Halooow!! Sebenarnya, aku gak yakin mau published cerita ini. Tapi karena ini ceritanya termasuk singkat, jadi aku beraniin diri buat published cerita ini dan stop berhenti di tengah jalan dalam membuat cerita.
Soalnya banyak cerita ku yang berakhir berhenti di tengah-tengah karena aku gak ngerasa percaya diri sama tulisan ku sendiri ಥ╭╮ಥ
Ngomong-ngomong, di cerita ini sebenarnya aku nyempilin teori (yang aku yakin kalian gak sadar maksud dari teori yang aku buat). Jadi, aku nulis ini buat ngejelasin teori yang aku tulis di cerita "Bintang Dalam Stoples" inii.
Teori pertama, tentang judul yang tertera di awal. Contohnya di chapter 1 kan ada tuh tulisannya yang begini;
Bintang 1 :
Pohon belakang sekolah + bintang = RigelNah, ini tuh berkaitan dengan prolog. Di mana Rigel kan ngasih stoples penuh berisi origami bintang-bintang, yang di dalam origami itu ada kenangan tentang dia sama Astra (Gemintang Reswara).
Maksudnya Bintang 1 di sini tuh, pertanda kalau Astra lagi mengenang memori tentang dia sama Rigel. Hal ini di perkuat sama ucapan Astra di chapter "BINTANG YANG MELEDAK" waktu itu dia bilang,
"Kak, selama setahun ini, saya habiskan dengan mengenang segala kenangan yang pernah kita lakukan berdua. Saya buka bintang dalam stoples yang pernah Kak Rigel kasih waktu kita masih bersama, saya baca dan saya ingat dengan jelas segala memori yang ada. Karena kata Kakak, mengenang adalah salah satu cara untuk mengikhlaskan kepergian,"
Seperti yang kita tau, mereka putus udah satu tahun. Begitupun dengan perawatan penyakit gagal ginjal Rigel yang udah kejalan selama setahun itu.
Jadi, alur cerita ini tuh sebenernya bergerak mundur. Tapi ada beberapa chapter juga yang menceritakan keadaan Astra di masa waktu sekarang. Maksudnya, masa di mana si Astra ini gak lagi mengenang kebersamaan dia sama si Rigel lewat bintang dalam stoples. Nah, hal itu di tandai dengan;
Sinar Bintang : Jangan Meledak!
Kalau kalian sadar, tiap bagian Sinar Bintang tuh pasti ada aja orang terdekat Astra yang minta dia buat berpikir realistis. Contohnya Hanifah yang selalu suruh Astra untuk lupain Rigel dan merelakan sosoknya. Atau Vyra, yang ngobrol tentang bintang sama dia di belakang sekolah. Vibes-nya tuh kalau gak sedih, ya di suruh berpikir realistis. Mereka seolah mau sadari si Astra biar gak melulu galau karena Rigel.
Kenapa aku ambil judulnya dengan nama Bintang 1, Bintang 2, dan seterusnya ketika Astra sedang mengingat Rigel?
Ini jawabannya udah sering banget kalian baca di cerita ini. Yaitu, karena bintang berisi kenangan. Jadi aku mendefinisikan bintang di cerita ini sebagai kenangan. Makanya scene di part ini si Astra lagi sama Rigel. Kalau untuk angkanya, itu urutan kenangan yang mereka buat aja sih.
Terus, kenapa aku definisikan realita si Astra dengan Sinar Bintang? Aku pernah baca, katanya sinar bintang tuh sebenernya sinar di masa lampau. Jadi kalau kita lihat bintang, sama aja kayak kita lagi lihat masa lalu.
Nah, si Astra ini suka banget kan liat masa lalu. Tapi kadang, kita juga harus realistis dan terus berjalan ke depan. Gak melulu lihat kebelakang terus.
Sampai akhirnya sinar bintang milik Astra berakhir. Bersamaan dengan Rigel yang di pulangkan ke bumi, memori mereka juga ikut terkubur. Makanya aku buat bagian Sinar Bintang : Akhir dari cahaya dengan Astra yang udah mulai bisa berdamai sama masa lalu dan mengikhlaskan kepergian Rigel.
Yap, begitu lah teori abal-abal dari cerita ku ini! Kebanyakan nulis cerita detektif kali, ya? Jadi sampai buat teori begini.
Segini aja kali, ya? Nanti kalian bosen.
Makasih ya udah baca cerita ku!! Tolong mampir ke cerita ku yang lain juga~ 🙇
Babaiii!! Sampai jumpa di cerita selanjutnya!!
P.s : Sebenarnya Bintang Dalam Stoples ini aku buat karena terinspirasi dari diri ku sendiri yang punya keinginan gak masuk akal. Yaitu, masukin bintang ke dalam stoples (. ❛ ᴗ ❛.)
KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG DALAM STOPLES
Short Story"Kak, bintang itu butuh jutaan tahun lamanya agar sinarnya sampai ke bumi kan? Maka dari itu, saya bilang bahwa bintang berani berjuang. Namun nanti, ketika bintang mulai rapuh, ia meledak menjadi serpihan. Makanya saya bilang bintang berani melepas...