33. Pamit

10.8K 401 40
                                    

Pagi ini cuaca sangat cerah. Setelah semalaman menghukum Stevan, kini Arskal bangun dengan muka ceria. Dia menuju ke kamar anaknya berada.
Kamar Rava berada tepat di samping kamarnya.

Dia berjalan mendekati kamar tersebut. Dia kaget ketika membuka pintu kamar tersebut. Di sana tidak ada Rava. Dia mulai panik, kemana anaknya pergi. Dia terus mencari sampai berada di sebuah ruangan. Arskal sekarang berada di ruang keluarga, menyaksikan Rava yang sedang bergurau dengan opa dan oma nya.

Arskal mendekat ke arah mereka bertiga. Ia duduk di sofa kosong yang ada di sebelah Margareta.

"Baru bangun nak?" Tanya Bendi.

"Iya om" jawabnya pelan.

"Jangan panggil om, panggil saja dad. Bukannya nanti aku bakalan jadi Dady mertua mu?"

Arskal tersenyum mendengar penuturan dari calon dady mertuanya tersebut.

Rava langsung berdiri menghampiri papinya. Ia langsung memeluk Arskal.

"Papiii.... Rava kangen papi"

Arskal membalas pelukan dari putranya tersebut.

"Kenapa kangen hm?"

"Soalnya Rava ga tidur bareng sama papi dan Daddy"

"Uuuuu, sini sini papi peluk"

Akhirnya mereka semua yang ada di ruangan tersebut tertawa melihat tingkah menggemaskan dari Rava.

*****

"Ma, dad. Kami pamit pulang dulu, nanti kapan-kapan kami berkunjung lagi kesini"

"Kok kapan-kapan sih, harus sering dong. Daddy kan mau main sama cucu Dady ini" ucap Bendi sambil mencubit pipi Rava.

"Aduh... Sakit tau opaa" rengeknya

Bendi hanya tertawa menanggapi rengekan dari Rava.

"Yasudah, kalian hati-hati di jalan ya. Jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya ya Stevan" ucap Margareta.

****

Sesampainya di rumah, Arskal dan Rava langsung masuk ke dalam. Tersisa Stevan yang sedang memarkirkan mobilnya.

Sehari semalam menginap di rumah orang tua Stevan, membuat Arskal teringat kepada ibu dan adiknya yang sudah meninggal. Dia sekarang merasa sedih karena dia sudah tidak punya keluarga lagi. Yah walaupun begitu, Arskal tetap bersyukur. Setidaknya dia mempunyai Rava dan Stevan sekarang.

Di luar rumah Stevan tengah mencuci mobilnya. Bapak satu anak ini memang rajin dalam merawat benda kesayangan nya. Mobil tersebut ia beli dari hasil kerja kerasnya sendiri. Dulu setelah lulus SMA, dia tidak langsung melanjutkan kuliah. Dia masih terpuruk dengan kepergian Arskal. Memang penyesalan itu ada di akhir, tapi dia tidak patah semangat. Dia mulai bekerja di perusahaan milik ayahnya. Dia diajari mengenai banyak hal tentang perusahaan yang dimiliki ayahnya tersebut. Hingga akhirnya ayahnya tersebut mewariskan perusahaan itu kepada Stevan, anak semata wayangnya.

Sedang asyik mencuci mobil, tiba-tiba Rava datang dari dalam rumah. Dia berlari mendekati Stevan.

"Daddyyyy... Rava juga mau ikut Daddy nyuci mobil" teriaknya.

"Jangan lari Rava, nanti jatuh" peringat Stevan.

Dan benar saja, Rava jatuh terpeleset akibat jalan yang licin.

"Huaaaa Daddy.... Hiks...hiks...."

"Tuh kan, dibilangin jangan lari tapi masih aja ngeyel"

"Sakit Daddy.... Lutut Rava berdarah..huaa....hiks"

You're My Badboy (SMA,BL, Gay, Mpreg🔞)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang