- Chapter 11 -

254 7 0
                                    

"Duh, berotot

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Duh, berotot. Kuat pasti. Apalagi
banyak uratnya gini."
- Reanda

---

"RIANAAA ...!"

"Bangun enggak!?"

Panggilan maut Rea setiap pagi pada hari minggu selalu saja mengganggu Riana yang sedang enaknya tidur.

Bukan hanya suaranya, tetapi ketukannya juga mengganggu kenyamanan perempuan itu!

Riana semakin mengeratkan pelukannya pada bantal guling saat cerahnya sinar matahari pagi menyapa, serta ketukan pintu dari luar kamar semakin mengeras. Ia mencoba tidak peduli. Untuk libur kerja pada minggu kali ini saja, Riana ingin ibunya itu tidak menganggu waktu tidur panjangnya.

Riana tadi malam hanya tidur dua jam karena baru saja maraton menghabiskan sisa episode tiga season drama series paling populer di Thailand, sekaligus.
Jangan tanya seberapa mengantuknya Riana sekarang. Yang pasti kasur empuknya itu kini begitu pengertian, memberikan rasa nyaman dalam kehangatan. Membuat Riana rasanya enggan untuk jauh-jauh dari bantal dan juga kasur; si teman ketika ia merasa lelah.

"Riana kamu enggak malu sama Dana? Dia nungguin kamu, tuh, di bawah. Udah rapi. Katanya mau ngajakin kamu jalan. Eh, kamunya malah masih ngebo!" jelas Rea.

Dana?

Satu nama, tetapi mampu membuat kedua mata Riana terbuka lebar. Lebih tepatnya melotot saat mendengar Rea menyebut nama Dana. Masih pagi lelaki itu sudah berkunjung ke rumahnya dengan niatan akan mengajak Riana jalan?

"Enggak usah bohong, Ma. Riana ngantuk banget, tau!" sahutnya.

Riana kembali memejamkan mata seraya memeluk erat bantal guling kesayangannya dengan pikiran yang berkelana entah ke mana.

Dana.

Wajah lelaki itu kini memenuhi isi kepala Riana. Dana mampu membuat kantuk pada diri Riana hilang begitu saja. Entah kenapa mendengar nama lelaki itu disebut, Riana menjadi bersemangat. Ibarat remot, Dana adalah baterai-nya.
Rea melengoskan mata di balik pintu kamar.

"Ngapain juga mama bohong? Enggak bakalan dapet untungnya. Lebih baik sekarang kamu mandi, terus temuin Dana. Jangan bikin dia nunggu lama! Enggak kasihan emangnya kamu sama dia?"

Riana bergumam tanpa minat. Mau tidak mau, ia beranjak dari kasurnya menuju gantungan paku untuk mengambil handuk, lalu segera memasuki kamar mandi.

Biasanya Riana akan membutuhkan waktu 15 menit, sudah termasuk luluran sambil nyanyi, tapi kini hanya selesai dalam waktu 5 menit. Mungkin pengaruh dari lelaki bermata hijau itu membuat Riana gerak cepat seperti ini?

Riana menjatuhkan handuk putih yang membaluti tubuh polosnya ke lantai setelah mengambil pakaian yang pas di tubuhnya. Kata Rea, Dana akan mengajaknya jalan. Enggak mungkin, dong, Riana pake baju putih hadiah dari lawak white coffe atau sejenis kopi kalap api.

Married With Pilot (COMPLETED) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang