Pukul 5 sore, Sam masih sibuk memilah pakaian yang cocok untuknya.
Sepertinya Sam akan menjadikan hari ini sebagai hari spesial baginya, tentu saja penampilan juga suatu hal yang penting."Come on, Sam. Jangan jadi pengecut. Nyatakan perasaanmu padanya atau dia akan segera diambil pria lain" ucap seorang perempuan yang sedang duduk didepan komputer didalam kamar Sam.
"Sifatnya sedikit tertutup, Jessie. Jadi aku sedikit sulit menemukan celah untuk memulainya" balas Sam kepada perempuan yang juga kakaknya itu.
Dirumahnya, Lilly tengah menyiapkan berbagai hidangan lezat yang hampir memenuhi meja makan besar didepannya.
Bel berbunyi, Lucas bersama istrinya--Sarah--sudah berdiri di depan pintu rumah.
Saat membuka pintu, Lilly sangat terkejut dengan kedatangan keduanya."Astaga kalian datang, kupikir kalian sedang berlibur di luar negeri" ucap Lilly senang dan memeluk keduanya bergantian.
"Tentu kami tak mau melewatkan hari ulang tahunmu, kau sudah semakin dewasa rupanya" balas Lucas yang tak melepas senyumannya.
"Aku sudah menyiapkan kado untukmu..Tadaa!" tambah Sarah yang mengeluarkan sesuatu dibelakangnya.
Kado ulang tahun yang besar, berukuan hampir setengah tubuhnya.
Dengan wajah bahagia, Lilly menyambut kado itu dengan senyum sumringah "Apa ini? Boleh kubuka?" tanya Lilly antusias.
"Tentu.." jawab Sarah yang senang melihat tingkah Lilly.
Ternyata bungkusan kado itu berisi sebuah gitar akustik berwarna coklat kayu. Sungguh bagus dan kokoh.
Sontak Lilly langsung menghamburkan diri kearah Sarah dan Lucas kemudian memeluk mereka berdua lagi, senyum dan airmata terharu menghiasi wajah Lilly."Okey Lill, bolehkah kami masuk? Ini mulai terasa dingin" gumam Lucas pelan.
Sesaat sebelum Lucas menutup pintu, Sam pun datang.
Ia langsung membuka jaket tebal miliknya yang menyisakan kemeja putih bergaris hitam horizontal dengan bawahan celana jeans hitam membalut kakinya.
Terlihat Sam sungguh tampan malam ini."Ow, siapa ini Lill. Apakah pacarmu?" tanya Lucas menggoda.
Kemudian Sam memperkenalkan dirinya pada Lucas, Sarah dan Armand."Kau pasti sudah lapar" sanggah Lilly yang tak menghiraukan pertanyaan kakaknya.
Mereka duduk mengisi 5 kursi kosong yang mengitari meja makan. Dengan dua kursi berdampingan di satu sisi yang diduduki Lucas dan Sarah, kemudian tiga kursi lainnya berada di tiga sisi terpisah yang diduduki Lilly ditengah berhadapan dengan Lucas dan Sarah, serta Sam dan Armand yang duduk disisi kiri dan kanan Lilly membuat mereka saling duduk berhadapan.
"Jadi, Sam. Kau teman Lilly disekolah. Apa kalian tidak ada sesuatu?" pertanyaan pembuka makan malam yang terkesan menggoda Lilly dan Sam.
"Ya, Mr. James. Lilly sungguh baik padaku. Tapi kami hanya berteman" jawab Sam dengan sopan.
Lilly hanya tersenyum penuh arti pada ayahnya seperti 'tolong hentikan, dad' disetiap raut wajah cantiknya.Makan malam berlangsung santai dan menyenangkan. Mendengarkan Lucas dan Sarah yang menceritakan pekerjaannya dan tempat tinggal barunya, semuanya terasa seperti satu keluarga yang harmonis.
Setelah sesi makan malam selesai, Lilly dan Sam berniat membeli beberapa cemilan dan soda di supermarket.
Mereka berjalan menyusuri jalanan tanpa kata-kata."Lill, aku ingin menanyakan sesuatu padamu" ucap Sam memecah keheningan diantara mereka.
Lilly hanya berdehem dan menoleh singkat pada Sam tak menghentikan langkahnya.
Sam menghentikan langkahnya dan mengeluarkan sesuatu di kantung jaketnya.