©Coppyright by AriesBhi_ -2022-
seperti biasaa, vote dan comment dong.
Buat yang baru baca tolong. Tolong banget ini mah, kalau cerita ini nggak sesuai ekspetasi kalian just go.
I know disini banyak mata-mata😂 but Its oke and thankyou
___________________________________
Kemarin gadis itu telah membersihkan rumah dibantu dengan bi Inah dan pak Wawan. Rumah sederhana hanya memiliki satu lantai tapi cukup luas. Tamara menghela nafasnya, kali ini dadanya terasa sesak namun ia tetap tersenyum Bi Inah tetap bekerja dengannya, wanita tua itu berkata bahw dia tidak masalah jika gajinya tak sebesar dulu. Yang penting adalah, ia bisa menemani Tamara dan tidak membiarkannya sendiri.
Setelah selesai bersiap-siap, Tamara keluar dari kamar menuju ruang makan, hanya ada nasi goreng dan juga teh hangat disana. Ia mencari keberadaan bi Inah, tepat ketika melihat halaman belakang rumah ia menemukan bi Inah tengah menjemur pakaian
"Gapapa Tamara, its oke. Nggak boleh sedih nanti bunda sedih juga"
Semenjak kematian kedua orang tuanya, Tamara selalu afirmasi atau self talk bahwa semuanya baik-baik saja, semua yang terjadi ada sisi positifnya. Terdengar naif memang, namun memang begitulah gadis ini.
Setelah menyelesaikan sarapannya Tamara pamit pada bi Inah, kali ini ia hanya menggunakan ojek online ke sekolah.
Di sisi lain seorang laki-laki baru saja bangun, ia melihat daddynya tengah membaca koran dan mommynya tengah mengoleskan selai ke roti. Ia segera mendekat
"Morning mom, morning dad" sapanya dengan datar
"Morning sayang," Almira meletakan roti di piring kecil lalu menaruhnya di hadapan sang putra
"Nah, mommy bikinin roti selai kacang. Setelah makan roti minum susu terus buahnya jangan lupa"
Almira berdiri dari duduknya "kalian makan duluan ya, mommy mau ke kamar mandi"
Setelah kepergian Almira datang tangan kanan Ragazzo, yaitu Arjun. Dia datang dengan setelan jas formal, tangan kanan yang sudah mengabdi dengan Ragazzo sejak Ragazzo berumur 15 tahun.
"Tuan, ada berita penting" ucapnya setelah membungkukan sedikit badannya
Ragazzo mengangguk kecil dan melipat korannya "Katakan"
"Perusahaan Wilson Corp, 70% sahamnya sudah menjadi milik kita"
Ragazzo mengerutkan keningnya bingung, bukankah seharusnya 100%?
"Kenapa hanya 70%? Bukankah seharusnya 100% perusahaan tersebut milik kita?"
Arjun mengangguk membenarkan ucapan tuannya itu "ternyata Wilson Corp memiliki hutang di dua perusaha-"
Belum selesai menjelaskan ucapan Arjun telah terpotong "perusahaan apa?"
"Perusahaan asing tuan, nama pemiliknya tidak diketahui bahkan nama perusahaan itu juga tidak diketahui. Saya sudah melacaknya namun tidak dapat"
Laki-laki anak satu itu menghela nafasnya "cari sampai dapat"
"Baik tuan, saya permisi"
Setelah kepergian Arjun, Zeus menatap Ragazzo dengan intens. Wilson Corp? Bukankah itu perusahaan milik gadis itu? Lalu kenapa bisa jatuh ke tangan daddy nya?

KAMU SEDANG MEMBACA
TENEBRIS (ON GOING)
Dla nastolatków[SEBELUM BACA FOLLOW DULU DONGG, HATI HATI DISINI TEMPAT HALU] Bagi Tamara kehilangan kedua orang tuanya setahun yang lalu adalah mimpi buruk baginya. setahun kehilangan kehangatan keluarga membuat jiwanya mati secara perlahan. Namun, kedatangan Ze...