23. Mirip

9.5K 652 33
                                    

Pagi itu cuaca sangat cerah. Banyak orang berlalu-lalang di jalan. Ada yang sedang bercakap-cakap, ada juga yang sedang menunggu transportasi umum. Disana juga ada pedagang kaki lima yang berjualan di pinggir jalan. Ada juga yang berjalan di pinggir trotoar.

Stevan sedang mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang tidak terlalu tinggi sehingga ia bisa menikmati suasana di pagi hari ini. Saat dia sedang melewati sebuah tempat, ia melihat Askar dan seorang anak kecil masuk ke dalam sebuah bangunan. Ia pun mengikutinya dan memarkirkan mobilnya di tepi jalan.

Stevan mengikutinya dengan diam-diam. Sampai akhirnya ia masuk disebuah tempat penitipan anak. Ketika Arskal sadar ada yang mengikutinya, ia langsung membalikkan badannya agar tidak ketahuan. Disana Arskal terlihat sedang berbincang dengan seseorang, kemudian dia pergi meninggalkan anak kecil tersebut.

Setelah Arskal pergi, Stevan pun mendekat ke tempat anak kecil tersebut. Dan dia melihat anak tersebut sendirian. Tidak ada yang mau menemaninya. Stevan pun berniat untuk mendekati anak kecil tersebut. Dia cukup terkejut ketika melihat ternyata anak  kecil tersebut memiliki wajah yang mirip dengannya waktu kecil. Dia pun menyapa anak tersebut. Namun, anak tersebut hanya menatapnya bingung.

"Hai, nama adek siapa?" Tanyanya kepada anak tersebut.

"Rava om" jawabnya singkat sambil kembali memainkan mainannya sendiri.

"Umur kamu berapa?"

"5 tahun om," sambil menunjukkan 5 jari nya

"Kamu ga gabung sama temen-temen yang lain?"

"Enggak, mereka gamau temenan sama aku. Katanya aku gapunya ibu, jadi mereka gamau temenan sama aku. Tapi aku ga apa-apa kok om, soalnya aku punya Papi yang sangat peduli sama aku," ucapnya diakhiri dengan senyuman yang menggemaskan.

Stevan cukup iba melihat anak tersebut.

"Kamu mau mainan ga?"

"Mau om, Rava mau mainan robot-robotan, tapi kata papi, papi belum punya uang om. Jadi Rava cuma bisa main sama mainan yang ada disini doang" ucapnya sambil memainkan mainan yang ada di sana.

"Bukan papi kamu yang beliin, tapi nanti om yang beliin, kamu mau kan?"

"Terimakasih om, tapi kata papi aku gaboleh sembarangan Nerima barang dari orang asing. Aku aja ga tau nama om siapa"

"Kalau begitu perkenalkan, nama om Stevan Jovetic. Gimana udah tau nama om kan?"

Rava menatap Stevan dengan senyuman

"Nama belakang om mirip sama aku"

"Iyakah?"

Rava mengangguk,"kata papi, itu nama dari Daddy aku. Aku pen ketemu Daddy, tapi kata papi Daddy sibuk kerja di luar negeri"

"Tunggu, orang tua kamu laki-laki semua?" Sebenarnya dia sudah tau kalau itu adalah anaknya, tapi dia berpura-pura seperti orang asing agar Rava tidak curiga.

"Iya om, aku sayang sama papi dan daddyku. Walaupun aku ga pernah ketemu sama Daddy"

"Terus, yang mengandung dan melahirkan mu siapa?"

"Papi, aku lihat di perut papi ada bekas lukanya. Kata papi itu tempat aku di lahirkan om"

Stevan sedih mendengar hal itu. Yah, dulu dia membuat Arskal menderita karena dirinya. Tapi sekarang dia sudah bertekad untuk menebus semua kesalahannya.

"Kalau begitu om mau pergi dulu ya, nanti om belikan robot buat kamu. Tapi kamu jangan bilang ke papi ya, ini rahasia kita berdua. Janji?"

"Um, janji om" sambil mengulurkan tangannya dan mengaitkan jari kelingkingnya dengan jadi kelingking Stevan.

You're My Badboy (SMA,BL, Gay, Mpreg🔞)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang