"Saya Dana, Tante. Calon suami Riana."
- Alferitzo Dzaksadana---
AVANZA putih itu berhenti di depan sebuah rumah kecil dengan pagar hitam menjulang setara dengan perut. Riana hendak membuka pintu mobil tersebut. Namun, urung saat Dana dengan manisnya membukakan pintu. Persis seperti cerita pada buku novel yang sangat Riana dambakan sejak dahulu. Ehm ... itu pun harus dipelototi dulu supaya dia peka.
"Heh!"
Riana menegur Dana saat lelaki itu berjalan ciut mengikuti langkahnya di belakang.
"Lo ngapain, Cumi, ngekorin gue?" Riana bertanya frustasi, bahkan nadanya sangat terdengar seperti orang capek. "Udah sana pulang! Emak lo pasti lagi nyariin, tuh, di rumah."
Dana menggeleng polos. "Enggak. Udah dikasih izin sama Bunda, kok."
Riana mengangkat dua tangannya sebatas dada. "Sumpah! Gue enggak nanya lo udah dikasih izin apa enggak, tapi kalo lo emang kurang peka sama ucapan gue tadi. Dengan secara tidak hormat, gue usir. Udah lo pulang sana, enggak usah pake acara ngikutin gue masuk segala. Lagi gak terima tamu dalam bentuk apapun! Apalagi modelannya lo gini."
"Kenapa?" tanya Dana dengan kening polos mengkerut heran.
"Saya ganteng gini, kok, ditolak!" lanjut lelaki itu dengan sikap percaya diri kelas tinggi seraya menyugar rambut pirangnya ke belakang.
Riana berdecih sinis. "Cih. Lo ganteng?"
Kemudian meringis. "Emang iya, sih."
"Eh! Eh! Eh?"
Rea lantas memundurkan langkah kakinya ketika hendak masuk ke dalam rumah-untuk menyimpan ember bekas jemuran-justru netra wanita itu malah tak sengaja menangkap basah Riana di depan pagar rumah tengah berbincang-bincang dengan seorang laki-laki.
Rea bergumam, "Beneran dapet jodohnya, tuh, anak di rumah sakit?"
Lantas segera melambaikan tangannya dengan berteriak, "Riana!"
"Gawat! Gawat! Gawat! GA-WHAT!"
Riana menepuk kening polosnya beberapa kali begitu menoleh ke arah sumber suara mendapati Rea di teras sana tengah melambai-lambaikan tangan, seolah memberi isyarat untuk segera mendekatinya. Ditambah, lelaki di hadapannya itu malah membalas lambaian tangan ibunya seraya tersenyum ramah.
"Hai, Tante!" sapa Dana tanpa malu dari tempatnya masih berdiri.
"Hai juga, calon menantu!" Rea balas teriak seraya melambaikan tangan sebatas kepala, tak lupa dengan senyum melintang manis menghiasi wajah awet mudanya.
Sementara, di tempatnya Riana mendengkus gusar serta netra tajam itu melototi Dana seolah tersirat rasa tidak suka.
"Riana!" teriak Rea, sekali lagi. "Sok atuh diajak masuk ke dalam dulu pacarnya. Jangan berduaan di depan rumah gitu, ah. Pamali!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Pilot (COMPLETED) ✔
RomanceRiana kira mimpi hanya sebatas mimpi, tapi ternyata mimpinya kali ini malah menjadi kenyataan. Menikah dengan seorang pilot mesum bukanlah harapan Riana di umurnya yang masih pantas untuk bersenang-senang! Apalagi wanita itu memiliki ketakutan terha...