13

1 2 0
                                    

Cinta itu hanyalah ilusi untuk mencapai sesuatu yang
dimiliki orang lain

Tanpa izin siapapun, Elvan membawa neneknya ke rumah
sakit. Meski ia tak tahu membayarnya dengan cara apa, yang terpenting neneknya bisa sembuh kembali seperti semula.

"El, Oma mau di rumah," ucap Ratna lirih karena baru sadar dari tidurnya.

"Oma harus ke rumah sakit. Elvan nggak mau nenek kesakitan," ucap Elvan.

"Tapi El-" ucap Ratna yang ditahan oleh Elvan.

"Nenek harus kerumah sakit, cuma nenek yang Elvan punya," ucap Elvan. Sembari membangunkan neneknya dari tempat tidur dan memapahnya keluar dari kamar.

"Mau kemana kamu?!" tanya Pradja.
Elvan menoleh kebelakang melihat Pradja memandangnya intens, "Bukan urusan anda," jawab Elvan.

"Berhenti di situ! Atau saya anggap kamu bukan cucu saya lagi," ucap Kakek Elvan. Namun, Elvan tetap saja membawa neneknya keluar dari rumah itu dan menuju rumah sakit dengan mengunakan taksi online.

🍁🍁🍁

Zera memasuki kamarnya. Kamar yang bernuansa terang, nyatanya tidak seterang hidupnya. Sudah banyak cara agar ayahnya bangga terhadap Zera, namun kenyataannya nihil. Zera mengikuti banyak organisasi, lomba, dan olimpiade lainnya serta berusaha mempertahankan peringkat pertamanya dari kelas tujuh namun kenyataannya Noval tidak pernah peduli dengan apa yang dilakukan Zera. Menangis di pojokan adalah rutinitas akhir-akhir ini, entah itu karena percintaan atupun keluarga.

Pagi ini, Zera berangkat lebih awal dari biasanya. Bukan karena rajin, hanya saja malas di rumah. Bagi Zera, adanya Reisha di rumahnya membuat Zera semakin jauh dengan ayah kandungnya.

"Hi, Ze. Tumben berangkat pagi," sapa Keysha sembari meletakkan tasnya.

Zera menutup buku yang tadi ia baca, "Males aja di rumah," ucap Zera.

"Reisha lagi?" tanya Keysha.
"He-em," dehem Zera.
"Gue punya ide."
"Apa?" tanya Zera sebelum dibisiki sesuatu oleh Keysha.

🍁🍁🍁

Sudah sekitar setengah jam Reisha duduk di bangkunya, namun teman sebangkunya itu belum juga datang.

"Ke mana, sih?" tanya Reisha lirih. Reisha membuka smartphone, dipilihnya aplikasi berbagi pesan.

Adhitama Elvan Syahreza

Di mana Lo?

Di rumah sakit.

Ngapain
Lo sakit?

Oma yang sakit

Nanti gue jenguk

Oke, gue tunggu

Reisha menutup aplikasi tersebut, karena guru yang sudah berada di kelasnya. Kelas berjalan dengan lancar hari ini. Tidak terasa, waktu jam pulang sekolah sudah tiba. Reisha bergegas memakai tasnya dan menunggu taksi online yang ia pesan tadi.

Kurang lebih sudah seperempat jam Reisha menunggu di tepi jalan, namun taksi yang ia pesan belum juga datang. Sebuah mobil sport berhenti di depan Reisha berdiri.

"Ngapain?" tanya Aksha orang yang ada di dalam mobil itu.

"Nunggu taksi online," jawab Reisha singkat.

"Bareng gue aja."

"Tapi gue mau ke rumah sakit," ucap Reisha.

"Lo sakit?" tanya Aksha.

"Nggak," jawab Reisha.

"Ya udah, gue anterin," tawar Aksha yang kemudian membukakan pintu mobil untuk Reisha. Tidak ada lempar suara dari keduanya hingga tiba di rumah sakit.

"Makasih ..."

"Ya, siapa yang sakit?" tanya Aksha.

"Nenek lo kan, yang sakit. Lo nggak ikutan masuk?" tanya Reisha yang membuat Aksha langsung terdiam.

"Gue buru-buru," ucap Aksa sembari memasuki mobilnya dan melajukan mobilnya cukup cepat.

"Cih, kalau buru-buru ngapain anterin gue?" decih Reisha setelah kepergian Aksha.

Reisha masuk ke dalam rumah sakit. Ia mencari di mana ruang nenek Elvan dirawat. Tidak memerlukan waktu lama bagi Reisha untuk mencari ruang rawat itu.

Tok! Tok! Tok!

Elvan membukakan pintu," eh ... Reisha,"  ucap Elvan.

"Giamna keadaan Oma? Ini gue bawain buah buat Oma dan nasi uduk buat lo. Pasti lo belum makan, kan?" tanya Reisha.

"Keadaan Oma udah mendingan, kata dokter. Makasih lho nih, nasi uduknya. Tau aja lo, kay gue laper," ucap Elvan.
Athterae

AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang