Banyak siswa berlarian di halaman sekolah yang hijau dan bersih.
Langkah Lilly terhenti didepan pintu masuk sekolah. Tanpa sadar seorang pria berambut pirang memperhatikan Lilly dari kejauhan.
Dari jarak sepuluh meter Lilly berdiri, ia seperti menghidup aroma kayu jati, sangat khas seperti baru ditebang dari hutan. Aromanya manis dan segar.
Tak sempat Lilly menoleh kebelakang, sebuah tepukan dipundak Lilly mengagetkannya, sontak Lilly langsung menoleh sambil memegangi pundaknya "Aish, Sam! Kau pikir pundakku terbuat dari kayu?" keluhnya sambil menahan sakit dipundaknya.
"kemana saja kau?" jawab pria bernama Sam itu dengan tertawa kecil.
"Aku mencoba hidup mandiri, mendapat uang dari mengajar anak-anak beladiri" jawab Lilly cepat dan berlalu masuk kedalam gedung sekolah.Lilly sebenarnya tak kekurangan dari segi materi, hanya saja ia ingin sedikit membuat dirinya berguna dan tak melulu menggunakan uang ayahnya.
Dikelas, Lilly sengaja duduk di bangku paling depan agar tak ada satupun hal yang menghalangi pandangannya dari guru dan papan tulis.
Disusul Sam yang duduk dibelakangnya.
Sam sedikit menaruh perasaan pada Lilly, namun karena sifat Lilly yang terlampau cuek dan tertutup terhadap setiap pria yang mendekatinya, Sam mencoba untuk menahan diri dan tetap menjadi teman setia Lilly.
Dengan berteman, setidaknya ia masih bisa bercanda gurau dengan Lilly setiap waktu walaupun sebenarnya ia ingin lebih dari itu.
Tak lama kemudian Mr. Collins--guru bahasa inggris--masuk kekelas disusul seorang pria dibelakangnya.
Dari sudut pandang Lilly, sepertinya sedikit familiar dengan pria itu.Tapi ia tak tahu apanya yang membuatnya merasa familiar.
Bukan dari wajahnya, tetapi sesuatu seperti...
"Perkenalkan murid baru kita, ia dari London. Silahkan perkenalkan dirimu tuan emm..." ucap Mr. Collins dengan wajah sedikit berpikir.
".. Thomas Anderson, sir" balas pria berambut pirang itu.Sejenak Lilly menyadari sesuatu dan langsung mengetahui aroma kayu jati itu, yang ternyata berasal dari pria bernama Thomas yang sedang berdiri memperkenalkan dirinya depan dikelas.
"Kau boleh duduk Mr. Anderson" ucap Mr. Collins dan menunjuk ke tempat duduk yang berada di samping kiri Lilly.
Lilly menoleh kebelakang sedikit kearah Sam "kau mencium sesuatu? Seperti vanilla atau kayu jati?" bisik Lilly kepada Sam.
"Aku tak mencium apapun selain aroma cat baru. Sepertinya kau lapar Lill, baiklah aku akan mentraktirmu" jawab Sam sambil terkekeh pelan.
Lilly memutar bola matanya dan kembali menghadap kedepan kemudian kesamping dan mendapati pria bernama Thomas itu tengah memandanginya dengan wajah dingin.
Lilly hanya membalas dengan sedikit senyum kemudian menunduk dan menuliskan sesuatu di bukunya.
Sam yang melihat Thomas dengan intens menatap Lilly walaupun tak dihiraukan oleh Lilly, membuatnya sedikit kesal."Apakah tatapan itu berarti sesuatu? Apakah dia menyukai Lilly-ku?"
Dalam benak Sam sedikit gusar.Sedetik kemudian, Thomas beralih menatap Sam dengan tatapan yang tak kalah dingin dari sebelumnya.
Mendapati dirinya ditatap oleh pria itu, Sam hanya menyipitkan mata seraya mengelus pelan dagunya menyatakan bahwa ia sedikit bingung dengan hal itu.******
"What? Cukup Sam, kau sungguh menjengkelkan kali ini" gumam Lilly dengan ekspresi datar, nadanya pelan tetapi menekankan pada kata 'what'.
Belum sempat Sam membalas perkataan Lilly, seseorang menubruk bagian belakang tubuh Sam.Kejadian ini sungguh sering terjadi dikantin sekolah. Jadi, tanpa berniat membuat keadaan menjadi kacau, Sam tidak memarahi anak laki-laki tersebut yang ternyata jatuh karena terjegal, kelihatannya anak ini dibully oleh temannya.
"Maaf, maaf.." ucap anak laki-laki itu.
Sam sibuk membersihkan noda makanan yang jatuh di pakaiannya, hanya sedikit menoleh kearah anak laki-laki itu.Terlihat sekumpulan anak yang salah satunya menjegal kaki anak laki-laki itu sedang tertawa terbahak-bakak.
Sedetik kemudian Thomas datang dan memukul salah satu laki-laki yang tertawa itu.
Lilly yang melihatnya pun langsung pergi dari kantin, meninggalkan semua kekacauan itu dan juga meninggalkan Sam yang masih sibuk membersihkan pakaiannya.
Melihat Lilly yang sudah jauh meninggalkannya. "Hey Lill, ada apa?" teriak Sam kemudian Sam lekas menghampiri Lilly yang terlihat sangat malas untuk berbicara padanya.
"Aku hanya tak menyukai keributan, kau tahu itu" jawab Lilly malas.
"Kupikir kau tertarik padanya saat kubilang sepertinya dia menyukaimu" sanggah Sam dengan wajah sedikit kesal.Lilly hanya menatap Sam dan mengerutkan alisnya.
Sam terlihat cemburu, tapi sepertinya Lilly benar-benar tak memperdulikan laki-laki yang sempat ia pikir menyukai Lilly-nya itu.Kelas astronomi dimulai, Sam duduk disisi kanan Lilly. Kemudian saat Thomas datang, ia langsung duduk dimeja sebelah kiri Lilly. Membuat mereka bertiga terlihat satu deret, hanya berbeda meja.
Kali ini jam pelajaran astronomi hanya meninton film dokumenter.
Lilly tak terlalu menyukai kalas ini, sehingga ia sengaja duduk di bangku paling belakang. Karena pintu kelas terdapat satu didepan dan satu lagi dibelakang, memungkinkannya untuk bisa keluar dari kelas secara diam-diam.Melihat Lilly yang meninggalkan kelas, Sam pun mengikutinya.
Mereka duduk di kantin, Lilly menakan makanannya dengan lahap.
Sebelumnya saat waktu istirahat, Lilly tak sempat memakan apapun karena keributan tadi.Jadi, setidaknya perut makhluk apapun yang lapar memang harus segera diisi makanan.
Sam yang duduk didepan Lilly hanya memperhatikan Lilly makan dengan kedua tangannya menopang dagu.
"Ya ya ya, aku terlalu cepat menilainya. Kupikir saat ia terus memperhatikanmu dikelas, ia langsung menyukaimu" ucap Sam memecah suasana canggung diantara mereka."Aku tak ingin membahasnya, Sam. So, please stop. Okey!" sahut Lilly yang sedang sibuk memakan makanannya.
Lilly sungguh berhati keras. Sudah jelas pria didepannya ini menunjukkan sikap cemburu padanya. Tapi Lilly memang tak menyadarinya.
******
Finally, the third chapter!
Aku masih nunggu komen kalian loh, pliss pliss..
Udah ada 2 cowo nih. Kira-kira siapa yg jadinya sama Lilly? :DMulmed di samping itu Lilly
Oya voment ya kawan:)