3. She's So Cute

149 19 0
                                    

Balik lagi guys...
Lanjut gak nih???

Taruhan yang dikatakan Raka telah disetujui Geri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taruhan yang dikatakan Raka telah disetujui Geri. "Kalau gue berhasil jadi pacar dia, lo traktir gue selama seminggu." Itulah isi taruhan yang ditawarkan Raka.

Dengan percaya diri, Geri menerima taruhan itu. Bagaimanapun, menurutnya dibanding dengan Raka dia yang lebih tampan.

Hari di mana Raka menawarkan hal tersebut menajadi hari pertama mereka memperebutkan murid baru yang katanya cantik itu.

"Siapa sih namanya?" tanya Raka. "Lo ngajak taruhan buat dapetin dia tapi lo gak tahu namanya?" ucap Geri. "Kalau gini ceritanya bakal gue yang menang dong," lanjut Geri percaya diri.

"Cinta Azura, namanya cantik, orangnya cantik. Udahlah pokonya cocok sama gue yang ganteng," ucap Geri.

"Najis! Ganteng dari mananya?" Raka tidak menyetujui apa yang baru saja dikatakan Geri.

***

"Diem gue duluan." Raka dan Geri saling dorong beradu kecepatan untuk memasuki kelas murid baru itu.

"Gue dulu!"

"Kalian ribut banget tau gak. Diem bisa gak sih?" Arga yang kesal akhirnya buka suara. Awalnya dia merasa enggan datang untuk membantu kedua orang ini. Tapi apalah daya dengan ancaman Raka akhirnya Arga menyetujuinya.

Arga mengetuk pintu kelas itu. Suara dari dalam sana sangat ramai hingga mungkin tak ada seorangpun yang mendengar ketukan Arga.

Arga mengulangnya lebih keras sebelum kemudian pintu terbuka menampilkan sosok gadis lugu dengan senyum simpul.

"Ada apa ya, Kak?" tanya gadis itu. Dia tahu jika pria yang saat ini berada di hadapannya itu adalah kakak kelasnya karena logo yang berada di bajunya.

"Mau cari Cinta Azura, ada?" tanya Arga.

"Siapa Nad?!" teriakan dari dalam membuat Nadia menoleh. "Cinta, ada yang cariin nih!" Nadia akhirnya juga berteriak memanggil murid baru yang saat ini juga menjadi temannya itu.

Cinta yang dipanggil segera mendekati pintu untuk melihat siapa yang mencarinya. Riuh siswa dari dalam terdengar semakin nyaring karena murid baru itu dicari seorang Arga yang notabenenya menjadi idaman para gadis di sana.

"Ada apa?" tanya Cinta saat dia sudah melihat siapa yang mencarinya. Nadia yang memang sudah tidak berkepentingan kembali ke tempat duduknya.

"Mereka cariin lo," ucap Arga menunjuk kedua temannya. Senyum yang semula terpancar di wajah cantik gadis itu seketika pupus.

Dia mengira yang mencarinya adalah Arga, namun ternyata kedua temannya. Arga mundur dan mempersilahkan kedua temannya untuk menyampaikan apa maksud dan tujuannya datang ke sana.

"Hai Cinta, nama gue Raka." Raka menyerahkan setangkai mawar merah.

"Ah, iya Kak. Aku Cinta." Cinta tersenyum canggung namun gadis itu tetap menerima bunga yang diberikan Raka.

"Ini. Terima ya. Gue Geri." Geri juga tak ingin kalah. Dia memberikan sekotak coklat dengan pita merah di bagian atasnya.

"Makasih, Kak. Tapi ini semua buat apa ya?" tanya Cinta kebingungaan.

"Kita berdua suka sama lo. Jadi lo pilih siapa?" Entah orang tolol mana yang mengungkapkan perasaannya dikali pertama pertemuan selain mereka.

"Maaf, Kak. Tapi aku gak ngerti, aku juga baru kenal kalian. Oh satu lagi, aku juga udah punya orang yang aku suka," ucap Cinta. Matanya menoleh pada Arga yang saat ini ada di belakang Raka dan Geri.

Arga yang merasa diperhatikan segera memalingkan pandangannya. Dia tahu apa yang dimaksud Cinta, tapi dia tak ada niatan untuk membalas atau bahkan hanya sekedar meresponnya.

Lain dengan Arga, semua orang yang ada di kelas yang memperhatikan itu sontak tertawa karena penolakan yang telah dilakukan Cinta.

"Kak Arga itu siapa sih? Maksud aku kok dia bisa sepopuler itu?" tanya Nadia pada Naya.

"Kamu gak tau? Dia pewaris perusahaan besar. Dia juga bisa dibilang cowok tertampan di sekolah ini," jelas Naya.

Nadia mengangguk paham. Netranya belum selesai memandangi Arga dari atas hingga bawah. Dia merasa penampilan Arga tak semengagumkan apa yang dikatakan orang. Tapi dia memang memiliki pesona.

Netranya beradu dengan Arga. Arga yang terus memandanginya membuat Nadia salah tingkah. Gadis itu akhirnya berusaha menyibukkan diri dengan bukunya.

Arga terkekeh geli melihat Nadia. "Lucu," desisnya.

"Siapa yang lucu?" tanya Raka saat pria itu mendengar apa yang dikatakan temannya. Cinta sudah kembali ke tempat duduknya.

"Siapa yang lucu?" Arga balik bertanya. "Ya mana gue tau, kan lo yang bilang!" ucap Raka.

"Gak ada gue bilang gitu!" Arga beranjak dari sana. Dia tak tahu jika temannya akan mendengar semua yang dia ucapkan.

"Jangan-jangan lo suka sama Cinta ya?!" Pertanyaan yang diajukan Geri membuat Arga menghentikan langkahnya secara tiba-tiba hingga Geri menabrak badan Arga dan Raka menabrak badan Geri.

"Jangan ngada-ngada lo," ucap Arga.

"Ya terus siapa yang lo bilang lucu?" Raka mencoba mendesak Arga agar mengatakannya.

"Gue gak bilang lucu!" Arga masih tidak mengakui dengan apa yang dikatakannya.

"Gue punya kuping, Arga!! Lo kora gue budeg?"

"Eh lo tau gak siapa nama cewek yang tadi buka pintu?" Arga mencoba mengalihkan pembicaraannya. Tapi sepertinya dia salah mengangkat topik.

"Ohhh cewek itu yang lucu? Akhirnya Arga demen sama cewe," goda Raka.

"Gampang, tar gue cariin kontaknya deh." Geri juga mengikuti menggoda Arga.

"Sialan lo berdua!" Arga mengakhiri pembicaraannya. Dia memilih melanjutkan langkahnya kembali ke kelas. Bukan dia suka, hanya saja sekilas gadis itu mirip seseorang. Seseorang yang pernah ada dalam hidupnya.

Mereka kembali ke kelas setelaah Raka dan Geri mendapat penolahan dari Cinta.

***

Nadia berlarian menuju kantin diikuti oleh Naya yang sepertinya tertinggal dari Nadia. Sesekali gadis itu menolehkan pandangannya ke belakang untuk melihat apakan Naya berada di belakangnya atau tertinggal jauh.

Brak

Nadia terjatuh setelah menabrak objek di hadapannya. Bokongnya terasa nyeri setelah bertubrukan dengan lantai.

"Lo gak apa-apa?" tanya orang itu sambil mengulurkan tangannya mencoba memberikan pertolongan.

"Gak apa-apa, terima kasih," ucap Nadia. Gadis itu mendongak melihat siapa yang dia tabrak. "Eh Kakak yang tadi kan?" tanya Nadia.

Ya, orang itu adalah Arga. Pria itu tak menjawab. Dia memilih untuk diam dan memperhatikan Nadia.

"Maaf ya Kak, tadi aku gak sengaja," lanjut Nadia.

"Hmm gak apa-apa."

"Nad lo gak apa-apa?" tanya Naya yang baru saja datang. Dia memutar tubuh Nadia untuk memastikan bahwa tak ada yang terluka dengan temannya itu.

"Gak apa-apa, Nay."

"Kalau gitu kita duluan ya Kak," pamit Nadia. Kedua gadis itu pergi sebelum Arga menjawab.

"Asiiikkk yang ketemu lagi sama cewek lucu," ledek Raka. Pria itu sengaja tak menghampiri Arga lebih awal. Dia ingin melihat bagaiman interaksi Arga dengan Nadia.

"Gas terus lah Bro." Geri jga ikut meledek Arga.

"Berisik!" Karena kesal Arga pergi meninggalkan kedua temannya begit saja.























Jangan lupa vote dulu guyss
Makasihhh💜

DEATH GLARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang