18. Just like past

4.5K 490 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Langit New Zealand di malam hari adalah pemandangan yang sangat indah dan cukup romantis bagi sepasang pemuda yang sudah memiliki satu orang anak tersebut.

Haechan menggenggam lembut tangan kanan Renjun, membuat Renjun terkekeh pelan. Keduanya memutuskan untuk berjalan malam setelah selesai menikmati makan malam mereka.

"Tingkahmu sudah seperti anak muda." Celutuk Renjun sembari menggelengkan kepalanya pelan.

"Kita kan memang masih tergolong muda." Jawab Haechan santai.

"Ingat Lele!" Ujar Renjun dengan nada lucunya yang membuat Haechan yang gantian terkekeh.

"Muda atau tua itu bukan dari umur apalagi anak. Walaupun kita sudah memiliki Lele bukan berarti kita tidak bisa melakukan hal-hal yang dilakukan anak muda lainnya semasa pacaran." Ujar Haechan sembari mengeratkan genggamannya, membuat Renjun mengulas senyum manisnya.

"Njun..." panggil Haechan yang membuat Renjun berdeham pelan sembari menatap netra tegas nan lembut milik Haechan.

"Ayo kita habiskan dan nikmati waktu kita disini seperti waktu kita masih menjadi sepasang kekasih." Ajak Haechan dengan nada dan wajah semangatnya yang seketika membuat Renjun terkekeh geli.

Haechan selalu memiliki caranya sendiri untuk menghibur dirinya dan membawakan kebahagiaan untuk dirinya dan Chenle.

"Sehabis ini kita kemana? Club atau-..."

"Bukan begitu juga Njun." Potong Haechan cepat sembari menepuk pelan dahinya yang membuat tawa Renjun pecah.

Tak berselang lama, Renjun dengan segera menghentikan tawanya dan menempatkan dirinya tepat di belakang tubuh Haechan, membuat sang pemuda tan mengerutkan keningnya.

Baru saja Haechan akan membuka suaranya, namun Renjun lebih dulu melompat kecil ke arah punggung Haechan. Membuat Haechan membulatkan kedua netranya, untungnya ia bisa menahan berat tubuhnya dan Renjun. Jika tidak mungkin mereka sudah jatuh saat ini.

Renjun mengulas senyum lebarnya yang terlihat seperti seorang bocah berusia lima tahun.

"Let's go!!" Semangat Renjun sembari mengarahkan tangannya ke arah depan. Membuat Haechan terkekeh geli bercampur gemas. Mereka bahkan sudah tidak memperdulikan orang-orang sekitar mereka yang melihat kelakuan keduanya.

"Tubuhmu masih saja seringan kertas Njun, besok-besok kita makan 5 kali seha-..."

Plak

Belum sempat Haechan menyelesaikan ucapannya, tangan Renjun sudah lebih dulu mendarat di bahu Haechan. Membuat sang pemuda tan mengaduh pelan. Karena pukulan Renjun itu tidak main-main perihnya.

"Tidak usah aneh-aneh ya Chan, kau saja yang aneh! Bisa-bisanya bilang tubuhku seringan kertas!" Amuk Renjun.

"Tapi aku serius Njun, pegangan ya angin New Zealand lumayan kencang nanti kau terbang tertiup angin lagi." Ujar Haechan tanpa beban yang membuat Renjun membulatkan kedua netranya.

Two Miracle ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang