15. Nakal

14.1K 734 11
                                    

Dengan nakalnya Arskal terus memegang kepunyaan Stevan yang masih terbungkus celana. Ia juga mengusap-usapkan tangannya ke kepunyaan Stevan. Dengan tenang dan penuh semangat. Entahlah apa yang merasukinya kali ini hingga dia berani mendominasi permainan. Stevan hanya diam, menikmati hal yang dilakukan oleh kelinci kecilnya ini.

"Sayang udah, jangan kek gini. Ini masih di sekolahan," jujur sebenarnya Stevan ingin segera menerkam kelinci kecilnya tersebut, tapi dia juga tak mau ambil risiko ketahuan orang lain jika ia melakukannya di sekolahan.

"Bodo, pingin sosis🥺" jawabnya yang masih tetap mengusap-usap kejantanan Stevan dari luar.

"Iya nanti kalau dah pulang kamu bebas mau ngapain, sekarang masuk ke kelas dulu. Bentar lagi pulang," bujuknya

"Janji ya tapi," sambil mengacungkan jari kelingkingnya.

"Iya, janji"

Akhirnya mereka pun keluar dari gudang tersebut, dan kembali ke kelasnya masing-masing.

***

Arskal sampai di kelasnya. Ia langsung duduk di bangkunya. Disana sudah ada Dani yang duduk di bangkunya.

Dani pun mengulurkan tangannya dan memberikan ponsel miliknya Arskal.

"Nih, sory tadi bikin kalian berantem"

Arskal hanya diam kemudian menerima ponsel tersebut.

"Lain kali kamu jangan gitu:( "

"Iya, enggak."

Mereka pun duduk dan mengikuti jam pelajaran hingga akhir.

Singkat cerita pelajaran telah usai. Bel tanda pulang pun berbunyi. Semua siswa membenahi peralatan tulis mereka.

Setelah dirasa semua barang sudah dimasukkan ke dalam tas, Arskal pun keluar dari kelas. Di depan kelasnya ada Stevan yang sudah menunggunya dari tadi.

"Yok, pulang," ucapnya.

"Mas masih inget kan ama janji yang tadi?"

Stevan menganggukkan kepalanya dan merangkul pundak Arskal, menuntunnya ke tempat parkiran motor.

***

Di tempat parkiran, Stevan mengambil motornya. Ia memakai helmnya. Tak lupa memakaikan helm ke pacarnya. Setelah itu, ia menyuruh Arskal untuk naik.

"Yok naik, langsung pulang"

Arskal senyum kegirangan. Ia tak sabar untuk melihat sosis yang dia inginkan tadi.

Di perjalanan, Arskal terus bernyanyi. Gatau lagu apa yang ia nyanyikan, tapi itu sangat jelas kalau dia sedang sangat senang.

"Dari tadi nyanyi terus, lagi seneng kah?" Tanya Stevan dengan tetap fokus mengendarai motornya.

"Iya dong, kan nanti dapet sosisnya Mas:3" jawabnya dengan wajah yang bahagia.

Cukup lama perjalanan mereka menuju rumah, hingga akhirnya sampai.

Stevan memarkirkan motornya di bagasi. Melepas helmnya dan juga helem Arskal.
Arskal terlihat tidak sabaran. Ia langsung menarik tangan Stevan dan masuk ke dalam rumah. Ia terus menarik tangan Stevan sampai masuk ke dalam kamar. Setelah masuk ke kamar, ia langsung menutup pintu kamar dan menguncinya.

"Sayang, kamu kok ga sabaran banget hm?" Rayunya dengan senyuman di wajahnya.

"Bodo, mas buka baju mas gih, semuanya sampai gada kain yang mas pakai:3"

Stevan mengangguk. Kali ini dia hanya bisa menurut dengan kelinci kecilnya ini. Sepertinya ia kehilangan jati dirinya. Biasanya dia tak mau mengalah dengan siapapun, tapi kali ia mengalah dan menuruti semua perintah dari Arskal.

Setelah Stevan melepas semua pakaian yang ia kenakan, kini ia full naked. Arskal yang menyaksikan itu hanya diam dan menatap penuh ke kaguman. Badan Stevan atletis, ada roti sobeknya juga, otot bisepnya, dan bulu-bulu halus yang ada di bagian bawah pusarnya.

"Mas, boleh ga aku pegang titidnya mas
👉👈?" Tanyanya dengan malu-malu kucing.

"Boleh sayang, pegang aja"

Setelah mendapatkan izin, Arskal langsung memegang kejantanan Stevan. Ia mengusap, meremas dan menaik turunkan kejantanan tersebut.

"Argh, sayang enak— isep sayang, mau ga?" Tawarnya

Arskal menganggukkan kepalanya. Ia merendahkan tubunya sejajar dengan kejantanan Stevan, dan mulai menjilati kepala kontol milik Stevan. Stevan hanya melek merem menikmati jilatan tersebut. Lama-lama ia bisa gila karena ini.

Setelah menjilati, Arskal memasukkan perlahan kontol tersebut. Posisinya Stevan berdiri dan Arskal duduk di tepian kasur.

"Arghh— terus sayang— seperti itu," rancaunya yang terus memaju mundurkan pinggulnya.

Kontol Stevan keluar masuk dari mulut Arskal. Arskal hanya duduk diam menikmati sosisnya. Cukup lama mereka melakukan aktivitas oral sex tersebut, hingga mencapai klimaks.

"Sayang aku mau....crot... argh—" lenguhnya ketika semua cairan pejunya muncrat menyembur di dalam mulut Arskal.

Arskal terlihat seperti tersedak ketika kontol Stevan menyemburkan cairan sperma nya. Bukannya jijik, Arskal malah menelan habis semua sperma yang keluar di mulutnya tersebut.

Karena capek, Stevan pun merebahkan tubuhnya di kasur. Ia mengontrol nafasnya.

Arskal ikut merebahkan tubuhnya. Ia memeluk tubuh Stevan.

"Sayang mas, mas punyaku doang, gaboleh ada yang ngerebut mas" ucapnya dengan kepalanya yang terbenam di dada bidang milik Stevan.

"Iya iya, mas milikmu doang. Kamu juga milik mas, jangan terlalu deket sama  orang lain, Okey?"

Arskal pun mengangguk.

"Titid mas gaboleh dipegang orang lain ya, gaboleh! Cuma aku yang boleh," ucapnya sambil menatap wajah Stevan.

Stevan tersenyum gemas. Dia mencubit pipi Arskal.

"Iya sayang iya, posesif banget si kelinciku ini"

Arskal kembali membenamkan kepalanya di dada bidang Stevan.

Setelah dirasa tidak ada lagi ocehan dari kelinci kecilnya, Stevan mengecek ke arah bocah yang ia peluk. Suara dengkuran keluar dari bocah tersebut. Ternyata Arskal sudah tertidur.

"Lah, udah tidur ternyata, bobok yang nyenyak sayang, mimpi indah," ucapnya sambil memeluk Arskal dan ikut tidur di sampingnya
.
.
..
.
.

Hari ini cukup segitu ya guys. Oh ya btw itu adegan 18+ sebagai penutupan. Bulan puasa nanti keknua gabakalan ada adegan 18+ nya, lebih ke konflik yang akan timbul selanjutnya:3

Pantengin terus ya guys update an selanjutnya, jangan lupa vote dan komen, juga follow👉👈

Oke see you next chapter 👋

You're My Badboy (SMA,BL, Gay, Mpreg🔞)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang