Bintang 3 :
Rigel = Bintang"Gemintang!"
Aku menoleh ke asal suara, itu adalah teman sekelas ku, Vyra, dia lumayan dekat dengan ku karena kita ada di satu ekstrakurikuler yang sama. Tapi kami cukup jarang mengobrol bersama di kelas, paling hanya sekali dua kali, itu pun bukan obrolan panjang yang nanti akan berlanjut.
"Ya?" Aku menatapnya bingung.
"OSIS mau ngadain pentas seni, sebagai penutupan acara, ekstrakurikuler band di suruh tampil!"
"Lalu?"
"Apa yang di maksud dari lalu? Lo anggota ekstrakurikuler band kan, bukan anggota DPR?"
"Iya."
"Ya udah, berarti lo harus ikut tampil! Kan cuman lo yang bisa lihai main keyboard. Please, mau ya??"
"Hmm... Enggak mau."
"Kenapa? Lo mau gue keluarin dari ekstrakurikuler band?"
Ah iya, Vyra ini juga ketua kita. Dia memegang peranan sebagai vokalis, karena suaranya yang bagus. Jadi dia bebas mengeluarkan aku kapan saja jika aku terus menerus menolak perintahnya. Meskipun dia tau bahwa ancaman itu gak berlaku untuk ku.
"Pasti banyak yang akan menonton kita."
"Justru itu! Biar semua orang tau kalau lo bukan perempuan yang sukanya melamun di sudut kelas. Lo itu berbakat!"
"Malas."
"Ikut sebagai pemain keyboard, atau gue suruh jadi vokalis?"
"Oke, gue yang mainin keyboard."
Raut wajah Vyra berubah gembira. "Nah gitu dong! Tapi jadiin lo sebagai vokalis kayaknya asik juga. Oke, nanti sebagai penutupan, yang nyanyi lo, ya? Kemungkinan kita bakal tampil 3 lagu."
"Hah?! Gak mauu, gue yang main keyboard aja."
"Gak apa-apa, suara lo bagus kok. Sayang banget kalau bakat lo cuman di pendam. Ya udah, gue bilang ke OSIS dulu kalau anggota band udah setuju. Pulang sekolah nanti latihan, ya! See you!"
Aku melongo mendengar ucapan Vyra. Ketua band sialan, lebih baik aku ikut ekstrakurikuler sastra daripada cari jodoh di ekskul band itu!
"Di suruh tampil, ya?" Kak Rigel tiba-tiba sudah di samping ku. Aku menengok ke arah kanan dan kiri, gelagapan sendiri.
"Gak usah panik. Gak akan ada yang berani dekati kamu. Ada saya di sini."
Aku mengangguk kecil, berusaha untuk tetap tenang.
"Di suruh main keyboard buat acara pensi nanti."
"Bagus dong, kan itu emang bakat kamu sedari kecil."
"Berlebihan. Saya baru belajar keyboard sejak kelas 10 SMA, Kak."
"Ah, benar juga."
Aku terkekeh geli.
"Mau bawain lagu apa nanti?"
"Enggak tau. Mungkin nanti akan di bicarakan Vyra."
"Jadi hari ini enggak bisa pulang bersama lagi?"
"Enggak dulu, Kak. Saya mau ada ekstrakurikuler band."
"Ya sudah, saya juga jadi panitia dadakan aja."
"Ngapain?"
"Bantu anak OSIS buat hiasan panggung."
"Yang ada Kakak malah nambah-nambahin kerjaan mereka. Pulang duluan aja sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG DALAM STOPLES
Short Story"Kak, bintang itu butuh jutaan tahun lamanya agar sinarnya sampai ke bumi kan? Maka dari itu, saya bilang bahwa bintang berani berjuang. Namun nanti, ketika bintang mulai rapuh, ia meledak menjadi serpihan. Makanya saya bilang bintang berani melepas...