Sepulang dari cafe di hari itu, Dean merasa hidupnya menjadi lengkap dan penuh warna. Iya, semenjak seorang gadis manis datang kedalam kehidupannya. Pada awalnya, Dean mengira semua akan berjalan mulus dan hari-harinya akan dipenuhi kenangan dan ingatan manis tentang sang gadis pujaannya. Begitu manis, sampai-sampai itu berubah menjadi penyakit diabetes yang akan membunuh ia perlahan. Tapi, Dean tidak masalah selama itu dengan Arisha, ia akan tetap menjalaninya.
Tapi, seperti wejangan 'Jangan terlalu berekspektasi pada manusia', seharusnya memang seperti itulah Dean sejak awal. Cih, imajinasinya sekarang terlalu liar karena Arumi-adik kesayangannya-sering mengajaknya menonton film komedi romantis. Tentu saja awalnya Dean menolak mentah-mentah dan mencibir sang adik yang terlalu banyak menonton drama seperti itu. Namun, seperti terkena karma instan, se-instan mie kuah favorit Arumi, Dean menjadi candu terhadap drama-drama romantis seperti itu. Ia seakan hanyut dalam cerita sembari membayangkan Arisha juga akan seperti itu nanti dengannya. Ahh, membayangkannya saja membuat wajah Dean semerah tomat. Tapi hanya sampai hari ini, akhirnya ia sadar bagaimana cerita dalam drama romantis itu hanyalah pembohongan publik saja. Pada kenyataannya, semuanya tak seindah yang dibayangkan. Dan, kenyataannya selalu terlalu pahit untuk ditelan.
Hari ini tepat 1 tahun Arisha dan Dean menjalani hubungan mereka. Hari dimana kelopak bunga-bunga nan cantik mulai berguguran ke tanah. Hari cerah di bulan September itu tidak akan pernah Dean lupakan. Setiap saat, ketika ia melihat bunga yang jatuh, bayangan dimana ia untuk pertama kalinya jatuh ke pelukan Arisha dan memutuskan untuk jatuh lebih dalam setelah itu selalu berputar dalam ingatannya. Mereka memang tak terlalu punya banyak momen romantis untuk dibicarakan. Tetapi, walaupun kisah mereka tak seromantis itu, mereka jarang sekali bertengkar seperti pasangan kekasih pada umumnya. Karena selain Dean dan Arisha yang sama-sama selalu saling mengalah dalam setiap perdebatan, juga karena memang mereka jarang terlihat bersama. Arisha selalu saja sibuk dengan kegiatan di himpunan kampus bersama Rafa, sementara Dean terlalu sibuk berlatih mengurus firma hukum ayahnya.
Pagi ini cerah, sama seperti satu tahun yang lalu. Angin bertiup perlahan, namun cukup untuk membuat bunga yang mulai kering di ujung ranting pohon ikut tersapu kedalam iramanya. Hari yang indah, dengan semua kenangan indah yang Dean punya. Hari ini, sekali lagi Dean ingin mengukir sebuah kenangan indah bersama Arisha. Mengingatkan Arisha bahwa walaupun Dean tak selalu disampingnya layaknya Rafa, Dean masih sangat mencintai gadis itu. Ia sengaja tak mengabari gadis itu bahwa ia akan menjemputnya untuk pergi ke kampus bersama pagi ini. Sekalian saja, ia ingin meminta izin orang tua Arisha untuk membawa gadis semata-wayang mereka untuk seharian ini.
Tapi sayang, malang tak dapat ditolak mujur tak dapat diraih. Ketika Dean tiba dipersimpangan dekat rumah Arisha, ia mendapati sang pujaan hati berangkat bersama seorang pria. Siapa lagi kalau bukan Rafa. Arisha berangkat bersama Rafa menggunakan mobil sport hitam mewah milik Rafa. Tentu saja Rafa mendapatkannya dari hasil merengek pada orang tuanya. Cih, tentu saja lebih baik Dean dari segi apapun. Yaa, walaupun ia hanya menaiki motor matic, tapi itu dari hasil kerja kerasnya sendiri.
Dean ingat, pernah suatu ketika Arisha diboncengnya dengan kecepatan rendah, dan ketika hal itu terjadi, gadis itu akan bertanya padanya.
"De, dulu kamu pernah cerita walaupun kamu cuma bantu papa kamu ngurus firma hukum dikit-dikit sambil magang, tapi papa kamu tetep ngasih uang gaji, kan?", titah gadis itu.
"Iya Zy. Kenapa emangnya?", tanya Dean sembari melihat wajah imut sang gadis lewat spion motornya.
"Terus, kenapa kamu ngga beli mobil aja kayak temen-temen yang lain? Bukannya aku matre, cuma aku sering banget liat Danan ngeledek kamu gara-gara cuma kamu yang naik motor se fakultas hukum, terus juga pekan lalu kamu basah kuyup gara-gara kena hujan pas sampai kampus"
YOU ARE READING
COIN || Dean Abimana Putra
Romance"Zy, kamu tau warna Coin?" Gadis itu hanya diam sambil menggelengkan kepala lucu mendapati pertanyaan tiba-tiba seorang Dean. "Coin itu sejenis abu-abu, dia sering dibilang warna abu-abu, padahal dia ngga seabu-abu itu buat dilihat", yang laki-laki...