7

3 2 0
                                    

Jika takdir tidak bisa mempersatukan kita, lantas mengapa kita dipertemukan?
_Zerania
🍁🍁🍁

Setelah penolakan keras dari Aksha kemarin, membuat Zera terus menangis. Malam yang sunyi Zera memutuskan turun ke bawah untuk meminum segelas air. Saat melewati kamar Reisha, Zera mendengar percakapan dari dalam kamar Reisha.

"Ma, Reisha sayang Mama. Jangan tinggalin Reisha, ya," kata Reisha.

"Mama juga sayang Reisha," ucap Widia. Kemudian mengecup kening Reisha. Tadi Reisha sudah tidur, namun ketika merasakan hal yang tidak nyaman membuat Reisha terbangun dari tidurnya. Dan ketika bangun, hanya kegelapan yang ia lihat. Kemudian Reisha berteriak memanggil mamanya, membuat Widia datang dan menenangkan Reisha.

Zera yang melihat itu, ada rasa iri di dalam hatinya. Semenjak bundanya berkerja dulu, tidak ada lagi kecupan ataupun pelukan. Hingga kini setelah bunda dan papanya bercerai, bundanya tidak pernah lagi datang untuk mengunjungi atau menanyakan kabar Zera dan kakaknya.

"Hidup lo terlalu indah Rei, gue akan buat lo ngerasain apa yang gue rasain," ucap Zera lirih. Dan melanjutkan perjalanannya ke dapur.

Zera sudah meminum segelas air, tapi di rasanya belum membuat rasa dahaganya berkurang. Zera memutuskan mengambil satu kotak susu dan satu bungkus roti yang ingin dia bawa ke kamarnya. Karena selain haus Zera juga merasa lapar.

"Hei, kenapa belum tidur?" tanya seseorang dibelakangnya.

"Nggak apa, cuma lapar aja," ucap Zera sambil memutar bola matanya.

"Jadi lapar, mama buatin makanan ya," ucap Widia.

"Nggak perlu," ucap Zera kemudian meninggalkan Widia sendiri di dapur. Zera kembali ke dalam kamarnya sembari memakan roti dan meminum susu. Namun, Zera tetap merasakan lapar. Dan karena rasa laparnya itu, membuat Zera tidak bisa tidur. Mau tidak mau Zera kembali turun ke dapur.

Ada seporsi nasi goreng di meja makan. Zera mengedarkan pandangan ke semua ruangan, dan tidak menemukan seorang pun di sana. Zera menarik kursi dan mendekatkan nasi goreng itu ke dalam dekapannya. Dan perlahan menyuapkan nasi goreng itu ke dalam mulutnya.

"Enak juga masakan ibu tiri." Ucap Zera lirih.

Tak sampai 5 menit bagi Zera untuk menghabiskan seporsi nasi goreng itu. Selesai memakan nasi goreng Zera menaiki tangga dan kembali menuju kamarnya. Widia yang melihat itu dari ujung ruangan, tersenyum bahagia melihat putri tirinya itu memakan lahap nasi goreng buatannya.

🍁🍁🍁

Tidak seperti pagi biasanya, kali ini Zera tidak berangkat ke sekolah lebih awal. Ia menunggu sarapan hari ini, apakah ini karena semalam atau ada hal lainnya?

"Dek, gue berangkat duluan. Lo nanti berangkat sama papa, ya," ucap Alfan yang meninggalkan ruangan terburu-buru. Dan dijawab anggukan oleh pemilik nama.

"Tumben, ze. Kamu ikut sarapan," ucap Noval sambil mengaduk makanannya.

"Pengen aja," ucap Zera singkat.

Karena Zera tidak berangkat bersama Alfan, mau tidak mau Zera harus satu mobil dengan Reisha. Tidak ada suara dari Reisha maupun Zera, keduanya sama-sama bungkam.

Setelah turun dari mobil, keduanya berjalan beriringan menuju gerbang sekolah.

"Gue nggak pernah lihat lo di sekolah," perkataan keluar dari mulut Reisha tiba-tiba.

"Gue sibuk OSIS. Lagipula, gue sama lo kan nggak sekelas," jawab Zera sambil berjalan meninggalkan Reisha di tempat.

🍁🍁🍁

Semenjak Elvan pindah ke sekolahnya, tidak ada lagi yang menggangu Reisha dan sekarang ia tak usah repot-repot lagi bawa kotak bekal karena Elvan sering mentraktir Reisha.

Setelah tadi pagi berangkat bersama dengan Zera dan memulai percakapan membuat Reisha sedikit gembira. Pasalnya, semenjak mereka berada di satu rumah, belum sekali bagi Reisha berbicara dengan Zera.

"Tumben berangkat pagi," tanya Reisha yang melihat Elvan sudah berada di kelas.

"Males di rumah," ucap Elvan.
Reisha meletakkan tasnya pada kursi kemudian mengajak Elvan pergi ke kantin. Awalnya Elvan menolak ajakannya, namun karena hari ini Reisha yang mentraktir membuatnya mau tak mau pergi ke kantin.

"Kok rame ya?" tanya Reisha.

"Gue udah bilang, nggak usah ke kantin."  Ucap Elvan.

"Lihat ada kursi yang kosong, ada Aksha juga di sana. Lo kan belum kenal, gue kenalin." Elvan melihat kemana jari tunjuk Reisha mengarah, membuatnya semakin kesal.

"Kalau lo mau kesana, kesana aja sendiri. Gue males," ucap Elvan sembari meninggalkan Reisha sendiri.

Reisha berlari mengejar Elvan "Lo kenapa sih, Van? Ada masalah?" tanya Reisha.

"Lo tau dia siapa?" tanya Elvan. Karena tidak tahu, Reisha menggelengkan kepalanya.

"Dia itu cucu kesayangan kakek gue, dia adalah pewaris terbesar keluarga gue, dan gue selalu dibanding-bandingin sama dia."

"Dan karena dia, Mama sama Papa selalu paksa gue buat bisa seperti dia," lanjut Elvan.

"Jadi alesan lo males di rumah itu ada Aksha?" tanya Reisha.

"Dia pindah kerumah gue buat sementara waktu, karena rumahnya lagi direnovasi," jawab Elvan.

athteraest
#abishathorayalitterae
#atl
#cipkaryaAtl
Athterae

AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang