, melainkan di kamar mandi mengingat ia mendengar gemercik suara air.
![](https://img.wattpad.com/cover/306098926-288-k782932.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Grafter
Novela Juvenil"dia siapa ayah?" Tanya Alan polos. "Alan, ini hadiah ulang tahun kamu!" Ujar Samuel pada Alan. "Alan, kenalin ini Genna! Adik kamu! Genna, ini Alan kakak kamu!" Ujarnya lagi. Alan tersenyum senang. "Hai aku Alan, kamu itu hadiah ulang tahun aku!" U...