Jaesar secara kebetulan melihat Karina di kantin akademi, seperti biasa dia bersama Jaden dan teman-temannya yang lain. Sementara Jaesar hanya berdua dengan Mark.
"Ada apa denganmu? Wajahmu semakin kacau." Mark memecah lamunannya yang terus menatap ke arah Karina tanpa sadar.
Jaesar menggeleng pelan dan berusaha fokus kembali ke makanannya. Namun Mark bisa melihat tatapan Jaesar yang terus menerus ditujukan pada Karina.
"Kau menyesal karena membiarkannya pergi?" Tanya Mark hati-hati.
Jaesar berhenti menyendok makanannya dan menatap Mark dalam kebisuan.
"Kukira kau membencinya karena selama ini kau terus menerus menghindarinya." Lanjut Mark dengan canggung.
"Benar, ini salahku. Aku tak memperlakukannya dengan baik. Jadi begitu aku kehilangannya, aku merasa sangat kosong dan menyadari perbuatanku." Jaesar mengakui kesalahannya, seraya melirik kembali ke arah Karina di kejauhan yang tengah tersenyum pada Jaden.
Jaesar tak pernah melihat senyuman Karina yang secerah itu, kapan terakhir kali Jaesar melihatnya bahkan dia tak ingat. Namun, senyuman itu sekarang bukan lagi miliknya, namun milik Jaden.
Mark berdeham, "Jujur saja. Aku tak menyukai Karina karena dia terus menerus menganggumu dan selalu membuat keributan. Namun setelah masuk ke akademi sepertinya dia berubah. Aku lebih menyukai dirinya yang sekarang."
Brak!
Haerol dan Chen tiba-tiba bergabung dimeja mereka dengan makanannya. Haerol yang mendengar pembicaraan mereka langsung berkata, "Wajar saja kalau dia bersikap menyebalkan sebelumnya. Itu karena Jaesar terus mengabaikannya. Kalian kan tahu bagaimana keluarganya. Selama ini dia hanya bisa bergantung padamu Jaesar. Namun ketika kau satu-satunya orang yang seharusnya dia bisa andalkan juga pergi, apa yang terjadi?"
"Lihat kan, seseorang menggantikan posisimu. Dan kurasa Pangeran Jaden juga sangat menyukai Karina." Haerol berdecak sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, berpikir bahwa Jaesar terlihat sangat menyedihkan. "Mungkin ini yang terbaik karena kau tak bisa menjaganya dengan baik."
"Lalu, Mark. Berhentilah membenci Karina. Kita sudah mengenalnya sejak kecil, kita tahu persis bagaimana keadaan keluarganya. Kita juga harus memaklumi bagaimana dia bertindak sesuai latar belakang lingkungannya. Seharusnya ini tugas Jaesar untuk membimbingnya sebagai sahabat sejak kecil sekaligus tunangannya. Yang haruslah disalahkan dalam hal ini adalah Jaesar!" Haerol tak berhenti mengomel setiap kali Mark selalu menunjukkan ketidak sukaannya terhadap Karina. Bagaimanapun mereka semua sudah mengenal Karina sejak kecil. Meski tidak begitu dekat, Karina adalah temannya.
"Benar itu semua salah Jaesar. Aku lebih menyukai Karina dibanding Winter." Kata Chen terang-terangan.
Mark yang memiliki rasa terhadap Winter menjadi tak terima, "Kenapa?! Dia gadis yang baik!"
"Memangnya kau dekat dengannya sehingga tahu bagaimana sifat aslinya? Bagaimanapun orang melihatnya dia terlihat sangat manja dan membuat orang lain tak nyaman." Chen memandang aneh Mark. "Kau bilang dia baik karena kau menyukainya. Kau menilainya karena terpengaruh perasaan pribadimu saja."
"Hey, berhenti, berhenti. Pelankan suara kalian." Haerol berdecak kesal berusaha melerai kedua temannya itu. Sementara Jaesar hanya diam tak menanggapi. Pikirannya masih tak bisa fokus karena rasa bersalahnya terhadap Karina.
Saat itu Winter tiba-tiba muncul dengan wajah cerahnya, "Senior Jaesar, bolehkah aku bergabung dengan kalian?"
Jaesar mengerutkan dahinya dengan tak nyaman, akhir-akhir ini Winter berubah memanggil dengan namanya. Padahal dia dulu selalu memanggil Jaesar dengan gelarnya. Jaesar menyadari Winter merubah cara memanggilnya sejak pertunangannya dengan Karina secara resmi di batalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Villainess Queen
Fantasy🌸3. Reincarnation Series Karina Lunarie Winston memiliki banyak penyesalan di kehidupannya. Andai saja dia tak mencintai Raja, dan buta akan perasaannya saat itu. Mungkin hidupnya tak akan menjadi neraka seperti ini. *** Karina menyingkirkan semua...