Bab 23 - Pesta Dansa

10.7K 1.9K 77
                                    

"Akhirnya besok adalah hari perayaannya dan pesta dansa. Ukh, aku takut melakukan kesalahan karena aku tak pernah menghadiri acara seperti ini." Ujar Eve khawatir ketika mereka berkumpul di taman bunga untuk bersantai dan memakan makanan ringan dan minum kopi.

Tentu tak ada satupun dari mereka yang memesan teh selama ada Karina didekat mereka. Bahkan kejadian kemarin saja membuat mereka cemas pada gadis itu yang selalu diam-diam menyembunyikan keadaannya. Namun untunglah ada Jaden yang bisa menenangkan Karina dan menjelaskan pada Elle dan yang lainnya bagai mana keadaan Karina setelahnya.

"Besok kita harus menghindari Putra Mahkota, dia membuatku muak karena selalu membuat Karina berada dalam masalah." Sungut Eve kesal.

Elle mengangguk cepat, "Benar, juga jangan lupakan Duke Jeremy. Dia yang paling menyebalkan karena terus menyakiti Karina."

Kali ini Ren, Vivian dan bahkan Jaden mengangguk setuju. Karina tersenyum kecil mendengar topik pembicaraan mereka yang selalu saja mengkhawatirkan dirinya layaknya sosok ibu.

"Tapi, bukankah kalian sedikit aneh hari ini? Aku seakan-akan bisa melihat warna merah jambu disekitar kalian." Elle menjadi curiga pada Karina dan Jaden. Memang Jaden terbiasa berlaku hangat pada Karina, namun kali ini terasa berbeda. Intuisi wanita Elle benar-benar tak bisa melewatkan secuilpun petunjuk dan interaksi diantara keduanya.

Jian yang sedari tadi hanya diam kini membuka suara, "Kalian harus mengucapkan selamat, mereka sudah menjadi sepasang kekasih."

Prang! Ting!

Ren tanpa sadar menjatuhkan gelas kopinya dan alhasil menumpahi celananya.

"Pangeran! Kopimu!" Vivian yang duduk di sebelah Ren berteriak kaget.

Elle dan Eve langsung menatap Ren dengan iba, sementara Vivian membantu Ren membersihkan bajunya dengan sihir.

Karina menatap Jian dengan galak, memprotesnya diam-diam karena dia memberi tahu mereka tiba-tiba seperti itu. Karina tak sadar kalau Ren menatapnya dengan tatapan kosong seakan jiwanya telah lepas dari tubuhnya. Ren kira rivalnya terbesarnya Jaesar, karena dia tahu Karina sangat menyukainya sejak dulu. Rumor kalau Karina selalu mengejar-ngejar Jaesar itu benar adanya, Ren telah mengonfirmasi semuanya dengan pasti.

Jika dibandingkan dengan Jaden yang baru dekat dengannya akhir-akhir ini setelah memasuki akademi, bukankah dia lebih unggul. Karina terus berada dikelas yang sama dengannya, mereka berlatih bersama karena divis yang sama, makan bersama, bahkan saat kembali ke asramapun seringkali bersama, meski tak hanya berdua saja. Stidaknya Ren memberikan perhatian lebih jika itu menyangkut Karina. Semua orang bisa dengan jelas melihat perlakuan istimewanya pada gadis itu. Namun, saat ini dia telah kalah bahkan sebelum bertarung. Entah sejak kapan Karina jadi begitu dekat dengan Jaden, dan tiba-tiba saja hari ini dia mendeklarasikan hubungannya dengan Karina?

Tidak. Ren tidak bisa menerima itu. Dia mengepalkan kedua tangannya erat-erat berusaha menahan emosinya, namun pada akhirnya dia tak tahan lagi. Ren perlu menenangkan diri.

Tap.

Ren saat itu tersadar dari lamunan kosongnya ketika Vivian menyentuh lembut punggung tangannya dengan saputangan miliknya. Dia menatap Ren dengan tenang lalu berkata, "Sepertinya pangeran kurang sehat, dia juga harus mengobati tangannya. Aku akan mengantarnya istirahat."

"A-ah ya." Elle cepat-cepat mengangguk saat menyadari maksud Vivian. Elle juga merasa kasihan melihat Ren yang sangat terkejut.

Ren hanya berdiri dan mengikuti Vivian dengan linglung. Kalau saja Vivian tak menarik lengannya, mungkin dia akan berdiri diam disana seperti orang bodoh.

Karina tak paham mengapa Ren bersikap aneh seperti itu, dia menduga mungkin Ren benar-benar sakit. Sementara Jaden bersimpati saat melihatnya, dia teringat dirinya dulu yang berada di posisi sama seperti Ren ketika Karina hanya bisa memandang Jaesar seorang.

Villainess QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang