Chapter 9

57 4 0
                                    

Keduanya tiba di satu ruangan yang sepuluh kali lebih besar, didalamnya terdapat 4 penjara yang sama. Tak berpintu, kecuali mengangkatnya.

Lilly terkejut melihat apa yang ada di hadapannya, 3 dari 4 penjara itu terisi dengan masing-masing satu tawanan perempuan.

Dari ujung kiri, perempuan berambut hitam yang memiliki kulit putih dengan sayap biru serta butiran cahaya putih mengelilinginya. Ya, itu Elf angin.
Disebelahnya, perempuan bertubuh kurus, berambut cokelat dengan sayap merah menyala seperti api, terntu saja yang satu ini Elf api.
Yang terakhir, Elf air.
Berambut sama dengan Lilly, kuning pasir dan sayapnya yang berwarna putih transparan seperti capung dengan butiran biru beterbangan disetiap inci tubuhnya.

Mereka bertiga lemah tak bertenaga, bahkan sinar-sinar di sayap mereka terlihat redup.

"Kau akan bergabung dengan mereka, manis" ucap Hederith yang membawa tubuh Lilly dengan senyum liciknya.

Hederith penjaga itu langsung menaikkan besi penjara yang kosong dan memasukkan Lilly kedalamnya.

Terlihat Lilly hanya duduk diam, seperti sudah menyerahkan hidupnya pada takdir. Tak bisa berbuat apapun.

Sebelumnya ia sempat memiliki kesempatan keluar dengan adanya Anna, tapi semua harapan pupus sudah.

Lilly termenung sambil memikirkan orang-orang yang sangat ia sayangi akan ia tinggalkan, terutama ayahnya dan Sam.

**

Paradise

Sam tengah makan siang dengan keluarganya. Ekspresi lesu dan tak bersemangat membalut wajah tampannya.

Tak ada canda gurau bersama Lilly, sungguh membosankan.
Satu hari bagaikan satu minggu.
Terhitung ini sudah tiga hari Lilly hilang dalam kabut ditengah hutan.

Seakan hatinya kosong, Sam mengisi hari-harinya dengan melamun.
"Lill, cepatlah kembali. Aku sangat merindukanmu"
Gumam Sam ditengah lamunannya.

**

New York

Armand tengah meeting dengan CEO di perusahaannya.

Entah mengapa kali ini ia merasa tidak fokus dengan pekerjaannya.

Pandangannya kini terarah pada dinding kaca yang tembus pandang, terlihat langit dengan awan yang langsung mengingatkannya pada Lilly.
Senyum Lilly yang secerah langit saat ini selalu menghiasi wajah manisnya. Tak pernah hilang.

Tapi kini perasaan yang sungguh tak mengenakkan hinggap dibenak Armand.
Lekas Armand mengeluarkan ponsel dari sakunya, men-dial nomor yang tertera dengan nama Lilly.
Tak ada jawaban, ia mencoba menelpon telpon rumah.
Dan lagi-lagi tak ada jawaban.
Armand menyeka wajahnya frustasi, khawatir akan apa yang terjadi pada Lilly.

"I miss you, Lilly". Keluh Armand menyesali ia harus pergi jauh dari Lilly.

******

"Baiklah, semua sudah lengkap. Mari kita mulai ritualnya" titah sang Raja pada bawahannya.

Ritual dari keempat Elf sama saja seperti persembahan kepada ruh tetua bangsa Hederith yang keabadian mereka direnggut oleh para Elf murni karena sikap tamak mereka yang menggunakan kekuatan para Elf murni untuk membuat ramuan kekal.

Oleh karena itu, Raja Kamrith berpikir dengan menyerahkan ruh keempat Elf murni yang tersisa dapat menembalikan keabadian bagi seluruh bangsa Hederith.

Selama ini, sang Raja selalu memakan ruh para keturunan Elf campuran yaitu Ofridate termasuk anak-anak kecil untuk memperlambat kematiannya, namun hanya ruh dari Elf murni saja yang dapat membuat Raja menjadi abadi.

The Last LegacyNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ