CPN-02

1.9K 156 7
                                    

"Winter, makan yang banyak, biar semakin sehat." Tutur sang istri pertama ramah.

"Terima kasih." Winter membalas tak kalah ramah.

"Sayur-sayuran semua ini sangat bagus untuk kesuburan, lho .... Kamu suka makan sayurkan, Win?"

"Aku suka makan apa saja, hehehe ...."

"Baguslah."

"Kalau kamu butuh tips dan trik untuk itu, boleh minta saran dari kami, Win. Jangan sungkan, ya."

Winter melirik Jaemin yang tidak terganggu dengan topik yang tengah dibicarakan. Di dalam pikiran Winter sekarang, bahwa Jaemin tidak punya rasa malu lagi.

_^_

Winter merebahkan tubuhnya di atas kasur sambil mendengus kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Winter merebahkan tubuhnya di atas kasur sambil mendengus kesal. Enak sekali Karina ini menjadikan dia sebagai bahan percobaan. Minta testimoni seperti minta permen saja.

Ceklek

Winter langsung duduk melihat Jaemin masuk. Menatap Jaemin penasaran. Apa dia mau tidur di sini?

"Sudah mengantuk?" Tanyanya. Winter menggeleng sebagai jawaban.

Jaemin duduk disamping Winter. Menatap Winter lekat sampai yang dilihat jadi salah tingkah. "Apa kamu sudah pernah melakukannya?" Tanya Jaemin ingin tahu.

"Melakukan apa?"

"Berhubung badan."

"Belum pernah," jawab Winter malu-malu.

"Mau mencoba?"

_^_

Winter meraba-raba tempat di sebelahnya, kosong, dingin, dan tidak ada tanda-tanda bekas ditiduri. Winter melirik jam di atas nakas, masih jam 4 pagi. Dan dia sendiri di kamar ini. Tidak mungkin kan kalau suaminya itu sudah pergi kerja.

Kemudian Winter mendengus ketika dia ingat kalau tadi suaminya itu bilang kalau tidak bisa tidur di kamar lain selain kamar yang ia tempati dengan istri-istrinya yang lain. Bolehkah Winter merasa kalau dia ini seperti pekerja seks? Selesai dipakai langsung ditinggalkan. Malang sekali nasibmu Win. Pelan-pelan Winter menggerakkan tubuhnya. Kaku, seperti tidak bergerak dalam jangka waktu yang lama.

"Sshh ...." Winter meringis ketika bagian bawahnya berdenyut perih ketika dia duduk. "Awas kau Na Jaemin!" Baru hari ke-2 Winter di rumah ini, tapi emosinya sudah tidak stabil.

Mengabaikan rasa sakit tubuhnya, Winter memakai bathrobe, kemudian keluar dari kamarnya menuju kamar utama rumah ini yang terletak agak jauh dari kamarnya.

Ceklek

Pintu besar itu terbuka perlahan. Mata Winter memicing seketika. Oh, hebat sekali tuan Jaemin ini!

_^_

Pagi ini Jaemin sudah siap dengan setelan kerjanya. Sebelum rutinitas pagi mereka yaitu sarapan bersama, Jaemin akan mengunjungi istri mudanya di kamar sebelah. Apakah istrinya itu sudah bangun? Jaemin harus memastikan kalau dia baik-baik saja. Membuka pintu itu perlahan, Jaemin langsung beradu pandang dengan pemilik kamar.

"Kamu sudah bangun ternyata."

"Kenapa kemari?" Tanya Winter ketus.

"Memeriksa keadaan kamu. Apa ada yang perlu aku bantu?"

"Tidak perlu Tuan, saya bisa sendiri."

"Jangan formal begitu, Win. Panggil oppa atau apa saja yang membuat kamu merasa nyaman."

Winter memutar matanya jengah. Sok akrab. "Kalau Anda tidak punya keperluan lain, mending Anda keluar dari kamar saya."

"Win, kok—"

"Apa? Mau membantu saya? Mau mengurus saya? Kalau Anda terpaksa tidak usah, saya bisa sendiri."

"Sebagai suami aku punya tanggung jawab dengan semua istriku, Win."

"Suami? Siapa yang Anda sebut suami? Siapa istri? Saya atau ke-empat istri Anda? Dengar ya Tuan, kalau Anda memang merasa saya ini istri Anda, Anda tidak akan meninggalkan saya sendiri di sini dan Anda pergi tidur dengan istri-istri Anda di sana. Sebenarnya saya ini istri Anda atau hanya mesin pembuat anak bagi Anda? Tapi saya lebih seperti pekerja seks yang habis dipakai langsung ditinggal."

"Win, aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya tidak bisa tidur—"

"Iya, tidak bisa tidur selain di kamar itu, saya tahu. Sekarang Anda keluar dari sini. Datang lagi jika Anda mau membuat anak dengan saya. Semoga cepat jadi dan saya bisa cepat pergi dari sini."

"Win—"

"Tolong Tuan pergi!"

"Maaf."

_^_

Revisi, 28 November 2023

Calon Pewaris Na (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang