©Coppyright by Bhitaa_ -2023-
Tau ngga sih cara menghargai Author itu?
dengan cara vote dan coment.
______________________________________________
Pagi ini Zeus kembali menjemput Tamara, ia sedikit merasa dibutuhkan saat semalam gadis itu menghubunginya, mengatakan bahwa ia tidak bisa tidur dan tiba-tiba teringat dirinya.
Ia meninggalkan teman-temannya sebab semalam selesai pulang dari balapan mereka memilih tidur di apartemen miliknya, tadinya mereka akan ikut menjemput Tamara, apa-apan ini? baru pertama kali mencoba PDKT dengan seorang gadis malah di tempelin mulu sama mereka.
Ia mengancam tidak akan memberikan mereka kado selama dua tahun berturut, jelas mereka tidak mau itu terjadi apalagi tiga laki-laki itu. Pasalnya mereka bisa meminta kado apa saja saat ulang tahun, ingat! Apa saja.
"Ini bibi buatkan susu, bibi nggak tahu kesukaan aden apa,"
"Aden ini siapanya non Tamara kalau boleh tahu?," tanya Bi Inah
"Teman," jawa Zeus dengan nada dinginnya
"Sejak kapan?," Bi Inah heran karena Tamara memang tidak pernah punya teman selain Shakira
Ia mengangkat bahunya acuh, membuat Bi Inah manganggukan kepalanya saja
"Kemarin pulang sekolah non Tamara jatuh ya?"
Kemarin saat gadis itu pulang sekolah dia meminta tolong kepada Bi Inah untuk mengoleskan salep agar badannya tak biru dan sakit lagi, ternyata kejadian dimana ia dilabrak oleh Anya dan tubuhnya di benturkan ke tembok mengenai ujung westafel secara kasar itu membuat pinggulnya sedikit membiru.
"Kenapa?"
"Pinggulnya ungu gosong gitu den, pas bibi tanya katanya jatuh, jadi bibi khawatir kasian soalnya imun tubuhnya lemah,"
Selang 10 menit Tamara keluar dengan menenteng kotak bekal. Saat sampai di ruang tamu Tamara melihat seseorang ia sedikit tersentak mendapat tatapan tajam pagi pagi, harusnya pagi hari udara terasa sejuk dan dingin
"Ze? Kamu jemput aku lagi?" tanya Tamara pelan tapi Zeus tak menjawabnya.
"Ka-kalo gitu kita berangkat sekarang, nanti telat" ajak Tamara yang entah menadapat keberanian darimana ia menyeret lengan Zeus keluar rumah menuju mobil.
"Seatbelt," titah Zeus,
Jujur saja ia masih takut soal kejadian yang di ruang BK itu, lelaki ini sangat amat menyeramkan marahnya laki-laki itu mampu membuat diri Tamara bungkam seketika. Walaupun itu untuk melindunginya tapi ia tak suka dengan hal itu
***
"Zeus," panggil Tamara dengan memegang lengannya
"Ini, kita ngapain dirumah sakit? Kamu sakit? Atau ada yang sakit?"
"Lo yang sakit," jawabnya dengan wajah datar dan suara beratnya "--pinggul lo biru,"
Tamara mengangkat wajahnya cepat "kamu tau darimana?"
Lelaki itu tak menjawab kembali melangkah memasuki lift.
Sebenarnya Tamara takut naik lift karena ia mempunyai Claustrophobia, phobia dengan tempat sempit dan kecil, sebab waktu diculik ia dimasukan kedalam ruang sempit dan gelap sebelum akhirnya di siksa, Zeus menyadari bahwa Tamara menggenggam ujung jaket sangat erat.

KAMU SEDANG MEMBACA
TENEBRIS (ON GOING)
Teen Fiction[SEBELUM BACA FOLLOW DULU DONGG, HATI HATI DISINI TEMPAT HALU] Bagi Tamara kehilangan kedua orang tuanya setahun yang lalu adalah mimpi buruk baginya. setahun kehilangan kehangatan keluarga membuat jiwanya mati secara perlahan. Namun, kedatangan Ze...