- Chapter 15 -

294 6 0
                                    

"Ayah sama Bunda udah kepingin gendongin cucu dari kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayah sama Bunda udah kepingin gendongin cucu dari kamu."
- Darrwniess Putra Tunggal Dzaka Dana

---

Usai melangsungkan acara pernikahan tadi, Dana membawa Riana pulang ke rumah orangtua-nya. Mewah. Itu kalimat pertama yang Riana ucapkan ketika menginjakkan kakinya di sana. Kini mereka tengah berada di sebuah kamar yang letaknya berada di lantai dua. Kamar Dana.

Bingung ....

Malam pertama? Itu ngapain aja?

Riana sedari tadi duduk gelisah di tepi ranjang, membayangkan malam pertama mereka akan seperti apa?

Kata orang, malam pertama itu menyakitkan. Badan seperti dibelah dua. Hal itu tak bisa Riana tangkis, karena nyatanya memang sakit. Google saja bilang begitu. Riana tadi sempat searching. Bolehkah menunda malam pertama? Meski itu sunnah, tetapi Riana merasa belum siap melakukannya dengan Dana...

—sekarang.

Klek!

Riana menoleh cepat ke arah sumber suara, di sana, ada Dana tengah mengeringkan rambutnya menggunakan handuk putih. Lelaki itu habis selesai mandi, katanya badan lengket, terus juga rada bau ketek. Agak bau bawang dikit sih. Mungkin wibu?

Glek.

Riana menelan saliva, saat setetes bulir air jatuh dari ujung rambut depan Dana, lalu turun perlahan melewati hidung bangir lelaki itu. Cepat, Riana kembali ke posisi awal, dengan kepala merunduk menatap gerakan kaki jenjangnya, seperti anak itik tidak bisa diam.

"Emm ...."

Riana bergumam, memainkan kuku tangannya sambil bepikir keras. Ia sedang mencari kata yang tepat untuk diutarakan pada lelaki itu, karena jujur, tiba-tiba saja Riana merasakan canggung.

"Aku ... belum mau kita ngelakuinnya sekarang," ucap Riana spontan dengan suara pelan, nyaris tidak terdengar oleh Dana. Hingga membuat gerakan tangan lelaki itu kontan berhenti dengan dahi melipat heran, kemudian cepat dia mendekati ranjang, duduk di samping Riana.

Perihal panggilan, rasanya Riana pikir akan tidak sopan jika masih menggunakan bahasa gaul 'loe-gweh'. Karena status mereka sekarang sudah berbeda, bukan lagi calon, tetapi mahrom. Ditambah umur lelaki itu jauh lebih tua di atas Riana, ibaratnya dari matahari ke pluto. Dana sudah akan menginjak kepala tiga, sementara, Riana dua puluhan.

"Melakukan apa?" tanya lelaki itu dengan pandangan polos.

"Gitu-gituan," jawab Riana ambigu, seraya menyatukan kedua tangannya.

Dana kembali mengkerut, bingung. "Maksudnya gitu-gituan itu apa?"

"Ihhh!" pekik Riana seraya menahan geram pada kepalan tangan kecilnya. "Gak usah kamu pura-pura sok gak tahu segala, deh!"

Married With Pilot (COMPLETED) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang