"Bagaimana para saksi?"
---
Dua hari pasca Riana menganggukan kepala usai Dana meminta dirinya untuk mau membuka hati. Pernikahan yang paling dinanti-nanti oleh antar-dua keluarga itu akhirnya tiba juga. Burung berkicau saling terbang di antara janur kuning yang melengkung, serta bunga hiasan terlihat enak dipandang saling berjejer di antara sisi red carpet.
"Bismillahirrohmanirrohim."
Suara Dema terdengar tenang sebagai pembuka dengan pengeras suara di hadapannya sambil menjabat erat tangan Dana. Lelaki paruhbaya itu tampak menelan saliva sebelum kemudian melanjutkan kalimatnya, "Ananda Alferitzo Dzaksadana bin Darrwniess Putra Tunggal Dzaksa Dana, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri angkat saya, Ariana Grande binti Grant Demanio Muhammad dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai!"
Dana mengeratkan jabatan tangannya dengan mata yang terpejam sesaat sebelum kemudian suara lantangnya terdengar mengucapkan ijab qabul di hadapan para saksi nikah. Di samping kanan ada Darrwn serta Gina, sementara di samping kiri ada Rea tengah setia mengumbar senyuman bahagianya.
"Saya terima nikah dan kawinnya Ariana Grande binti Grant Demanio Muhammad dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!"
"Bagaimana para saksi?" tanya Dema saat sebelum kehebohan terjadi.
Serentak semua tamu undangan bersorak dengan kompak mengucapkan satu kalimat paling sakral dalam setiap akad pernikahan.
"SAH ...!"
"Alhamdulillah." Dema mengusap wajahnya penuh dengan perasaan haru, diikuti oleh Dana.
Acara masih berlanjut dengan dibacakan doa oleh penghulu yang duduk di samping meja, kemudian setelahnya saling membubuhkan tandatangan di atas buku nikah serta serah terima mahar.
Mereka lalu saling berhadapan, gugup, Dana tersenyum. Sementara, Riana justru menunduk. Antara sama gugup dengan Dana, atau ... malu? Entahlah, aura lelaki di hadapannya sekarang membuat Riana bingung.
Dari mimpi, menjadi kenyataan. Umumnya sulit untuk Riana percaya. Namun, semua sudah berjalan sesuai garis takdir yang Tuhan rencanakan sedari awal. Riana kini mengingat ucapan Eucha, dia berharap pilihan orangtua-nya adalah pilihan terbaik untuknya. Luka itu akan hilang, mungkin saja, begitu pun dengan kecewanya. Dana datang adalah sebagai penyembuhnya. Bukan untuk menambah luka, membuatnya semakin dalam.
"Aku izin pegang tangan kamu, ya?" ucap Dana seraya mengambil satu tangan Riana, lalu menyematkan cincin berlian itu ke jari manisnya.
Mendongak. Riana sempat memandang Dana takjub. Lelaki itu terlihat berkali-kali lipat jauh lebih manis saat menggunakan kata 'aku' di mana sebelumnya kerap menggunakan panggilan 'saya-kamu'. Ditambah senyum memabukannya itu tentu saja menghias pada bibirnya, membuat Riana tak mampu rasanya menahan kupu-kupu dalam perutnya agar tidak saling terbang sampai ke dada. Bukan berarti Riana sudah jatuh cinta telah mempercayakan hatinya pada Dana, tetapi ia akan berusaha untuk bisa membalas perasaan lelaki itu padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Pilot (COMPLETED) ✔
RomanceRiana kira mimpi hanya sebatas mimpi, tapi ternyata mimpinya kali ini malah menjadi kenyataan. Menikah dengan seorang pilot mesum bukanlah harapan Riana di umurnya yang masih pantas untuk bersenang-senang! Apalagi wanita itu memiliki ketakutan terha...