"Kok belum tidur?" Tanya Jaemin penasaran. Biasanya jam segini istrinya itu pasti sudah berenang di alam mimpi.
Winter meletakkan ponselnya ke atas nakas. Menarik, ehem, lengan suaminya mendekat. "Tengah malam begini malah keramas. Nanti pusing aku juga yang repot." Protes Winter sambil mengeringkan rambut suaminya dengan handuk kecil.
Jaemin mana perduli dengan protes yang Winter layangkan kepadanya. Matanya cuma sibuk mengamati wajah imut yang menggetarkan jiwa dan raganya. Sepertinya Jaemin harus membalas jasa Karina yang telah memperkenalkan Winter waktu itu. Memberi tahu fetish Jeno mungkin bisa membuat Karina senang. Mungkin, ya? Jaemin akan coba besok.
"Jangan melamun. Ayo tidur, besok kerja." Winter masuk ke dalam selimut, lalu tidur membelakangi Jaemin.
Jaemin naik ke atas ranjang, merapatkan tubuhnya ke tubuh sang istri, lalu membawa tubuh itu kedalam rengkuhannya. "Selamat malam, Nyonya Na~" Bisik Jaemin ketika wajahnya sudah terbenam diceru leher Winter.
"Jangan terlalu dekat, leherku geli kena napasmu." Winter mendorong kepala Jaemin menjauhkan dari lehernya.
"Sudah, tidur saja." Jaemin tak bergeming, tetap menempel bak lintah.
"Ish!" Winter mendengus kesal. Kenapa sih dia punya suami yang menyebalkan begini?
Karena Jaemin tidak mungkin menyingkir, dan mengusirnya tidak akan mempan, jadi ya sudah Winter pasrah saja. Hanya untuk malam ini lho, ya. Winter memejamkan matanya sembari menghitung keledai lompat-lompat agar kantuknya segera datang.
Tapi, tiba-tiba perkataan orang-orang mesum di grub tadi terlintas dalam hati mungil Winter. Terlebih kata menunggangi lebih mengganggu pikirannya. Winter membuka matanya, melirik lengan yang melingkar sempurna di pinggangnya. Iseng, Winter menusuk-nusuk pelan lengan itu. Seketika pelukan di pinggangnya semakin mengerat.
"Kok belum tidur?" Tanya Winter.
"Kamu sendiri kenapa belum tidur?" Tanya Jaemin balik.
"Tidak tahu."
Suasana hening selama beberapa saat.
"Oppa." Panggil Winter pelan.
"Hm?"
"Oppa suka ditunggangi, ya?" Tanya Winter spontan.
"Aaaaaaa!"
Sekejap mata tubuh Winter sudah nelungkup di atas tubuh Jaemin.
"Kok aku di sini?"
"Karena tidak di sana."
"Ish! Awas ah, aku mau turun."
"Tentu saja Oppa suka. Kenapa? Mau praktek sekarang?"
"Tidak!" Winter menggeleng heboh, "nanti aku kerja."
"Oppa juga kerja."
"Nah, makanya itu."
"1 jam."
"Hah? Heh Na Jaemin! Dasar mesum!"
_^_
"Win, sini." Karina melambaikan tangannya menarik atensi sahabatnya itu.
Winter balas melambaikan tangannya. Saat dia sampai di depan Karina, Winter dibuat melongok melihat penampakan cumi-cumi berbagai macam olahan. Pokoknya meja itu penuh.
"Mau mukbang, Rin?" Ia bertanya dengan nada sedikit mengejek tentu saja.
"Mana ada. Ini makan biasa, ya."
"Kenapa sebanyak ini? Kita cuma berdua'kan?" Winter memastikan.
Karina ngangguk, "memang cuma berdua."
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Pewaris Na (Revisi)
Fanfiction(Tahap Revisi) Kesibukan Jaemin mencari seseorang yang mampu memberikan keturunan sebagai penerus keluarga Na. Sejak dulu keluarga Na dibuat kebingungan kenapa calon penerus mereka tidak bisa bertahan di rahim yang tidak tepat. Mereka bisa berkemb...