#Fourth Year at Hogwarts
Awal cerita ini bermula ketika Lush memasuki tahun keempat nya di Hogwarts. Lush tumbuh sebagai gadis yang sangat cantik, dan tentu saja kepintarannya yang sangat hebat itu membuat orang ragu-ragu bahwa dirinya adalah seorang yang berasal dari asrama Gryffindor.
Bahkan ada desas-desus rumor bahwa Harry Potter sebenarnya adalah seorang dari keturunan Salazar Slytherin, lantas mengapa ia malah menjadi seorang Gryffindor?
'Mungkin saja karena dia adalah seorang Halfblood.'
Saat ini Lush sedang berada di kamarnya. Suasana tenang dengan pencahayaan yang remang remang, benar-benar sangat nyaman untuk tetap berdiam diri di kursi saat ini. Sambil menikmati secangkir teh, di malam hari yang membuat kamar terasa gelap.
Tok....
Sesuatu mendarat di balkon kamarnya. Lush tidak peduli, dia menikmati suasana ini dan tak ingin ada gangguan yang membuat dirinya kehilangan hal yang terasa menenangkan. "Shine." Seseorang memanggil namanya.
Hanya ada satu orang yang memakai sebutan itu kepadanya, dialah Lucas, kakak dari Lush sendiri. "Ada urusan apa, kakak tiba-tiba datang menghampiri saya disini," ujar Lush dengan lembut.
"Jangan berbicara formal kepada ku, Shine." Lucas memberikan peringatan. Gadis itu terdiam dengan smirk yang ia tutupi dengan tangannya. "Bagaimana mungkin saya melakukan itu pada penerus dari keluarga ini," sambar Lush.
"Sudah ku bilang untuk tidak terlalu formal terhadap ku, cukup berbicaralah seperti saat kau sedang bersama Jacob," ujar Lucas, ia mengalihkan wajahnya sambil mengepalkan pergelangan tangannya.
Lush menyadarinya sedari tadi, ada sesuatu hal yang perlu Lucas katakan secara pribadi dengannya. Dengan cepat Lush mengusir pelayan yang berada di dalam kamarnya, segera.
"Jadi, apa yang ingin kau katakan kakak?"
Lucas menatap mata Lush yang sudah memperlihatkan ucapan yang serius, Lucas membalas, "Mungkin kau akan terkejut, akan tetapi janganlah marah padaku karena ini adalah keputusan ku sendiri," ujarnya.
Tak seperti biasanya, Lucas takkan pernah berbasa-basi seperti ini. "Tentu, tentu aku tidak akan marah padamu Lucas. Apakah kau pernah melihat diriku marah hanya karena sebuah perkataan?"
Lush terkekeh, "jadi, katakanlah."
"Aku...."
....
Acara Piala Dunia Quidditch yang dilaksanakan kementerian sihir itu membuat perhatian massa. Mereka berbondong-bondong untuk menyaksikan Piala Dunia Quidditch yang katanya sangat menyenangkan itu.
Disini, Lush hanya akan menatap dari kejauhan. Sama sekali ia tidak tertarik untuk menonton pertandingan olahraga seperti itu, benar-benar membuang waktu bukan? Lebih baik jika dirinya menyusup ke pertandingan itu untuk melihat gerak-gerik orang-orang yang berada disana.
Mungkinkah akan terjadinya sebuah pertanda? Dan terungkap seseorang yang menjadi bidak catur oleh keluarganya sendiri.
Wow, ini sangat membuat nya penasaran.
"Shine, apa yang sedang kau lakukan di luar sana?" Ayah menyadarkan nya. Lush sedari tadi selalu melamun, keluarganya seperti sudah menyadari ada yang aneh dengan Lush, takut bahwa tiba-tiba saja Lush melakukan hal yang di luar nalar.
"Nothing."
Sesaat Lush menatap kearah langit malam, dia mungkin tidak akan tahu apa yang akan terjadi padanya. "Ibu, ayah. Aku ingin pergi keluar sebentar, untuk melakukan sesuatu hal yang penting," Ucap Lush dengan suara yang sangat kecil.
Ibu dan ayah saling bertatapan satu sama lain. "Tidak Lush. Kau tidak ingat apa yang kau alami beberapa tahun di Hogwarts? Kau selalu terlibat masalah yang bahkan dapat membuat nyawa mu akan menghilang. Ibu tidak bisa membayangkan, anak perempuan satu-satunya dari ibu sudah tidak ada."
Lush terdiam seribu bahasa. Tidak ia hiraukan, saat ia menatap dari luar jendela tenda, sekelompok orang berjubah hitam yang terlihat sangat mencurigakan.
Segera gadis itu berjalan mengambil jubah hitam miliknya. "Maafkan aku ibu, aku tidak bisa menuruti mu," ujarnya sebelum melesat hilang.
Disini, Ibu hanya menatap sendu kearah Lush. "Apa yang telah aku lakukan padanya?"
Lush mendarat tepat didekat sekelompok orang berjubah itu. Dia menyembunyikan hawa kehadirannya, yang membuat semua orang tak sadar bahwa ia berada di sana. "Kita harus merayakan ini, Lucius."
Lush bisa mendengar pembicaraan mereka dengan jelas. Tak disangka jika Lucius juga ikut terlibat dalam hal ini, kekacauan yang akan terjadi di Piala Dunia Quidditch. Seseorang pasti sudah merencanakannya, sesuai dugaan Lush.
"Pangeran kegelapan telah bangkit untuk kita, memangnya apalagi yang bisa kita lakukan selain merayakan nya?" Usul mereka. Pangeran kegelapan? Apakah yang dimaksud mereka adalah Lord Voldemort. Huh, hal menarik apa yang akan mereka bicarakan lagi?
"Terserah, lakukan apa yang ingin kalian lakukan. Kejadian yang akan terjadi di malam ini, tidak ada sangkut-pautnya dengan keluarga Malfoy," ujar Lucius kemudian pergi meninggalkan mereka.
Salah satu dari orang itu, terlihat sangat-sangat ketakutan. Tak mungkin bukan, dia adalah mata-mata Dumbledore? Hm, semakin menarik yaa.
Lush menghilangkan dirinya dengan sihir teleportasi, bukan apparate. Gadis itu memantau dari atas, dia akan menjaga sosok yang mungkin saja akan celaka saat kejadian ini berlangsung, Harry Potter.
Di tangan nya, terdapat kucing hitam yang terlihat sangat tenang berada di pelukan Lush, dialah Ginger. Peliharaan Lush sekaligus tangan kanan Lush sebagai mata-mata, hewan yang satu ini cukup pintar, dia terasa seperti sosok manusia yang berubah menjadi hewan.
"Kali ini, aku mengandalkan mu Ginger." Lush segera melepaskan hewan itu dari pelukannya, sebelum ia pergi Lush menaruh sebuah sihir pelacak untuk Ginger. Dia tidak mungkin kehilangan kucing kesayangan nya itu. Sekarang, "Pergilah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet Garden
FanficFanfiction || Draco Malfoy Wanita itu adalah wanita yang diberkati oleh Tuhan. Gadis yang mempunyai paras tak manusiawi, kepintaran yang tidak dimiliki semua orang, dan penglihatan masa depan. Semua itu ada didalam dirinya, lantas mengapa dirinya me...