(3). Kantin

50.1K 3.2K 29
                                    

"Jodoh itu cerminan diri. Jika ingin di beri jodoh yang baik, maka perbaiki dirimu. Namun jika di beri jodoh yang jauh dari kata baik, maka jadilah baik agar engkau bisa menuntunnya kejalan yang benar hingga titik nafas terakhir mu"

- Bismillahirrahmanirrahim -

Bel pertanda keluar main sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Namun Bu Selvi masih melanjutkan ceritanya menjelaskan bagaimana terjadinya perang dunia kedua serta segala dampaknya. Dan itu berhasil membuat seluruh anak kelas grasak grusuk pengen keluar dari kelas dan menuju kantin secepatnya. Contohnya saja Ale.

"Bu, udah atuh Bu. Bel keluar main juga udah bunyi" keluh Ale kesal.

"Iya Bu. Kita - kita pada lapar ni Bu. Emang ibu enggak lapar?"

"Bener Bu. Nanti kalau kelamaan sotonya teteh Tini habis lagi"

"Bu perut saya udah melilit ini. Cacing saya juga udah mengajukan demo besar - besaran karena saya belum memberikan mereka jatah makan"

"Aduh seblak pak Asep masih ada gak ya" cicit Cassie.

Bu Selvi yang melihat anak didiknya sudah mengeluh semua, lantas langsung membereskan semua peralatan mengajarnya.

"Ya sudah kalau begitu pelajaran kita cukup sampai disini saja. Pertemuan selanjutnya kalian harus memperdalam tentang perang dunia kedua dan segala dampaknya" ujar Bu Selvi.

"Siap Bu. Itu mah gampang. Sekarang urusan perut dulu"

"Ya sudah kalau begitu ibu permisi"

Setelah Bu Selvi meninggalkan kelas. Seluruh siswa MIPA 3 langsung cosplay jadi cacing kepanasan.

GRASAK

GRUSUK

GEDUBRAK

Nah kan. Akibat terlalu bersemangat keluar kelas, Ale tanpa sengaja tersandung kaki kursi yang mengakibatkan kursi itu langsung patah. David yang melihatnya hanya bisa mengelus dada dan beristighfar dalam hati. Kalau sudah begini pasti dia bakal repot mengajukan pengambilan kursi baru ke ruang prasarana buat mengganti kursi yang patah.

"ALE KALAU JALAN LIHAT - LIHAT DONG. LIPTINT GUE JADI CEMONG KAN. HIH" omel Mini melotot ke arah Ale.

Tadinya Mini sedang berdiri di samping mejanya buat mengaplikasikan liptint di bibirnya. Biar kalau ketemu kakak kelas ganteng gak malu - malu in. Eh tahu - tahunya Ale malah menyenggol tangan Mini.

"Maaf atuh alit, aa' Ale gak sengaja" ujar Ale sedikit berteriak karena cowok itu sudah ngibrit keluar kelas.

"Alit apaan dah?" tanya Agnes bingung.

"Alit tuh mungil" jawab Cassie.

"Loh kok si mini di panggil mungil? Kan nama dia mini bukan Alit" ujar Agnes bingung.

"Kan namanya mini, mini kan sama juga artinya mungil"

"Lain kali kalau belajar bahasa Indonesia gak usah tidur. Biar ngerti sinonim sama antonim" sindir Gracia.

"Alit bahasa Jawa bukan sih?" Celetuk Hera

"Iya bahasa Jawa. Udah buruan. Ngapain pada bahas Alit sih. Ntar seblak pak Asep habis lagi" ujar Cassie menggeret keempat temannya keluar kelas.

- HADES dan HERA -

Kelima cewek itu berjalan memasuki kantin sekolah. Namun baru saja sampai di depan pintu masuk, mereka sudah di sambut dengan teriakan para siswi yang bersahut - sahutan.

𝙱𝚞𝚌𝚒𝚗𝚊𝚋𝚕𝚎 {Terbit}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang