CPN-0

3.7K 216 22
                                    

Winter ngangak tidak percaya ketika dia disodori sebuah surat permohonan, lebih tepatnya surat lamaran untuk dirinya. Winter yang bekerja sebagai customer service di sebuah bank ini meletakkan kembali surat itu ke atas meja dengan hati-hati. Kemudian menatap orang dihadapannya dengan penuh tanda tanya. "M-maksudnya?"

Orang itu tersenyum menanggapi pertanyaan Winter. "Jika Anda berkenan, bisakah saya meminta waktu membicarakan soal ini setelah jam kerja Anda selesai?"

Walaupun Winter masih bingung, tidak salahnya menerima tawaran ini kan?

"Jam 4 sore temui saya di cafe seberang."

_^_

Winter duduk sambil menyesap susu, sesekali bersenandung pelan menghibur dirinya setelah seharian berkutat didepan komputer. Rasanya Winter ingin rebahan sepanjang hari saja. Tapi Winter sadar ini bukan umurnya lagi untuk berleha-leha seperti itu. Terlebih lagi Winter ingin membantu keuangan keluarga mereka yang sekarang tengah memulai bisnis dari awal lagi. Hah .... Jangan dibahas, Winter menjadi sedih lagi nanti.

"Permisi."

Winter ngedongak.

"Lee Winter?" Tanya orang tersebut.

Winter mengangguk, "iya, benar."

"Saya Na Jaemin, salam kenal."

"Salam kenal." Winter tersenyum kikuk. Sepertinya ini orang yang berbeda, batin Winter kebingungan.

"Jadi bagaimana soal tawaran saya?"

"Tawaran?"

"Iya, soal lamaran. Apakah Anda menerimanya?"

"Em, saya dengan Anda?" Tunjuk Winter pada dirinya, kemudian menunjuk Jaemin yang duduk di depannya.

Jaemin ngangguk mengiyakan.

"Anda yakin?" Tanya Winter memastikan.

"Saya yakin."

"Tapi kita tidak saling kenal," ucap Winter sambil menggaruk hidungnya yang tiba-tiba gatal.

"Kalau begitu, mari kita saling mengenal."

Winter mengerjab pelan. Kok orang ini kekeh? Emang dia secantik apa sih sampai dikejar-kejar begini?

"Bagaimana? Kalau Anda setuju, saya akan segera menemui keluarga Anda."

"Oke."

_^_

Byurr~

Dengan tidak elitnya si kopi keluar lagi dari mulut seseorang. Matanya memerah begitupun dengan hidungnya. Rasanya tidak enak sekali tersedak kawan.

"Melamar?" Tanyanya sekali lagi.

"Iya, Tuan."

"Siapa nama Anda tadi?"

"Na Jaemin."

"Sebentar," Taeyong mengingat-ingat nama Na Jaemin. Tidak begitu asing tapi, "apakah Anda bagian dari Na keluarga konglomerat itu?"

"Benar, Tuan."

"Apa tujuan Anda ingin menikahi putri saya?" Tanya Taeyong bingung.

"Sebenarnya tadi saya bertemu teman saya. Dia menemani calon istrinya yang sedang melakukan pemeriksaan rahim. Calon istrinya mengenalkan Winter kepada saya. Itulah kenapa saya bisa berada di sini sekarang."

Winter noleh lalu menyolek lengan Jaemin. "Siapa nama teman Anda?"

"Lee Jeno dan calon istrinya Karina."

Winter ngangguk, "Karin rupanya" gumam Winter pelan

"Jadi, Tuan?"

"Jika Anda bisa adil, saya tidak keberatan. Keputusan ada ditangan putri saya."

"Adil?"

"Jaemin ini sudah punya empat istri, dan Winter yang kelima kalau Winter mau"

Oke. Pernyataan itu sukses membuat Winter menjatuhkan rahangnya.

_^_

Selamat datang di buku yang baru~ ada sedikit sentuhan tak masuk akal teman-teman...

Kali ini aku menggunakan cast JaeWin 🤗

Perhatikan ya aku sudah memberi peringatan kalau buku ini mengandung konten dewasa. Jadi mohon untuk yang umur dibawah 17 tahun skip saja jika ada chapter yang berbau ++... Cuma dibeberapa chapter untuk pelengkap. Atau bisa jadi aku pindah ke twt.

Konflik ringan.

Mohon jangan banyak berharap karena aku tidak sekeren itu membuat cerita yang menarik.


Tyalista, 30 Maret 2022.
Revisi, 28 November 2023.

Calon Pewaris Na (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang