5. Colour pencil

6.8K 811 44
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Renjun mengerutkan keningnya saat melihat sang anak duduk dengan wajah tertekuk.

"Lele mau es krim?" Tawar renjun namun ibu satu anak tersebut semakin mengerutkan keningnya saat chenle menolak tawarannya.

Chenle dan ice cream itu sudah seperti lem besi alias tidak bisa dipisahkan.

"Lele sakit?" Lembut renjun namun dengan raut sedikit khawatir.

Mama muda tersebut dengan cepat menghampiri sang anak dan menaruh punggung tangannya pada kening chenle. Namun yang ia rasakan adalah suhu normal membuat renjun bingung sendiri.

"Hey, anak mama kenapa? Cerita ayo." Bujuk renjun sembari menangkup wajah kecil putra tunggalnya tersebut.

Chenle mengerucutkan bibirnya membuat wajahnya semakin menggemaskan. Ditambah kedua pipi bulatnya yang menggembung.

"Lele tidak bawa pensil warna." Lesu sang anak.

Renjun yang mendengarnya pun mengerutkan keningnya. Setaunya ia sudah memastikan chenle memasukan semua peralatan sekolahnya tadi pagi.

"Kenapa bisa tidak bawa hm? Mama lihat lele memasukan kotak pensil warna kok ke tas lele." Ujar renjun.

Chenle mengalihkan kedua netranya dari sang mama membuat renjun menaikan salah satu alisnya.

"Eum...itu bukan pensil warna mama..." cicit chenle dengan kepala yang sedikit menunduk.

"Bukan?" Bingung renjun.

"Itu isinya kosong hehe..." jawab chenle dengan cengiran kecilnya yang membuat renjun mengedipkan kedua netranya.

"Kosong? Kenapa kosong?" Ujar renjun masih bingung dengan pernyataan sang anak.

"Eum...waktu itu...lele mewarnai gajah dengan xiaohen. Eum...lalu...setelah itu lele tidak tau kemana isi kotak pensilnya." Ujar chenle dengan nada cepat diakhir kalimat.

Sedangkan renjun kehabisan kata-kata pada sang anak. Dalam sebulan terakhir ini chenle sudah dibelikan pensil warna 4 kali dan semuanya hilang.

Melihat wajah sang mama yang diam tanpa ekspresi membuat bocah berumur lima tahun tersebut menunjukan senyum lima jarinya.

Hingga beberapa detik kemudian pintu rumah terbuka dan menunjukan sang papa.

"PAPAAA!!!"  Teriak chenle sembari berlari ke arah sang papa membuat haechan sedikit terkejut.

"Kenapa?! Siapa?! Ikan lele kesayangan papa kenapa?!" Spontan haechan sembari mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut rumah.

"Lele manusia huaaaa" kesal chenle sembari menghentikan langkahnya di depan haechan.

"Heh! Kok nangis" panik haechan yang sudah membawa chenle dalam gendongannya.

"Papa bilang lele ikan terus." Kesal chenle dengan bibir yang sudah maju menggemaskan.

Two Miracle ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang