Chapter 3

112 15 0
                                    

Welcome back Alanders

Kalian semangat baca aku semangat up... Terimakasih







Sedikit kebisingan terjadi di dapur sore ini, Laska turun untuk mendapatkan secangkir kopi dari mesinnya. Ia mendapati Genna yang sedang memasak.

"Hei, kamu mabuk? Kenapa masak sup itu?" Tanya Laska sedikit kaget.

Genna menggeleng.

"Semalam kak Alan mabuk berat, terus nyuruh Genna buat masakin ini" Ujarnya.

"Seberapa parah?" Tanya Laska lagi.

"Kak Alan muntah sih dua kali!" Jawab Genna jujur.

Laska menggelengkan kepala tak habis pikir.

Genna mematikan kompor sementara pria yang bersamanya menyeduh kopi. Laska tak sengaja melihat saat Genna sedikit mengusapkan tangannya karena kering. Ia langsung meraih tangan Genna.

"Ya ampun Genna kenapa bisa kering gini sih?" Khawatir Laska.

"Cuma kering lho kak, paling karena nyuci juga!" Sanggah gadis itu.

Laska menghela napas.

"Kalo kamu udah gak kuat sama Alan harusnya kamu bilang! Jangan terlalu maksain diri, bunda khawatir lho!" Ujar Laska.

Genna tersenyum.

"Genna baik-baik aja kak! Lagian kak Alan cuma nyuruh Genna buat jadiin dia prioritas kok, gak lebih!"

"Hmm... Prioritas? Yakin? Hati-hati lho. Keburu hati kamu juga diatur dia gimana? Kalo kamu bahkan gak boleh jatuh cinta ntar siapa yang repot? Kamu juga kan?"

"Masa sih?" Balas Genna tak percaya.

Laska mengangkat bahunya, lalu meraih secangkir kopi telah selesai itu.

"Di obatin tuh tangannya, kakak mau balik ke atas buat kerja lagi!" Pamit Laska dan langsung pergi setelahnya.

Gadis itu hanya menganggukinya, lalu Genna mengambil mangkuk untuk menyajikan sup itu karena sebentar lagi, Alan pasti akan tiba di rumah. Ia meletakkan mangkuk yang berisi sup diatas meja makan. Helaan napas terdengar, tugasnya untuk saat ini akhirnya selesai.

Suara derapan langkah kaki terdengar, Genna menoleh dan ternyata Alan sudah tiba di rumah. Cowok itu langsung menarik kursi dan duduk disisi Genna juga dihadapan masakan pesanannya. Senyum miring ia lemparkan pada Genna.

"Lo kesel sama gue?" Tanya Alan basa-basi.

Genna tersenyum paksa lalu menggeleng. Ingin sekali ia menguliti manusia tidak tahu diri seperti Alan. Ya, Genna masih kesal akan tindakan Alan tadi pagi. Gadis itu mulai memakan dessert boxnya sementara Alan mulai mencicipi sup buatan gadis itu.

"Uhuk...uhuk..." Alan terbatuk karena pedas.

Ia menatap Genna nyalang.

"Lo mau bunuh gue?! Ini pedes banget Genna!!" Bentak Alan kesal.

Genna melemparkan tatapan polos tanpa dosa sementara hatinya tersenyum senang.

"Masa iya sih? Kak Alan gak bisa makan pedas ya?!.... Huu... Cemen!" Ledeknya santai.

Pada saat itu pula Melissa tiba-tiba datang menghampiri putra dan putrinya. Ia mengecup kepala Alan dan Genna bergantian, lalu duduk di salah satu kursi di hadapan Genna. Alan kembali memakan supnya.

"Gimana arisannya bunda?" Tanya Genna.

"Biasa aja sih, bunda risih! Temen-temen bunda pada nanyain kak Laska kapan nikah!" Jelas Melissa.

"Kepo banget temen bunda!" Komentar Genna polos.

Wanita itu tersenyum lalu menatap makanan yang sedang dilahap putranya.

"Alan?! Kenapa kamu makan sup itu?" Tanya Melissa mengintrogasi.

Alan terdiam lalu menatap Genna penuh ancaman agar gadis itu tak memberi tahu sang ibu. Bisa gawat jika Melissa tahu ia mabuk. Genna balas menatapnya tajam dan dengan sengaja menyendok dessert box itu secara kasar hingga menimbulkan bunyi.

"Semalam kak Alan mabuk bunda!" Adu Genna.

MAMPUS

Melissa menatap Genna penuh tanya.

"Serius? Seberapa parah?"

Alan kembali mengancam Genna dengan tatapannya, mengisyaratkan agar gadis itu tak memberi tahu segalanya.

"Sampe muntah dua kali tuh semalam!" Jawab Genna.

Setelahnya tangan Melissa mendarat di telinga putranya, menjewel kencang.

"Alaan! Berapa kali bunda bilang? Kamu itu gak boleh mabuk!! Sini ikut bunda!!" Amuk Melissa.

"Iya, ampun bunda sakit... Ampun!" Ringis Alan.

Melissa tak peduli apakah anaknya itu kesakitan, ia menarik telinga Alan dan menyeretnya untuk ia omeli habis-habisan. Sementara Genna tersenyum penuh kemenangan.

"Haha... Mampus kan lo!"

~~~

Genna sedang menata rapi pakaian-pakaian Alan didalam lemari, setelah selesai ia menghela napas, pekerjaan berat untuk hari ini akhirnya selesai. Ia keluar dari walk in closet itu.

Alan sedang duduk ditepi ranjang sambil membaca buku. Ia lebih banyak diam setelah dimurka Melissa. Melihat itu Genna cekikikan sendiri.

Tak dapat dipungkiri, sekejam apapun Alan terhadap Genna, ia adalah anak yang selalu tunduk pada ibunya.

"Lo dendam apa sama gue sampe ngelaporin semuanya ke bunda?" Tanya Alan datar tanpa menoleh.

Genna tersenyum kikuk.

"Gak dendam kok!

" Terus?"

"Genna cuma gak suka kalo kak Alan mabuk terus muntah-muntah kayak semalam!" Terang Genna jujur.

"Siapa elo ngurusin hidup gue?" Kesal Alan.

"Aku Genna, babunya kakak yang ngurusin semua keperluan kakak dan ngelakuin apa yang kakak suruh. Genna emang cuma budak tapi Genna berhak perhatian dan khawatir sama kakak!" Putusnya dan langsung keluar dari ruangan itu.

Alan terdiam setelah mendengar ucapan Genna, gadis itu khawatir padanya?

~~~

Yoo Alanders...
Jangan jadi silent readers dong... Please. 1 vote dan komen kalian itu support sistem banget loh...

Jadilah pembaca yang sabar. Kalian pasti akan mendapat kejutan manis dari mereka....

Love Alanders 💜💜💜💜





Heart GrafterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang