.
.
.Keseharian keluarga kecil Haechan selama sebulan terakhir ini adalah Haechan yang kesulitan untuk menyiapkan sarapan, Chenle yang selalu merengek karena sarapannya yang gosong dan Renjun yang hanya bisa berbaring di kasur setiap paginya.
"Papa!!! Telur Lele pahit!!" Protes Chenle sembari memajukan bibirnya kesal.
"Makan aja ya ikan Lele papa, lihat yang ini masih bisa dimakan kan?" Ujar Haechan sembari membalikan telurnya ke sisi yang lain.
"Tapi Lele sedang ingin makan roti panggang buatan mama." Sahut Chenle lagi yang membuat Haechan mengusap wajahnya kasar.
Telinganya sayup-sayup dapat mendengar suara Renjun yang tengah memuntahkan isi perutnya. Selalu seperti itu setiap pagi.
"Tunggu sebentar ya, nanti papa buatkan." Ujar Haechan dengan senyum letihnya yang kemudian beranjak dari duduknya untuk menghampiri sang istri.
Sebulan ini Haechan disibukan untuk mengurus Renjun yang tengah dimasa morning sicknessnya dan masa dimana sang istri suka mengidam yang aneh-aneh. Ah, selama sebulan ini juga Haechan hanya masuk kerja 4 kali. Sisanya? Jeno yang mengurus, karena selain Renjun. Haechan juga harus mengurus ikan Lele kesayangannya.
Haechan menghela nafasnya saat tidak mendapati Renjun di ranjang mereka. Sang pemuda tan dapat menebak dengan mudah bahwa sang istri tengah berada di kamar mandi saat ini. Sepertinya bayi beruang mereka cukup merepotkan mamanya.
"Sayang?" Panggil Haechan lembut sembari mengintip ke dalam kamar mandi.
Renjun yang tengah mencuci muka pun dengan segera mengulas senyumnya. Wajahnya terlihat sedikit pucat, membuat Haechan menjadi sangat tidak tega melihat keadaan sang istri. Padahal semasa mengandung Chenle dulu Renjun tidak pernah serepot ini.
"Maaf yaa..." lirih Haechan sembari memeluk Renjun dari belakang.
"Hm? Maaf kenapa? Telur Chenle gosong lagi?" Tanya Renjun dengan suara lemahnya yang di balas gelengan oleh Haechan.
"Kalau itu aku tidak perlu minta maaf lagi." Jawab Haechan dengan nada merajuknya yang membuat Renjun tertawa pelan.
"Terus kenapa hm?" Tanya Renjum sembari mengusap lembut tangan Haechan yang melingkar di perutnya.
"Karena ini..." Haechan menjeda kalimatnya sembari mengelus lembut perut sang istri yang mulai sedikit membucit.
"Maaf karena bayi beruang kau jadi kerepotan." Ujar Haechan dengan tatapan sendunya dan suaranya yang sangat pelan.
Renjun menghela nafasnya sesaat setelah mendengar ucapan sang suami. Ia membalikan tubuhnya, membuat netranya dapat dengan leluasa menatap wajah sempurna milik sang suami.
"Siapa yang bilang aku kerepotan? Jangan menyalahkan bayi beruangku ya Lee Haechan. Lagi pula aku menikmatinya kok." Ujar Renjun dengan nada sedikit galak yang membuat Haechan terkekeh pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Miracle ✓
RomantizmHanya sebuah kisah tentang dua keajaiban yang hadir dalam kehidupan Renjun. Membawa kebahagiaan dan sedikit tekanan darah tinggi. [Hyuckren ft. chenle] Hyuckrenle family 🐻 × 🦊 = 🐬 warn⚠️ BxB area!! Mpreg ; misgendering.