5. Kenapa?

41 9 0
                                    

Come back with me guys!! Ingetin aku kalau -kalau aku lupa up. Ada yang masih nunggu cerita ini gak sih??

"Terus...?"

Arga mengerutkan keningnya karena tak mengerti dengan maksud Mamanya. Nadia boleh saja menyelamatkan Mamanya, tapi untuk apa gadis itu juga ikut ke rumahnya?

"Ya Mama mau bilang makasih sama dia," ucap Mama Anita. Semua orang yang ada di sana diam duduk di tempatnya masing-masing dengan pikirannya masing-masing juga.

"Kalau mau bilang makasih ya bilang aja, kenapa harus pake dibawa ke rumah?" Arga sedikit menaikan nada bicaranya.

Disaat dia berusaha menghindari gadis itu, kenapa Mamanya malah membawanya mendekat padanya?

"Bang! Gak boleh gitu. Ini tamu loh." Mama Anita masih bersabar menghadapi sikap Arga yang memang kadang suka menyebalkan.

"Gak apa-apa Tante. Nadia bisa pulang, lagian Nadia lega tante udah sampai ke rumah dengan selamat." Nadia bangkit dari duduknya. Semua orang menatapnya dengn tatapan yang tak bisa diartikan.

Mama Anita juga tak bisa berkutik. Akhirnya dia membiarkan Nadia pulang. "Jangan sungkan buat main ke sini ya," ucap Mama Anita yang diangguki oleh Nadia.

Setelah kepergian Nadia, Mama Anita melayangkan tatapan tak sukanya pada Arga. "Mama gak pernah ngajarin kamu kaya gitu ya, Bang," kesalnya.

"Ya tapi kan gak perlu di ajak ke rumah segala. Palingan tuh orang Cuma cari muka aja," ucap Arga sambil membuang pandangannya.

"Bang!" Mama Anita sudah habis kesabaran. "Gak ada uang jajan buat kamu bulan ini!" Setelah mengatakan itu, Mama Anita bergegas pergi ke kamarnya.

Semua orang yang ada di sana terdiam sampai Mama Anita benar-benar masuk ke kamarnya.

"Lagian sih lo nyari gara-gara mulu," ujar Raka sambil menyenggol lengan Arga.

"Diem ah, gara-gara tuh cewe gue jadi gak dapat uang jajan," desisnya.

"Perasaan tadi di sekolah lo masih baik-baik aja sama tuh cewe. Kenapa sekarang kaya yang jijik gitu sih?" Kali ini Geri yang bertanya.

"Bukan urusan lo!" Geri segera naik ke kamarnya setelah berkata demikian. Dia juga tak tahu ada apa dengannya.

Diana yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya. Dia pergi ke kamar Mamanya untuk menenangkan wanita itu.

"Kuy lah cabut." Raka hendak beranjak dari sana untuk pulang sebelum tali tasnya ditarik Geri hingga pria itu kembali ke tempatnya semula.

"Sahabat lagi marah itu ditenangin. Lo mah mau enaknya doang." Geri melanjutkan acara menarik tali tas Raka menuju kamar Arga sehingga Raka berjalan mundur.

"Heh gila, lo mau gue jatoh?" protes Raka sambil berusaha melepaskan diri.

Geri memilih tak menjawab. Pria itu terus saja menarik Raka hingga ke kamar Arga.

DEATH GLARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang