Bab 34 - Naga

10.4K 1.7K 85
                                        

Karina terbangun dari tidurnya ketika merasakan kepalanya sakit dan terasa berat. Sepertinya dia terserang demam karena kehujanan. Fisik lemahnya sedari dulu masih juga belum berubah bahkan setelah dia menjadi penyihir lingkaran ke empat dan berolahraga teratur seperti yang diperintahkan Jian.

Setelah masuk ke akademi pun dia sudah berkali-kali terserang demam dan selalu merepotkan Elle dan Eve yang selalu terbiasa mengurusnya ketika sakit.

"Sudah bangun?" Suara lembut Jaden terdengar ketika Karina mulai membuka matanya.

Karina bisa melihat sosok Jaden yang menatapnya dengan khawatir melalui pandangan buram penglihatapanik Namun air matanya tak bisa terbendung karena dia mengingat ketika Jaden tersenyum pada perempuan lain. Padahal Karina tahu, Jaden adalah tipe orang yang kurang ramah pada orang yang tak dekat dengannya, apalagi jika itu perempuan. Bahkan pada teman-teman perempuannya seperti Elle, Eve dan Vivian pun Jaden tak pernah menunjukkan senyumannya dan hanya menunjukkan keramahan dengan batas wajar.

Karina merasa kalau dirinya egois karena menginginkan Jaden hanya baik dan hangat kepada dirinya saja. Dia menginginkan perlakukan spesial itu sepenuhnya. Dia merasa kalau Jaden baik kepada semua perempuan, maka bagaimana Karina bisa tahu kalau dirinya spesial dimata Jaden?

Melihat Karina menangis, Jaden berubah panik seraya menyentuh kening Karina yang terasa panas dan mengusap kepalanya dengan lembut, "H-hey kenapa menangis? Apa kau merasa sakit? Kepalamu sakit?"

Karina mengangguk, kepalanya memang terasa sakit seperti tertimpa benda berat. Namun alasan dia menangis bukan karena hal itu. "Jay, tak akan meninggalkanku kan?"

Jaden mengerutkan keningnya bingung, "Apa maksudmu? Tentu saja tidak! Aku akan bersamamu selamanya."

Melihat Karina masih juga belum berhenti menangis, Jaden akhirnya mencium keningnya.

"Aku takut." Karina mencoba mengaku pada Jaden tentang perasaan dan prasangkanya.

"Takut kenapa hm?" Jaden menggenggam tangannya erat.

"Aku takut kau lelah dan muak padaku."

Deg.

Jaden membeku saat itu. Dia tahu itu kata-kata yang pernah diucapkan Jaesar pada Karina di masa lalu kehidupan sebelumnya. Jaden sama sekali tak bisa marah pada prasangka Karina, karena Jaden sendiri menyaksikan semuanya bahkan dari saat Karina yang masih belia selalu bersama-sama Jaesar. Jaesar yang masih belia dulu, sangat menyukai dan menjaga Karina. Keduanya memiliki perasaan yang sama satu sama lain. Namun itu semua berubah ketika perlahan mereka beranjak remaja.

Jaden perlahan mengecup punggung tangan Karina sambil tersenyum berusaha menenangkannya, "Tidak akan. Aku tak akan meninggalkanmu apa yang terjadi."

Meski mendengar itu, Karina masih tak bisa merasa tenang. Sejujurnya semenjak dia dikhianati Jaesar, Karina selalu berprasangka terhadap orang lain yang berada disekitarnya. Dia berpikir, suatu saat mereka yang berada disekitarnya akan pergi meninggalkannya satu persatu. Jadi dia begitu sulit untuk jujur tetang perasaannya dan mrmbangun tembok batas agar tak melewati garis yang telah dia tetapkan dihatinya.

Melihat kecemasan Karina yang masih belum juga hilang akhirnya Jaden menundukkan tubuh bagian atasnya lalu berbisik, "Biar ku beritahu sebuah rahasia."

"Kau tak akan menjadi Ratu dikehidupan kali ini. Karena akhirnya aku berhasil memilikimu, Karina."

Karina terkejut mendengarnya, itu artinya Jaden tahu tentang masa lalunya di kehidupan sebelumnya. Meski Karina akhirnya mengingat sebagian ingatannya bersama Jaden di masa lalu, dia masih belum tahu apa hubungan yang dimiliki Jaden dengannya. Namun, jika mendengar pernyataan Jaden saat ini. Itu artinya Jaden mungkin menyukainya juga dimasa lalu.

Villainess QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang