5 Dipaksa 18+

19.2K 795 19
                                    

"Gimana gambar aku?"

Lagi-lagi setelah David terlelap, membuat Emily memiliki kesempatan untuk mendekati duda tampannya. Ia seakan tidak ingin memberi celah untuk Kevin berpaling dari rayuannya.

"Jangan duduk dipangkuanku."

"Aku manja ke kamu aja kok! Lagian kamu duda bukan? Aku tidak sedang merebut suami orang?" Emily memeluk tengkuknya, lalu mengecup bibir itu dengan lembut.

"Itu gambar terbaik aku, dan semuanya aku berikan tanpa pamrih. Semoga kamu bisa bangkit lagi ya?" Emily kali ini berujar dengan serius. "Kamu nggak boleh nyerah."

"Kamu nggak takut aku manfaatin? Seperti berita yang sedang beredar."

"Ayo manfaatin aku. Mau dalam bentuk apa? Asal kamu nikahin, aku tidak masalah." Jawab Emily santai disertai kekehan. "Opini orang selalu ada saja yang buat tak enak. Tapi biarkan saja, yang penting kita sama-sama tahu kamu bukan orang seperti itu."

Kevin mengangguk seraya tersenyum. Ternyata disaat sedang waras Emily bisa menjadi sangat bijak dan dewasa.

"Gambar kamu sangat luar biasa. Itu design paling bagus yang pernah aku lihat. Modelnya juga keren, aku yakin baju-baju itu akan sangat laris di pasaran."

"Benarkah?"

"Seharusnya kamu segera berhenti jadi model. Kamu lebih pantas menjadi designer baju dunia."

"Ribet! Aku malas melamar bekerja diperusahaan! Lagipula aku kasih gambar itu khusus buat calon suami aku aja." Emily memeluk Kevin manja. Emily senang Kevin tidak banyak protes malam ini.

"Besok aku mau ke Paris. Kamu siap-siap dan istirahat."

"Ke Paris? Aku siap-siap? Kamu ajakin aku?" Mata Emily membola dengan pipi yang bersemu merah. "Aku diajak? Pergi bertiga dengan David?"

"Mama mau ketemu karena berita-berita yang beredar!"

"Jadi aku udah resmi jadi calon istri?" Tatapan Emily berbinar bahagia.

"Jangan mimpi ketinggian!" Kevin menepuk puncak kepala Emily dengan tatapan remeh. "Kepedean banget, mungkin mama mau lenyapin kamu karena bikin gosip yang enggak-enggak. Kamu pernah makan daging manusia?"

Emily seketika meremat adik kecil Kevin dengan senyuman sinisnya. Kevin melebarkan mata, lagi-lagi ia dilecehkan seenak jidat oleh wanita ini.

"Tidak usah sok menakutiku! Jika mamamu melenyapkanku, aku juga akan melenyapkan adik kecilmu!" Bisiknya seraya merematnya dengan lebih kencang lagi.

"Oke, aku hanya bercanda. Jangan main-main lagi. Mama hanya mau meluruskan gosip itu." Kevin menyingkirkan tangan usil Emily.

Emily memanyunkan bibir seraya berpikir. Jika ia dipertemukan dengan ibu dari Kevin, berarti itu adalah kesempatannya untuk merebut hati sang mertua kan? Awwwww...Emily tidak peduli apapun alasan wanita itu ingin bertemu dengannya. Ia akan berusaha membuatnya luluh! Kevin harus menjadi miliknya.

"Sana pergi, jangan mesum lagi. Aku tidak percaya ada wanita yang gemar melecehkan sepertimu. Kamu pikir milikku mainan? Yang bisa kamu pegang kapan saja?"

"Tapi Vin.... aku mau meminjamnya lagi. Aku masih ingin mempraktekkan satu hal!"

"Jangan macam-macam!" Kevin mencekal lengan Emily sebelum wanita itu berulah.

"Kamu kenapa sih Vin? Kamu gay ya?"

"Sudahlah sana tidur! Aku hanya ingin menghargaimu."

"Tapiii aku penasaran!"

"Kamu gila?"

"Lepaskan cekalanmu, lagian kamu juga sudah sangat tegang! Janganlah menjadi munafik!"

Emily menghentakkan tangan Kevin lalu kembali menyentuh benda itu. Ia perlahan membuka celana panjang dudanya dengan membelalakkan mata begitu melihat benda itu lagi.

Terkutuklah Kevin yang menjadi lemah ketika Emily beraksi. Status dudanya benar-benar membuatnya rindu akan hal sensual seperti ini.

"Kejiwaanmu perlu di tes!" Cibir Kevin ketika Emily mulai membelai miliknya.

"Kamu juga ingin kan? Kita hanya saling memuaskan!"

*adegan dihapus

"Kevin, terimakasih sudah meminjamiku lagi! Besok aku pinjam lagi!" Desis Emily dengan tatapan menggodanya

"Ini tidak akan terjadi lagi."

"Munafik!"

*****

Julio menatap istrinya tajam ketika wanita itu terus memasang wajah muram. Apa dia sedang memikirkan mantannya?

"Jangan bilang kamu menyesal telah meninggalkannya?" Julio mencibirnya.

"Bukan seperti itu Julio..."

"Kamu cemburu melihat mantan suamimu bersama wanita barunya? Kamu mau kembali kepada pria miskin sepertinya? Dia bahkan sudah hampir tidak memiliki apapun!"

Davira bangkit seraya memeluk Julio erat. "Aku tidak pernah menyesal bercerai dengannya. Untuk apa aku mempertahankan pria miskin sepertinya? Jika aku mencintainya, aku tidak akan membantumu mencuri design-design itu!"

"Aku tidak suka kamu mengingat masa lalu. Keluargamu sekarang adalah aku dan Leo. Aku sudah melenyapkan istriku, dengan bantuanmu. Jadi jangan pernah berhianat, atau aku akan membongkar pembubuhan itu biar kita hancur bersama!"

"Kamu bicara apa? Aku sangat mencintaimu." Aku hanya tidak suka Kevin bahagia dengan wanita lain. Lanjutnya dalam hati.

"Ayo kita tidur Julio, jangan marah lagi. Kenapa cemburuan sekali?" Davira memukul kecil perutnya untuk mencairkan suasana.

"Aku tidak main-main dengan ucapanku. Jangan pernah berhianat." Tutup Julio seraya mengecup dan memeluk Davira yang sedang mencoba untuk menahan rasa takutnya.

Jika Julio benar-benar membongkar pembunuhan itu, ia akan sangat hancur.

*****

Kevin

Emily

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Emily

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Buat yang mau baca part ini silahkan mampir ke karya karsa yaaa

Hanya 2000 😘

Lie With Sugar DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang