Lilly masih terpaku melihat makhluk besar nan 'buruk' di depannya.
"Apakah ini satu dari empat Elf murni yang tersisa? Elf apa dia, Doe?" tanya salah satu Hederith didepannya.
"Tentu saja Elf hutan atau Elf alam, Elf terakhir yang dicari Raja Kamrith, Dom" jawab Hederith yang bernama Doe itu.
"Dia sangat mungil, bagaimana empat Elf berukuran mini bisa sangat berharga bagi Raja Kamrith?" tanya satu Hederith yang tengah asik memakan seekor kuda mentah-mentah.
Lilly yang memperhatikan Hederith satu itu terlihat mual, sembari memegangi perutnya.
"Bisakah kau makan kuda itu dengan cepat, Drue. Kita harus menangkap dan memberikan Elf ini pada Raja Kamrith" kata salah satu Hederith bernama Doe, yang bertubuh paling besar.
"Apa yang kau--" ucapan Lilly terpotong karena tiba-tiba sebuah kain langsung membungkus seluruh tubuhnya.
Lilly yang terkejut dengan perlakuan yang ia dapat, ia hanya bisa meronta-ronta dan menendang setiap sisi kain yang menutupinya berharap kain itu akan robek.
"Keluarkan aku, makhluk jelek!" bentaknya.
Tapi sayang usaha Lilly sia-sia. Karena kain yang membungkusnya ini adalah kain yang terbuat dari kulit domba yang sangat kuat.Sekitar satu jam Lilly terjebak dalam kain itu, Lilly hanya menangis dan berpikir bahwa sebentar lagi adalah akhir dari hidupnya.
"Mengapa Thomas tega meninggalkanku sendiri, atau dia juga ditangkap? Tapi mengapa tak ada suara apapun saat ia menghilang?" pikir Lilly dalam hati. Masih menangis.
*
Ketiga Hederith yang menangkap Lilly telah sampai ditempat tujuan mereka. Istana petinggi Hederith.
Dari struktur bangunan hampir sama seperti white-house yang apabila tak dihuni selama ratusan tahun dengan sulur-sulur tanaman hijau bergantung disetiap temboknya yang menjadikan bangunan itu tampak tak terurus.
Salah satu Hederith itu lalu menurunkam kain yang berisi Lilly didalamnya tepat didepan seorang pria bertubuh besar, namun sedikit lebih kecil dari ketiga Hederith yang menangkap Lilly tadi.
Dari belakang Lilly merasa familiar dengan sosok didepannya ini, dimana dia pernah menemuinya.
"Kau yang ada dimimpiku, apa kau juga yang menelponku malam itu?" tanya Lilly tegas pada pria yang sepertinya adalah Raja Kamrith itu."Kau pintar sekali, Lilly Elisabeth James. Ngomong-ngomong aku ingin berterima kasih pada kawanmu Thomas, yang sengaja membujuk dan menjebakmu untuk datang ke Allion agar kami membebaskan pasangannya, gadis Ofridate yang lemah. Sungguh menyentuh bukan?" jelas sang Raja pada Lilly yang mulai shock mengetahui kenyataan bahwa Thomas memanfaatkannya selama ini.
"Thomas?! Laki-laki pengecut!" teriak Lilly saat mengetahui kebenaran yang baru saja ia dengar.
"Lepaskan Ofridate itu, dan masukkan Elf ini kedalamnya" titah Raja Kamrith pada ketiga Hederith didepannya.
Saat itu juga Lilly dikurung dalam satu penjara besi, tak bisa berkutik sama sekali karena tenaganya sudah terkuras habis dari mulai terus menangis hingga shock yang dia alami.
"Maafkan aku Raja Kamrith, tapi sepertinya kondisi Elf itu sangat lemah, apa bisa ia menjalani ritual esok?" tanya seorang pria berjubah hitam dari leher hingga lututnya itu kepada sang Raja.
"Awasi dia, Albert. Jangan sampai dia mati didalam sana" perintah sang Raja pada pria bernama Albert itu.
"Lilly, makanlah ini. Aku akan membantumu keluar dari sini" suara perempuan yang menghampiri Lilly itu seperti tak asing baginya.
Lilly menegakkan kepalanya. "apa aku sudah mati? Anna?"
Benar saja, saat Lilly membuka mata, ternyata seorang perempuan dihadapannya itu adalah Anna, bibinya dulu yang membantunya keluar dari Allion dulu.
"Benar itu kau?! Bagaimana? Kau sudah.." sambil menerjapkan matanya, Lilly masih terlihat terkejut mengetahui seseorang yang di keehuinya telah meninggal, kini secara nyata muncul dihadapannya."Shh shh, pelankan suaramu. Mereka akan mendengarmu. Aku akan kembali" belum sempat Lilly menyelesaikan kalimatnya, Anna langsung pergi dan meninggalkan beberapa buah roti dan satu kantung daun yang berisi air didalamnya.
Tak perlu berpikir lama, Lilly langsung melahap makanan didepannya.
Seolah tenaga yang telah terisi, datanglah Anna menghampiri Lilly yang siap menjelaskan keberadaannya disini.
"Hai, Lill. Hm aku akan menjelaskan padamu, jadi ragaku memang mati didunia manusia, itu karena aku berbeda darimu. Tapi ruh ku bisa kembali ke Allion dan menjadi abadi disini, kecuali kalau aku mati di Allion. Maka aku tak bisa hidup kembali" jelas Anna pada Lilly yang sedang bingung memikirkan cara mengeluarkan Lilly dari penjara itu.
Lilly hanya mengangguk mengerti.Tapi sekarang hal yang lebih penting adalah keluar dari penjara ini "Cepatlah, aku ingin cepat keluar dari sini. Tolong aku, Anna" pinta Lilly pada Anna dengan menggoyangkan besi penjara yang mengurungnya.
"Tak ada pintunya, Lill. Kecuali aku mengangkat penjara besi besar ini keatas" gumam Anna menyesal.
Suara langkah kaki besar mulai mendekat, membuat Anna spontan bersembunyi dibalik pintu masuk rahasia tempat ia masuk tadi.Hederith penjaga penjara itu menghampiri dan mengangkat penjara besi itu kemudian mencengkram tubuh kecil Lilly dalam genggaman tangannya yang super besar.
Anna yang melihatnya dari balik tembok terlihat menyesal tak bisa berbuat apapun.
Tak ingin tenaganya habis dengan meronta-ronta, Lilly memilih diam tak bergerak.