Setelah berpose beberapa gaya untuk pemotretan sebuah product lipstick, Emily duduk beristirahat sembari memainkan ponselnya.
Ia juga membiarkan asisten sekaligus managernya mengubah riasan make-upnya, untuk pengambilan gambar berikutnya.
"Jadi kamu benar-benar berhubungan dengan duda itu?" Toni mengintrogasi seraya mengusapkan kuas blash on kepada pipi modelnya. Lelaki sedikit gemulai itu menyipitkan mata untuk menunggu klarifikasi dari Emily.
"Kepo!" Jawab Emily malas.
"Aku mendapat pertanyaan dari banyak wartawan. Aku harus jawab apa baby?"
"Jawab saja iya!" Emily memanyunkan bibir. "Sebenarnya aku sedang mengejar cintanya." Lanjutnya dengan nada yang sedikit lemas.
"Hello sayang! Kamu cantik, terkenal, muda, masih banyak pria yang mengantri untukmu! Untuk apa kamu mengejar duda itu? Apalagi kabarnya dia hampir bangkrut kan?" Toni berucap dengan nada pedas ala wanita yang sedang merumpi.
"Kamu nggak tau betapa mempesonanya dia! Kevin itu jelmaan Zeus! Sexy sekali! Aku tidak peduli dengan statusnya!"
Tepat setelah perkataan itu, telinga Emily mendengar sebuah suara tangisan anak kecil yang tak lagi asing. Seketika ia menoleh ke arah sumber suara tersebut dengan mata membelalak.
Baik Toni ataupun Emily terpana ketika melihat ayah dan anak itu. Mereka benar-benar ciptaan Tuhan yang sangat indah! Bahkan seketika Toni paham kenapa Emily menggilainya.
"Duda memang mempesona!" Toni mengigit ujung dari kuas make-up yang sedang dipegangnya.
"Apa kubilang?" Emily tersenyum manis. Tatapannya terus terfokus kepada pria tampan yang ada di hadapannya.
Tapi bagaimana Kevin bisa tahu ia ada disini? Seingatnya pria itu tidak menelfon atau bertanya kemana dia akan pergi pemotretan. Apa Kevin cenanyang?
"Mama!" David yang turun dari gendongan Kevin langsung berlari ke arahnya. Bocah itu terlihat habis menangis jika dilihat dari matanya yang membengkak.
"Sayang, kok menangis?"
"Kenapa mama pergi?" Isaknya tersedu seraya memeluknya. Emily seketika terenyuh dengan sifat manja dan sayangnya David terhadapnya. Sungguh calon anak yang manis! Mereka seakan memiliki chemistry yang pas untuk menjadi ibu dan anak.
"Mama akan pulang setelah bekerja sebentar saja." Emily mengusap airmata bocah itu dengan perhatian. "Jangan menangis lagi ya? Mama tidak akan pergi kemana-mana."
Tatapan yakin dari Emily membuat David seketika tenang. Iapun kembali memeluk Emily erat dengan isakan yang mulai mereda.
"Ayo duduk, kamu mau lihat mama bekerja?" Emily menggendongnya menuju sebuah sofa seraya menarik lengan Kevin yang tadinya hanya diam.
"Toni, suruh Tylor belikan minum untuk suami dan anakku." Emily mengedipkan mata ke arah Kevin yang memasang wajah malas. Kenapa sih, Kevin enggan sekali menjadi suaminya? Kurang apa dia?
Cantik? Mandiri? Cedas? Bisa memasak? Mengurus anak? Menjadi model atau wanita karir? Emily bisa semua! Dasar Kevin munafik! Cerca Emily dalam hati. Ahhh tapi tenang saja, Emily sedang proses membuatnya tergila-gila!
Karena tahu Kevin tidak akan bisa melawan, Emily tiba-tiba duduk disamping Kevin dan mencium pipinya dengan sangat centil.
"Bisa sehari saja jangan bersikap gila?" Kevin mendesah kesal.
"Sayangku jangan malu-malu!" Emily kembali mencium Kevin paksa, lalu memeluknya dengan manja.
"Kamu seperti jelmaan hantu perawan yang terobsesi untuk menikah."

KAMU SEDANG MEMBACA
Lie With Sugar Duda
RomanceSetelah perceraiannya akibat ditinggal sang istri selingkuh, Kevin si duda anak satu dipertemukan dengan Emily. Model muda yang centil dan agresif, dan selalu menggoda Kevin disetiap kesempatan. Emily juga selalu berbuat mesum untuk menjadikan Kevin...