CPN-09

1.3K 101 4
                                    


Winter mengedipkan matanya bingung melihat kiri kanannya. Ini kenapa dia dikelilingi orang sih? Tapi kok ada orang asing juga?

"Mata Winter sudah kebuka."

"Mana minum? Ambil minum."

"Jaemin Oppa, sini, Winter sudah bangun."

"Kenapa dia lucu sekali?"

"Kan, apa kataku."

"Sekalian bawa mapnya ke sini, Kun Oppa."

"Oppa~" Winter langsung merentangkan tangannya ketika melihat suaminya itu mendekat. Winter agak takut ditatap lekat oleh orang-orang yang mengelilinginya seolah dia adalah santapan yang nikmat.

Jaemin menyambut rentangan istrinya itu. Yang mana membuat istrinya beringsut masuk kedalam pelukannya sambil menarik selimut membuat istrinya itu tidak terlihat lagi.

"Oppa, mereka siapa?" Bisik Winter.

"Ajak kenalan kalau penasaran." Balas Jaemin berbisik pula.

"Jangan bicara yang kencang." Winter mencubit kecil pinggang suaminya. Orang sudah bisik-bisik juga. Kebiasaan.

"Mereka calon Hyena sama Je Haa." bisik Jaemin lagi. Pedas sekali cubitan istrinya ini.

Winter membuka sedikit selimut yang menutupi kepalanya.

"Hai~"

Salah satu dari orang asing itu menyapa Winter.

"Buka selimutnya, Sayang, mereka mau kenalan itu." Kata Jaemin.

Srek ...

"Ehem ...." Winter merapikan sedikit penampilannya yang berantakan. Maklum, orang baru bangun tidur.

"Minum dulu, Sayang."

Winter menerima gelas yang suaminya sodorkan. "Terima kasih." Jaemin hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Nah Winter,  Perkenalkan ini Kun oppa, dan ini Lucas oppa." Hyena memperkenalkan sambil menunjuk mereka satu persatu.

Winter meletakkan gelasnya ke atas nakas. Barulah Winter memperkenalkan dirinya. "Hai~ aku Na Winter. Iyakan, Oppa?" Winter menoleh ke arah Jaemin memastikan marganya.

"Tentu saja 'Na', masa 'Lee'..., Sayang kan istrinya Oppa."

"Nah iya, aku Na Winter. Salam kenal."

Tap... Tap... Tap... Tap...

Winter melongok ketika map itu berbaris dihadapannya.

"Winter, lihat," Aera menunjuk bagian bawah map dengan kertas bertuliskan namanya di bagian bawah, "kami masing-masing sudah tanda tangan."

Winter diam sebentar. Matanya masih fokus mengamati lembaran yang memang ada coretan tinta dibagian bawah. "Punya aku mana?" Tanya Winter tiba-tiba yang mana membuat Jaemin melotot kaget.

"Untuk apa?!"

"Cerai. Kan mereka--"

"TIDAK!" Semua orang di sana berteriak kecuali Winter yang mematung ditempat.

"Winter kan sama Jaemin oppa, untuk apa surat perceraian." Seo Yeon berkata tidak habis pikir.

"Kenapa aku ditinggal sendiri?" Tanya Winter yang masih tidak mengerti.

"Ya memang harus sendiri. Aku mau menikah dengan Lucas oppa. Aku tidak mau punya suami dua."

"Yah ..., kalau kalian tidak ada, rumah jadi sepi." Winter merengut tidak suka.

"Oppa kan masih ada." Ujar Jaemin.

"Oppa sibuk kerja." Balas Winter.

"Sana Jaem, buat anak biar istrinya punya teman." Saran Kun.

"Dia belum tumbuh padahal sudah lumayan sering menanam." Timbal Jaemin. Memangnya tanaman dibilang belum tumbuh?

"Coba posisi helikopter, Jaem"

"Helikopter?" Winter menatap Lucas tidak mengerti.

"Ajak Jaemin praktek, Win. Dia tahu kok."

Winter melirik suaminya sebentar, "Oke."

_^_

"Woah~ Sedang ramai ternyata."

"Lho, mommy?"

"Halo, Seo Yeon~"

"Kok tidak bilang kalau mau ke Korea, biar bisa dijemput di bandara."

"Mommy bisa sendiri kok. Ini kamu mau ngapain?"

"Ini mau masak, Mom."

"Yang lain mana?"

"Di sini, Mom." Saut Aera yang terhalang oleh kulkas. Tubuh kecilnya mana kelihatan.

"Mommy sama siapa? Daddy sama mami mana?" Tanya Hyena yang baru bergabung.

"Daddy tidak ikut. Mami langsung ke kamar."

"Lama di sini, Mom? Memangnya daddy bolehin?"

"Mana boleh kalau lama. Nanti malam pulang kok."

"Kok cepat?!" Seo Yeon tidak terima.

"Mommy sama mami cuma mau jemput Winter kok. Kalian yang jaga Jaemin selagi Winter pergi."

"Jangan lama-lama, Mom, soalnya kita tidak halal lagi."

"Hah?"

"Maksudnya kita sudah tidak sah lagi, jadi tidak boleh tinggal serumah lama-lama begitu, Mom." Jelas Hyena.

"Lho, kalian cerai?!"

"Iya." Jawab mereka serempak.

_^_

"Winter istirahat yang cukup, nanti malam kita ke Kanada."

Winter melirik Jaemin minta penjelasan. Yang dilirik cuma ngedip-ngedip saja. Aneh.

"Kita ada acara di Kanada, Mi?" Akhirnya Winter bertanya sendiri.

"Tidak ada, hanya main saja. Daddy kangen sama menantu katanya."

"Oh ...." Winter ngangguk mengerti.

"Kalian serius mau menikahi putri-putriku yang cantik itu?" Irene  berbalik menanyai dua orang calon laki-laki yang akan masuk dalam keluarganya. Iya, mantan istrinya Jaemin itu sudah Irene akui sebagai putrinya.

"Kami serius. Kalau semua persiapan sudah selesai, kami akan segera menikah." Kun berkata yakin.

"Ya, ya, memang harus secepatnya. Kalau tidak aku akan menjodohkan mereka dengan orang lain."

"Janganlah, masa aku jomblo lagi." Lucas tidak terima.

_^_

Sore menjelang malam hari, pasangan suami istri yang akan segera berpisah untuk sementara waktu ini tengah menyempatkan diri memadu kasih. Alasannya supaya tidak terlalu rindu waktu berpisah.

Halah, alasan! Padahal memang maunya mereka. Terutama Jaemin sih.

Kalau sampai ketahuan Irene, Jaemin ngajak Winter berbuat lagi padahal Winter baru sembuh karena gerd-nya kambuh, bisa saja Jaemin kena panggang oleh Irene.

Gerd adalah asam lambung naik ke kerongkongan. Hampir sama dengan maag tetapi berbeda.

Tapi ya mereka kali ini berbuatnya pelan kok. Lagian Winter juga mau kan, jadi Jaemin tidak salah. Walaupun begitu, untung saja infus Winter sudah habis, coba kalau belum, pasti selangnya sudah penuh oleh darah.

"Oppa pindah belakang saja, kakiku pegal." Keluh Winter setelah beberapa saat.

"Oke."

"Aku akan cepat pulang kalau Oppa mau pindah ke rumah lebih kecil dari ini, dan dikelilingi banyak pohon dengan rumah bernuansa Jepang." Ujar Winter disela kegiatan panas mereka.

"Siap, Nyonya Na!"

"Oppa, pelan!"

_^_

Edited, March 10 2024.

Calon Pewaris Na (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang