CPN-07

1.5K 112 1
                                    

⚠️ Adegan Dewasa!

Bagi yang masih dibawah umur atau yang merasa tidak nyaman silahkan skip.

_^_

Setelah membulatkan tekat, akhirnya Winter memutuskan untuk menemui suaminya itu di kamar utama.

Ini sudah sore, Jaemin sudah pulang dari kantor. Tapi Jaemin biasa sibuk di ruang kerjanya di jam sekarang, dan ruang kerja tersebut tersambung dengan kamar utama.

Winter masuk ke dalam kamar yang ternyata sepi. Sebenarnya pergi ke mana para saudarinya itu? Tidak mau berpikir terlalu larut, Winter  berkelana mengekplorasi kamar besar ini. Bagus sekali. Winter jadi ingin tidur di sini.

Sret ....

Winter membuka laci nakas di samping kasur, ia penasaran. Melihat isi laci tersebut membuat Winter kebingungan. "Untuk apa ada pengaman sebanyak ini?" Winter menatap bingung dengan kehadiran pengamanan berbagai macam rasa di dalam rumah tangga mereka yang seharusnya tidak atau belum membutuhkan benda ini.

"Sayang."

Winter sontak menoleh, suaminya itu baru keluar dari ruang kerja.

"Apa yang kamu lihat?"

"Oppa, untuk ap--"

"Manggil apa tadi?" Jaemin memotong ucapan Winter.

"Em, Oppa." Ulang Winter.

"Akhirnya~" Jaemin tersenyum lebar.

"Apanya?" Tanya Winter bingung.

"Mau menggunakan panggilan 'oppa' selama ini kan tidak mau." Jelas Jaemin.

"Oh ya? Bukanya aku sudah lama memanggil dengan embel 'oppa' ya?"

Senyum di wajah Jaemin memudar, tergantikan dengan ekspresi terkejut. "Masa iya?!" Tanya Jaemin tidak percaya.

"Memang iya."

"Oppa tidak sadar tuh."

"Makanya sekarang sudah sadar, kan?"

Jaemin ngangguk mengerti, "tadi Sayang mau menanyakan apa?"

"Oh ini," Winter mengangkat si pengaman, "kenapa banyak benda ini, Oppa?"

"Tentu saja fungsinya untuk mencegah kehamilan."

Winter mencebik kan bibirnya mendengar jawab Jaemin. Bukan jawaban itu yang mau ia dengar. "Iya tahu. Yang aku tanyakan itu kenapa pakai benda ini? Katanya mau punya keturunan, kok malah dicegah sih?"

"Karena mereka tidak boleh hamil lagi. Makanya Oppa pakai benda ini." Jawab Jaemin dengan entengnya.

"Lho, kenapa?"

"Mereka sudah mengalami keguguran dua kali. Oppa tidak mau lagi mereka hamil. Hanya akan sia-sia saja. Kasihan mereka sama calon bayi yang tidak akan pernah melihat dunia, padahal adik bayi berharap bisa melihat dunia, tapi sudah dipanggil duluan." Jelas Jaemin agak terperinci. Tidak ingin istrinya salah paham atas maksudnya.

"Terus kalau aku sampai keguguran juga bagaimana?"

"Jangan hamil lagi. Sama seperti mereka."

"Terus Oppa akan menikah lagi?" Cicit  Winter. Kalau iya dirinya harus segera menyiapkan surat perceraian, mana mau dia di madu. Walaupun sekarang dia seorang madu sih.

"Tidak. Ini yang terakhir. Kalau masih tidak berhasil, mending mengadopsi saja."

Perlahan tapi pasti raut wajah Winter memancarkan aura positif. Terlihat lebih cerah dan nyaman dipandang lama-lama. Sampai-sampai Jaemin tidak mau berkedip lagi.

Calon Pewaris Na (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang