Bab 21 - Nightmare

10.4K 2K 63
                                    

Budayakan vote dan komen ya tiap baca. Biar aku gak males buat update xixixi (ketawa jahat)

***

"Wow, aku tak menyangka akan benar-benar pergi ke istana." Eve sangat gugup ketika dia menaiki gerbong kereta mewah yang disiapkan oleh akademi. Ini pertama kalinya dia menaikinya sebagai rakyat biasa.

Selain Eve, tentu saja yang lain tak gugup karena mereka adalah bangsawan yang sudah terbiasa mendapatkan perlakuan terbaik dan mewah. Namun tak ada satupun dari mereka yang memandang rendah Eve atau menghinanya, karena mereka adalah teman.Meski memang masih banyak bangsawan dengan ego dan prilaku buruk di akademi, namun itu jarang terjadi di divisi Sihir akademi.

Divisi sihir adalah divisi yang paling dianggap elit di benua ini, bahkan para bangsawan yang tak menyukai rakyat biasapun tak bisa semena-mena memperlakukan penyihir dari kalangan bawah. Jika sampai mereka melakukannya, asosiasi sihir benua Eden mungkin akan bertindak. Penyihir paling tidak berbakatpun sangat dihormati dan disegani dibenua ini karena eksistensinya yang sedikit.

"Kau yakin tak pulang ke kediaman Duke selagi kita mengunjungi ibukota nanti?" Elle bertanya hati-hati pada sepupunya itu.

"Tidak akan. Aku akan bersama Eve tinggal di akomodasi yang disiapkan oleh istana sebagai tamu. Kau pulang saja dulu mengunjungi Paman dan Bibi, tak perlu mengkhawatirkan aku." Balas Karina cuek.

"Tapi, kau pasti akan tetap bertemu Duke dan Winter ketika pesta dansa."

"Yah, itu bisa dipikirkan nanti. Kalaupun bertemu aku pasti akan mengabaikan mereka. Lagipula aku bukan lagi bagian dari keluarga itu. Untuk apa aku repot-repot menyapa mereka."

"Tapi, reputasimu..."

"Elle." Karina menatapnya lurus, "Rumor buruk tentangku tak akan mungkin bisa menjadi lebih buruk lagi karena kejadian terakhir kali. Ingat?" Karina berusaha membuat Elle mengingat terakhir kali Karina menampar Winter di tengah khalayak ramai aula utama pesta dengan Duke Jeremy menghardik dan mencacinya, serta Jaesar yang secara terang-terangan memihak Winter. Meski itu terjadi satu tahun yang lalu, tak mungkin kejadian itu bisa terlupakan oleh semua orang.

Bukan hanya dipandang memalukan, namun juga menyedihkan. Semua orang dikalangan bangsawan mengetahui fakta bahwa Karina sangat iri kepada adik tirinya dan selalu berlaku jahat padanya.

"Tenang saja Karina. Apapun yang terjadi, aku akan selalu berada di pihakmu!" Eve menepuk pundak Karina.

"Walau aku yang bersalah dan menyakiti orang?"

"Benar! Walau kau salah sekalipun!"

"Kenapa?"

Eve mengernyit bingung karena pertanyaan itu, "Tentu karena kau adalah temanku! Aku ini sangat setia kawan, tahu. Kalaupun kau melakukan kesalahan sekalipun kami akan membantumu memperbaikinya!"

"Ahahaha! Eve benar! Meski kau dipermalukan sekalipun aku tak keberatan dan aku akan selalu berada disisimu meski aku juga akan ikut dipermalukan karenanya." Elle mengangguk-ngangguk seraya tersenyum lebar.

Awalnya Karina tercengang dengan jawaban aneh mereka berdua, namun dia kemudian tersenyum lembut.

Karena kau adalah temanku. Itu adalah kata-kata paling hangat dan tulus yang pernah Karina dengar selama hidupnya saat ini maupun dimasa lalu. Bahkan tanpa menggunakan kekuatannya untuk melihat emosi Eve dan Elle, Karina bisa merasakan ketulusan dan kesungguhan dari perkataan mereka. Tanpa sadar Karina memalingkan wajahnya ke arah jendela gerbong untuk menyembunyikan senyum merekahnya dari kedua orang yang menyebutnya teman itu.

Villainess QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang