"Oppa, beli kue ikan dulu dong~" Winter bergelayut manja di lengan Jaemin yang sedang menyetir.
"Iya, kita mampir ke resto nanti di depan sana."
"Tidak mau~ aku maunya yang dijual di pinggir jalan itu lho, Oppa~"
"Tidak sehat beli di sana, Sayang~" Jaemin membalas dengan nada yang sama seperti Winter.
Winter menatap Jaemin tidak suka. Apa maksud orang ini tidak sehat?! Mentang-mentang orang kaya. Winter melipat tangannya di depan dada, mengalihkan tatapannya kesamping. Malas banget ngomong sama orang sombong begitu.
Nah, si Jaemin ini tidak peka juga, semakin menjadi-jadilah si Winter.
"Tunggu di sini saja ya, biar Oppa yang pesan." Tanpa menunggu jawaban Winter, Jaemin langsung meninggalkan Winter yang semakin manyun.
"Wah, tidak peka sekali manusia itu. Suami siapa dia?!"
Sampai Jaemin kembali ke mobil lagi pun, Winter masih saja manyun. Nah yang ini Jaemin sadar. "Kenapa manyun begitu? Ini sudah Oppa pesankan, lho ...." Jaemin menyodorkan kue ikan yang baunya semerbak membuat hidung Winter kembang kempis.
"Kamu tu ya! Orang mau beli yang di pinggir jalan juga! Jualan di pinggir jalan itu sehat, pintar-pintar saja kita yang pilih. Mentang-mentang kaya. Kamu belum pernah jadi orang susah sih, aku nih sudah pernah makanya aku tahu susahnya cari uang. Ini pasti harganya mahal, kan? Coba kalau beli di pinggir jalan, pasti sudah dapat banyak." Omel Winter panjang lebar.
Pelan-pelan Jaemin menarik kembali uluran tangannya. Membuka jendela mobil siap melempar kue ikan tadi. Tapi...
"Itu mau diapakan?!" Tunjuk Winter tidak santai.
"B-buang." Jawab Jaemin gugup. Kok istri kalau ngomel menyeramkan ya :)
"Kok dibuang?! Itu belinya pakai uang, bukan daun. Orang diluar sana masih banyak yang kesusahan hanya untuk makan karena tidak ada uang, ini kok malah mau buang-buang makanan."
"Kamu kan tidak mau makan ini--"
"Kata siapa?! Aku mau kok, sini." Winter merampas kotak kue ikan dari tangan Jaemin.
"Sabar, Sayang." Takut juga Jaemin lama-lama dimarahi terus.
"Ini sudah sabar kok."
Sudahlah, Jaemin diam saja.
_^_
Sepanjang jalan Winter masih makan dengan matanya awas melihat tempat-tempat yang mereka lewati.
"Wah, banyak pohon."
"Wah, udaranya segar."
"Rumah kita pasti bagus."
"Anak kita nanti pasti sehat sekali tumbuh di sini."
Puas bicara sendiri akhirnya Winter mencolek-colek lengan suaminya, "Sayang~"
Ciitt!
Jaemin ngerem mendadak. Sebelah tangan Jaemin menahan tubuh istrinya agar tidak membentur dashboard. Kemudian menoleh menatap istrinya dengan wajah syok, "tadi panggil apa?"
Winter yang masih setengah sadar dari keterkejutannya menjawab spontan apa yang dia katakan tadi, "Sayang." berakhirlah Jaemin yang senyum-senyum sendiri. Untung Winter anak yang baik hati, coba kalau tidak, sudah Winter pukul kepala Jaemin. Buat orang jantungan saja ngerem mendadak.
_^_
Masuk halaman rumah Winter sudah duduk tidak tenang lagi. Ini tu sesuai banget sama selera Winter. Rumah mereka yang ini benar-benar seperti menyatu dengan alam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Pewaris Na (Revisi)
Fanfiction(Tahap Revisi) Kesibukan Jaemin mencari seseorang yang mampu memberikan keturunan sebagai penerus keluarga Na. Sejak dulu keluarga Na dibuat kebingungan kenapa calon penerus mereka tidak bisa bertahan di rahim yang tidak tepat. Mereka bisa berkemb...