27. D-day!!

5.6K 553 40
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Renjun menggelengkan kepalanya saat melihat sang suami yang tengah mematung di ruang tengah mereka, dapat terlihat Haechan tengah membawa satu tas besar yang berisikan keperluan Renjun selama di rumah sakit nanti.

"Chan, mau sampai kapan kamu berdiri disitu?" Tegur Renjun.

"Njun...takut..." ujar Haechan dengan nada memelas yang membuat Renjun memutar matanya malas.

"Yang mau ngelahirin itu aku loh, bukan kamu. Kenapa kamu yang takut?" Lembut Renjun, Haechan yang mendengarnya pun segera menghampiri sang istri dan memeluk erat tubuh Renjun.

"Chan, kasian baby's nya kegencet!" Omel Renjun yang membuat Haechan dengan segera melepas pelukannya.

"Janji ya? Kamu, baby's...ah engga-engga, maksud aku kita. Janji ya kita harus pulang ke rumah bareng-bareng nanti?" Ujar Haechan dengan wajah khawatirnya yang membuat Renjun menjadi tidak tega sendiri. Haechannya benar-benar tengah mengkhawatirkan dirinya dan beruang kembar di perutnya.

"Janji papa sayang." Sahut Renjun dengan diiringi senyum termanisnya.

"Lele udah kamu titipin ke eomma?" Tanya Renjun yang diangguki oleh Haechan.

"Nanti sore waktu kamu masuk ruang operasi. Lele, eomma, appa, mama sama baba bakal nyusul ke rumah sakit." Jelas Haechan yang diangguki oleh Renjun.

"Chan." Panggil Renjun sembari menggenggam lembut tangan hangat milik Haechan.

"Kenapa hm? Mama bear butuh sesuatu?" Sahut Haechan dengan nada lembutnya yang membuat Renjun tidak bisa menahan senyumnya.

"Butuh papa bear." Jawab Renjun, seketika Haechan terkekeh gemas.

"24 jam siap sedia kok." Celutuk Haechan dengan senyum tengilnya yang mengundang tawa Renjun.

"Siap?" Tanya Renjun pada Haechan, seharusnya Haechan yang menanyakan hal tersebut pada Renjun. Tapi untuk pasangan ini sepertinya berbeda, karena bukannya Renjun yang panik dan takut, tapi malah Haechan yang panik, takut, khawatir, cemas dan kawan-kawannya.

"Huftt...siap ga siap kita harus siap, soalnya baby bear mau keluar ketemu kita." Ujar Haechan dengan nada antusiasnya sembari mengusap lembut perut Renjun.

"Uhhh, pintarnya papa yang satu ini." Gemas Renjun sembari mengusap pelan pucuk kepala Haechan, membuat Haechan mendengus geli.

Dengan lembut sang pemuda tan menggenggam tangan yang lebih mungil darinya itu. Membuat keduanya berjalan berdampingan satu sama lain, disertai oleh obrolan ringan dan sesekali kekehan yang keluar dari bibir masing-masing. Setidaknya hal tersebut dapat sedikit menghilangkan ketakutan Haechan dan Renjun untuk saat ini.




-----🐻🦊🐬-----




Winwin dan Ten terkekeh geli saat melihat wajah tegang Haechan saat beberapa perawat mulai mempersiapkan sang istri untuk ke ruang operasi.

Two Miracle ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang